25 Juli 2011

JOHN G. PATON

Sumber : Elia stroies Care
Sambungan Dari Bagian #2


AYAT ITU BERBICARA TENTANG HADIRAT YANG MENJAMIN
Sebagaimana dinyatakan di atas, orang-orang biadab dari Aneityum telah menerima Kekristenan dengan kerelaan dan ketulusan. Bahkan, banyak dari mereka telah pergi ke pulau-pulau lain dan banyak menderita untuk Kristus dan injil bahkan hingga martir, dalam sejumlah contoh. Beberapa dari orang Kristen Aneityum menolong Paton dalam usahanya untuk menginjili orang Tannese.

Suatu hari ia menerima informasi bahwa ia dan guru-guru Aneityumnya dipersiapkan untuk menjadi korban untuk perayaan yang dipersiapkan oleh orang-orang pribumi. Mereka melihat keluar jendela dan melihat sekelompok besar pembunuh-pembunuh bersenjata mendekat. Mengetahui bahwa mereka tidak dapat terjangkau oleh pengharapan manusia, mereka berdoa. Selama banyak jam mereka mendengar orang-orang biadab itu berderap di sekeliling rumah, mengancam untuk masuk atau membakar tempat itu. Ketika mereka berdoa, hati mereka ditenangkan dengan jaminan bahwa Dia yang ada untuk mereka lebih besar dari semua musuh-musuh mereka. Paton berkata: "Keamanan kami bergantung dalam permohonan kami kepada Tuhan yang mulia yang telah menempatkan kami di sana, yang kepada-Nya telah diberikan seluruh kuasa baik di surga maupun di bumi. Inilah kekuatan, inilah kedamaian–mempunyai persekutuan yang manis bersama-Nya. Saya tidak dapat mengharapkan sesuatu yang lebih berharga untuk para pembaca selain hal itu."

Pemberita salib yang gigih itu sedang memikirkan Matius 28:18-20 dan Hadirat yang menjaminkan itu memberikan informasi kepadanya: "Segala kuasa baik di surga dan di bumi diberikan kepada-Ku. Oleh karena itu, pergilah kalian ... dan Aku bersamamu."

Tangan yang menenangkan misionari itu menahan musuh, dan pada akhirnya para pembunuh itu pergi tanpa menyelesaikan tujuan mereka.

Paton menyimpan beberapa kambing sebagai sumber persediaan susu. Suatu hari dia mendengar embikan yang janggal di antara para kambing, seolah-olah mereka sedang dibunuh atau disiksa. Ia bergegas ke kandang kambing. Tiba-tiba sekelompok orang bersenjata muncul dari semak-semak, mengelilingi dia dan menaikkan pentungan mereka. Dia telah masuk ke dalam perangkap mereka! "Kamu telah melarikan diri banyak kali," kata mereka, "tetapi kami sekarang akan membunuhmu!" Kemudian dia menaikkan tangan dan matanya ke arah surga, Paton menyerahkan hidupnya kepada Tuhan yang ia layani. Ketika dia berdoa, Hadirat Ilahi menaunginya, hatinya dipenuhi oleh jaminan yang lembut dan kanibal-kanibal itu pergi satu per satu. "Sesungguhnya Yesus menahan mereka sekali lagi" tegas sang misionari. "Janjinya adalah sebuah realitas; Dia ada bersama dengan pelayan-pelayan-Nya untuk mendukung dan memberkati mereka, bahkan sampai ke ujung dunia!"

Janji yang selalu di bibirnya!

Hadirat yang selalu di hatinya!

Janji yang memegangnya!

Hadirat yang menjaminnya!

Aku besertamu senantiasa!



AYAT ITU BERBICARA TENTANG HADIRAT YANG MELINDUNGI
Pada suatu ketika, saat Paton sedang berkhotbah di salah satu desa, tiga orang penyihir berdiri dan mengumumkan bahwa mereka dapat membunuhnya dengan Nahak (sejenis ilmu sihir), jika saja mereka dapat memperoleh sisa buah atau makanan yang dimakan oleh Paton. Ditantang sedemikian rupa, maka ia meneguhkan hati, dengan bantuan Tuhan, untuk melancarkan pukulan terhadap kuasa kegelapan yang besar yang dimiliki oleh para penyihir tersebut. Setelah menggigit tiga buah plum, ia memberikan satu plum ke masing-masing penyihir. Pada penduduk asli sangat kaget akan tindakannya dan mengantisipasi bahwa dia sebentar lagi akan jatuh tergeletak ketika para penyihir memulai mantra-mantra mereka. Dengan banyak gerakan dan erangan, mereka membungkus ketiga buah plum itu ke dalam daun dan membuat api "suci" dan membakar buah-buah itu. "Cobalah buat dewamu membantumu," Paton memberi semangat. "Saya tidak terbunuh. Bahkan, saya sehat walafiat."

Setelah sekian lama, para penyihir mengatakan bahwa mereka akan memanggil seluruh penyihir yang ada dan mereka akan membunuh Missi (nama sebutan Paton, singkatan dari "misionari") sebelum hari Sabat berikutnya tiba. Paton memberitahu rakyat bahwa ia akan menemui mereka pada tempat yang sama Sabtu pagi berikutnya. Keseruan yang besar melanda pulau itu. Setiap hari, pembawa berita dari berbagai pelosok datang dan menanyakan apakah orang putih itu sakit. Pada Sabtu pagi, ia muncul di hadapan rakyat dalam keadaan sehat, dan berkata, "Kini kalian harus mengakui bahwa dewa kalian tidak memiliki kuasa atas diriku dan saya dilindungi oleh Allah yang benar dan hidup. Ia adalah satu-satunya Allah yang dapat mendengar dan menjawab doa. Ia mengasihi umat manusia, walaupun manusia begitu jahat, dan Ia mengutus AnakNya yang terkasih, Yesus, untuk menyelamatkan semua yang percaya dan mengikuti Dia dari dosa." Mulai dari hari itu, dua penyihir menjadi bersahabat dengan dia, tetapi yang lainnya tetap menjadi musuh bebuyutannya dan menghasut orang-orang pribumi untuk semakin memusuhinya.

Sekitar waktu itu, beberapa kejadian yang berdarah mencuat di pulau Erromanga. Pada tahun 1839, John Williams, dan teman sekerjanya yang muda, Harris, dipukuli hingga mati dan dimakan oleh penduduk Erromanga. Namun setelah beberapa waktu, mereka digantikan oleh misionari lain yang gagah berani. Kini, setelah empat tahun penuh pengabdian, Tuan dan Nyonya Gordon dipukuli dan dibunuh.

Ketika para penduduk Tannessa mendengar kejahatan tersebut, mereka berteriak seorang kepada yang lain: "Kami salut dan kasih pada orang-orang Erromanga! Mereka orang-orang berani. Mereka membunuh Missi mereka dan istrinya, sedangkan kita hanya bisa berbicara saja."

Karena seringnya mereka diserang dan diancam nyawanya, dan juga pembunuhan salah seorang dari mereka, semua guru-guru Injil dari Aneityum, kecuali Abraham, pulang ke pulau mereka sendiri. Abraham ini, yang dulunya seorang biadab yang haus darah, adalah seorang pahlawan salib yang sejati. Menghadapi kematian yang hampir pasti, ia bersikukuh untuk tinggal bersama misionari di tempat tugas dan bahaya. Sementara ratusan kanibal yang marah menyerukan kematian mereka, keduanya berlutut dalam doa. "O Tuhan," Abraham berdoa, "buatlah kami berdua kuat bagi-Mu dan pekerjaan-Mu, dan jika mereka membunuh kami, biarlah kami mati berdua dalam pekerjaan-Mu yang baik, seperti hamba-Mu, Missi Gordon dan istrinya."

Para biadab mengelilingi mereka dalam lingkaran maut dan menyemangati satu sama lain untuk menghantamkan pukulan pertama atau menembakkan tembakan pertama. Akhirnya, sebuah batu perang, yang dilemparkan dengan kekuatan yang besar, menyerempet pipi Abraham. Santo tua yang manis itu mengalihkan pandangannya pada langit dan berkata, "Missi, saya hampir pergi pada Yesus."

"Di saat yang mengerikan itu," tulis Paton, "Saya melihat kata-kata Kristus sendiri, seperti huruf-huruf yang terukir dari api di awan-awan di langit: `Dan apa pun juga yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan dalam Anak.'" (Yoh. 14:13) Ketika ia sedang berdiri berdoa, ia bagaikan melihat Tuhan Yesus mengambang di dekatnya, memperhatikan pemandangan yang terjadi, dan suatu jaminan datang padanya, bagaikan jika ada suara dari surga, bahwa tidak ada satu senapanpun akan ditembakkan, tidak ada satu pentungan akan memukul, tidak satu pun tombak akan meninggalkan tangan yang telah bergetar untuk melemparnya, tidak satu anak panah akan lepas dari panahnya, atau satu batu pun terlontar dari jari-jari, tanpa izin dari Yesus Kristus, yang memerintah atas seluruh alam semesta dan yang menahan bahkan para biadab di Laut Selatan. Bagaimanakah para biadab itu dapat dicegah untuk tidak melaksanakan niat pembunuhan mereka? Hal itu adalah suatu mujizat, yang mengalir keluar dari hadirat Tuhannya yang melindungi. "Jika ada pembaca yang heran bagaimana mereka dicegah," ia berkata, "saya lebih heran lagi, kecuali bahwa saya percaya tangan yang sama yang menahan para singa untuk tidak menjamah Daniel, telah menahan para biadab dari menyakiti saya."

Ketika menutup kisah tentang episode yang satu itu, ia kembali lagi, untuk kesekian ribu kalinya, kepada teks yang menyanyi, dan menangis, dan bersorak bersama dia di sepanjang hidupnya. Ia menulis: "Saya tidak pernah ditinggalkan tanpa mendengar janji itu dalam segala kuasanya yang menghibur dan menyokong melalui segala kegelapan dan kesedihan. "Lihatlah, Aku menyertaimu senantiasa."

Teks yang menyokongnya!

Janji yang menghiburnya!

Hadirat yang melindunginya!

"Lihatlah, Aku menyertaimu senantiasa!"



AYAT ITU BERBICARA TENTANG HADIRAT YANG MELUPUTKAN
Pada beberapa kesempatan kapal-kapal berlabuh ke dermaga yang bernama Resolution dan para misionari dianjurkan untuk pergi menyelamatkan diri. Pada setiap kejadian ini dia menolak, sambil berharap bahwa dia dapat memenangkan penduduk Tannese bagi Kristus. Dan akhirnya, ketika rumah misi dibobol dan setiap barang yang dia miliki tercuri ataupun hancur, dia menyadari bahwa jika dia tinggal lebih lama berarti nasib yang sangat menakutkan – yaitu dibunuh dan dimakan oleh para kanibal atau mati karena kelaparan. Setelah memutuskan untuk meninggalkan Tanna untuk sementara waktu, dia berjalan melintasi pulau tersebut, di tengah-tengah penderitaan yang tak terlukiskan dan bahaya yang tak terhitung, pergi ke stasiun misi yang ditempati oleh Tn. dan Ny. Mathieson.

Melewati perjalanan yang melelahkan, Paton pun tertidur lelap. Sekitar jam 10 anjing kecilnya yang setia, Clutha, hanya anjing ini yang tersisa dari semua miliknya, melompat tanpa suara ke atasnya dan membangunkannya. Memandang keluar, dia melihat bahwa rumah itu telah dikepung oleh para orang biadab, beberapa dengan obor yang menyala, dan tangan yang lain memegang senjata yang berbeda-beda. Dengan cepat mereka membakar gereja yang ada di dekat situ dan kemudian pagar tanaman yang menghubungkan gereja dengan rumah tempat tinggal. Dalam beberapa menit rumah itu juga mulai terbakar sementara orang-orang yang marah menunggu untuk membunuh para misionari ketika mereka berusaha untuk lari. Secara manusiawi, mereka tidak ada harapan. Bertulut, mereka menyerahkan diri mereka sendiri, tubuh maupun jiwa, kepada Tuhan Yesus, memohon Hadirat-Nya dan janji pertolongan-Nya: ". . Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau . . ." (Mazmur 50:15).

Membuka pintu, Paton keluar dengan terburu-buru untuk memotong pagar tanaman itu. Dengan segera dia dikepung oleh para biadab dengan pentungan yang terangkat dengan seruan, "Bunuh dia! Bunuh dia!" "Mereka berseru dalam marah," kata Paton, "namun Allah yang tak terlihat menahan mereka dan meluputkan saya. Saya berdiri tanpa dapat diserang di bawah perisai-Nya yang tak terlihat."

Hadirat Allah yang tak terlihat!

Perlindungan dari perisai yang tak terlihat!

Pelepasan dari Hadirat Ilahi!

Pas pada saat itu, suatu suara yang menderu dan berisik datang dari arah selatan. Sebuah angin tornado yang mengerikan dan hujan deras mendekat! Jika itu datang dari utara, api yang membakar gereja itu dapat dengan cepat menyebar dan membakar rumah misi itu. Namun, angin itu meniup api itu menjauh dari rumah dan kemudian hujan deras pun turun. Dengan hati penuh ketakutan, penduduk asli di sana melarikan diri sambil berseru: "Ini adalah hujan dari Yehova! Sungguhlah Allah mereka berperang untuk mereka dan membantu mereka."

Walaupun demikian, ketakutan mereka tidak berlangsung lama. Pagi hari berikutnya, mereka kembali untuk melanjutkan pekerjaan berdarah yang mereka lancarkan pada malam sebelumnya. Dengan tawa yang liar mereka mendekati rumah itu. Tiba-tiba, di tengah-tengah teriakan dan kegemparan yang makin keras, para misionari mendengar seruan, "Berlayar! Berlayar!" Mereka takut untuk percaya pada telinga mereka, tetapi itu nyata: sebuah kapal berlayar menuju pelabuhan ketika semua harapan terlihat sirna. Para misionari kemudian diselamatkan dan dibawa ke Aneityum.

"Dalam sukacita kami menyatukan puji-pujian kami," kata Paton. "Sungguh, Yesus kami yang berharga memiliki segala kuasa. Saya sudah sering menangis mengingat kasih dan kemurahanNya dalam pertolonganNya waktu itu."

Yesus–sumber semua kekuatan!

Yesus–sumber kasih dan belas kasihan!

Yesus–pencipta setiap keluputan!

Yesus berkata, "Segala kuasa diberikan kepada-Ku" dan berjanji, "Lihatlah, saya akan menyertai Engkau senantiasa." Melalui banyak pengalaman yang penuh dengan keajaiban dalam kehidupan John G. Paton, perkataan Kristus terbukti secara melimpah-limpah.



AYAT ITU BERBICARA TENTANG HADIRAT YANG MENYEDIAKAN
Di Aneityum Paton bermaksud untuk melanjutkan menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Tanna dan kemudian kembali ke Tanna saat jalan mulai terbuka. Namun setelah berbincang-bincang dengan misionari yang lain, dia setuju untuk pergi ke Australia dulu, kemudian ke Skotlandia untuk membangkitkan ketertarikan yang lebih besar pada pekerjaan di Hibrida Baru dan untuk merekrut misionari baru dan khususnya untuk mengumpulkan sejumlah besar dana untuk pembangunan dan pemeliharaan kapal layar yang digunakan untuk membantu para misionari dalam penginjilan di pulau-pulau. Kemudian dia mengumpulkan cukup banyak dana yang digunakan untuk membuat sebuah kapal uap misi.

Kenangan akan pengalaman masa kecil mendorongnya untuk menjalankan misi ini. Waktu itu merupakan tahun yang sulit. Panen kentang gagal dan panen-panen yang lain juga jelek. Keluarga Paton, seperti para petani yang lain, berada dalam kekurangan yang besar. Saat ayah sedang dalam perjalanan bisnis, baik makanan dan uang habis sama sekali. Ibu yang beriman membawa masalah ini kepada Tuhan dalam doa dan menyakinkan anak-anaknya bahwa Dia akan menyediakan kebutuhan-kebutuhan mereka pada pagi hari. Benarlah, satu keranjang makanan tiba entah dari mana keesokan harinya. Anak-anaknya berkumpul dekatnya, ibu berkata, "Anak-anak yang terkasih, kasihi Allah yang ada di surga. Beritahu Dia semua kebutuhanmu dalam iman dan doa, dan Dia pasti akan menyediakannya, maka itu akan digunakan untuk kebaikanmu dan kemuliaan-Nya."

Paton percaya bahwa Allah yang menjaga, melindungi dan meluputkannya dengan sangat hebat selama hari-harinya di Tanna, juga akan menyediakan kebutuhan-kebutuhan materi yang dibutuhkan misi ini, seperti juga Dia telah menyediakan kebutuhan materi keluarganya saat dia masih muda. Dia memiliki keyakinan yang sering diekspresikan oleh Hudson Taylor: "Pekerjaan Allah yang dikerjakan sesuai kehendak-Nya tidak akan pernah kekurangan penyediaan-Nya." Meresponi pesan Paton yang mengharukan, sumbangan berdatangan. Uang itu banyak yang berasal dari puluhan ribu anak-anak remaja yang menjadi pemegang saham kapal yang akan dibuat itu, dengan satu saham seharga enam pence. Dia menghubungkan kesuksesan pengumpulan dana in dengan Hadirat Allah yang menyediakan. "Malaikat Hadirat-Nya mendahului saya," katanya, "dan secara ajaib menggerakkan umat-Nya untuk ambil bagian."

Bersambung ke Bagian #4

Tidak ada komentar:

SURAT PILATUS KEPADA KAISAR TIBERIUS

Ternyata selama masa pemerintahannya sebagai Gubernur Yudea, Pontius Pilatus pernah menulis sebuah surat kepada Kaisar Tiberius di Roma melaporkan mengenai aktivitas dari pelayanan Yesus. Surat ini ditulisnya pada tahun 32 AD. Berikut adalah isi suratnya : Kepada Yang Mulia Kaisar Tiberius ... Seorang anak muda telah muncul di Galilea dan atas nama Elohim yang mengutusnya, Dia telah berkhotbah dalam sebuah hukum yang baru, dengan perilaku yang rendah hati. Pada mulanya saya mengira tujuan-Nya adalah untuk menimbulkan gerakan revolusi rakyat untuk melawan pemerintahan Roma. Dugaan saya keliru, Yesus Orang Nazaret itu ternyata bergaul lebih akrab dengan orang Romawi daripada dengan orang Yahudi. Suatu hari saya memperhatikan, ada seorang anak muda di antara sekelompok orang, sedang bersandar pada sebatang pohon dan berbicara dengan tenang kepada kumpulan orang banyak yang mengelilingi-Nya. Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa itulah Yesus. Terdapat perbedaan yang jelas antara Dia dan orang-orang yang mengelilingi-Nya. Dari rambut dan janggutnya yang pirang, Ia kelihatan seperti "Tuhan" (Lord). Ia berumur sekitar 30 tahun, dan saya belum pernah melihat orang dengan wajah sedemikian simpatik dan menyenangkan seperti Dia. Apa yang membuat Ia kelihatan begitu berbeda dengan orang-orang yang sedang mendengarkan-Nya adalah pada wajah-Nya yang ceria. Karena saya tidak ingin mengganggu-Nya, saya meneruskan perjalanan saya, tetapi saya menyuruh sekretaris saya untuk bergabung dengan mereka dan turut mendengarkan pengajaran-Nya. Kemudian sekretaris saya melaporkan bahwa belum pernah ia membaca karya-karya ahli filsafat manapun yang dapat disejajarkan dengan ajaran Orang itu, dan bahwa Orang itu (Yesus) sama sekali tidak membawa orang ke jalan yang sesat, dan tidak pula menjadi penghasut. Oleh karena itulah kami memutuskan untuk membiarkan-Nya. Ia bebas untuk melakukan kegiatan-Nya berbicara dan mengumpulkan orang. Kebebasan yang tidak terbatas ini menggusarkan orang-orang Yahudi dan menimbulkan kemarahan mereka. Ia tidak menyusahkan orang miskin, tetapi merangsang kemarahan orang-orang kaya dan para tokoh masyarakat. Kemudian saya menulis surat kepada Yesus, meminta Ia untuk diwawancarai dalam suatu pertemuan. Ia datang. Pada saat Orang Nazaret itu tiba, saya sedang melakukan jalan pagi. Dan ketika saya memperhatikan-Nya, saya begitu tertegun. Kedua kaki saya serasa dibelenggu oleh rantai besi yang terikat pada lantai batu pualam. Seluruh tubuh saya gemetar bagaikan seorang yang bersalah berat. Namun Ia tenang saja. Tanpa beranjak, saya begitu terpukau dengan orang yang luarbiasa ini beberapa saat. Tidak ada yang tidak menyenangkan pada penampilan atau perilaku-Nya. Selama kehadiran-Nya saya menaruh hormat dan respek yang mendalam pada diri-Nya. Saya katakan kepada-Nya bahwa pada diri dan kepribadian-Nya terdapat sesuatu yang memancar dan menunjukkan kesederhanaan yang memukau, yang menempatkan Ia di atas para ahli filsafat dan cendekiawan masa kini. Ia meninggalkan kesan yang mendalam pada kami semua karena sikap-Nya yang simpatik, sederhana, rendah hati, dan penuh kasih. Saya telah meluangkan banyak waktu untuk mengamati aktivitas pelayanan menyangkut Yesus dari Nazaret ini. Pendapat saya adalah : Seseorang yang mampu mengubah air menjadi anggur, menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan menenangkan gelombang laut, tidak bersalah sebagai pelaku perbuatan kriminal sebagaimana dituduhkan oleh orang banyak. Kami harus mengakui bahwa sesungguhnya Ia adalah Putra Elohim. Pelayan anda yang setia, Pontius Pilatus. Surat di atas tersimpan di Perpustakaan Kepausan di Vatikan, dan salinannya mungkin dapat diperoleh di Perpustakaan Kongres Amerika. Dari surat di atas, tahulah kita mengapa Pilatus "tidak berani" menjatuhkan vonis hukuman mati atas Yesus (Matius 27:24, Yohanes 18 : 31-40 dan 19 : 4,6 - 16)

PEREMPUAN ITU KU PANGGIL MAMA

Perempuan itu ku panggil Mama Yang setiap malam selalu terjaga saat hati sibuah hatinya sedang gelisah... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu sibuk di subuh hari untuk menyiapkan sarapan dan keperluan sibuah hatinya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengajariku untuk menjadi bijaksana,... Yang selalu mengajariku untuk selalu dekat dengan Sang Khalik... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu turut merasakan kesusahanku,.. Yang selalu barusaha memenuhi kebutuhanku... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengkhawatirkan keadaanku saat ku jauh,.. Yang selalu menanyaiku dengan penuh kasih saat ku murung... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat penyakit itu bersarang ditubuhnya dan kubisikan: mama izinkan aku untuk merawatmu dan menjagaimu... Perempuan itu ku panggil Mama Yang yang terbaring lamah di pembaringan... Perempuan itu ku panggil Mama Yang dengan lemah berusaha duduk di pembaringan dan mengatakan pesan terakhirnya kepadaku: "RIS MARI BERBAGI DENGAN MAMA DALAM HIDUPMU"... Perempuan itu ku panggil Mama Yang di saat-saat terakhir hidupnya masih memintaku untuk bernyanyi memuju Sang Khalik serta bertelut dan berdoa untuknya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang malam itu tarikan napasnya semakin berat.... Perempuan itu ku panggil mama Yang saat itu kubertelut di kakinya sambil memanjatkan doa: TUHAN KUMOHON KEBESARAN KASIHMU DAN MUJIZATMU UNTUK KESEMBUHAN DAN MEMBERI PANJANG UMUR BAGI MAMAKU TERCINTA... Perempuan itu ku panggil Mama Yang disaat-saat terakhir hidupnya ku bersujud di kakinya sambil menangis dan memeohon ampun atas semua dosa dan kesalahan yang pernah kubuat selama hidupku bersamanya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang mengatakan kepadaku: RIS MAMA CAPEK DAN MAMA INGIN ISTIRAHAT... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kubisikan: MAMA, KALAU MAMA CAPEK BERISTIRAHATLAH MAMA......... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat detik - detik terakhir tarikan napasnya, aku masih tetap besujud di kakinya sambil meneteskan air mataku ke kakinya sambil berkata: MAMAKU, TOLONG RASAKAN BETAPA AKU SANGAT MENYAYANGI MAMA LEWAT HANGATNYA AIR MATAKU YANG MENETES DI KAKI MAMA INI... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kasih sayangku kepadanya dikalahkan oleh kasih sayang Sang khalik kepada mamaku, sehingga saat itu juga mamaku menghembuskan napasnya yang terakhir untuk pergi menghadap Sang Khalik, untuk pergi meninggalkan kami selamanya dan untuk mengakhiri segala penderitaan hidupnya di dunia ini... Perempuan itu ku panggil Mama yang disaat tubuhnya terbujur kaku dan dingin, kucium mamaku sambil berbisik: MAMAKU TERSAYANG, KASIH SAYANG MAMA KEPADAKU AKAN TETAP MENJADI BINTANG DI DALAM HATIKU YANG AKAN TETAP BERSINAR DAN SINAR KASIH SAYANG ITU AKAN TETAP KUPANCARKAN KEPADA SEMUA ADIK - ADIKU, SAUDARA - SAUDARAKU, DAN SEMUA ORANG YANG BERADA DI SEKITARKU AGAR MEREKA TAHU BAHWA MAMAKU ADALAH FIGUR YANG TERBAIK DAN YANG TELAH MENDIDIKKU MENJADI MANUSIA YANG BIJAKSANA... Perempuan itu ku panggil Mama yang selalu menyebut namaku di dalam setiap doanya Perempuan itu kupanggil Mama Yang kini menetap disurga bersama Sang Khalik yang mengasihinya... TERIMA KASIH MAMAKU TERCINTA, ATAS SEMUA KEHIDUPAN YANG INDAH, YANG TELAH KAU HADIRKAN SELAMA ENGKAU BERSAMAKU DI DUNIA INI........ LIWAT HEMBUSAN NAPASKU SERTA DOAKU, KU TITIPKAN CIUM YANG PALING MANIS UNTUK MAMA DI SURGA SANA....... (Untuk mengenang mamaku yang meninggal tanggal 5 Mei 2009 di Ambon) Anakmu Richard Sahetapy yang Kau panggil RIS

SENG ADA MAMA LAI

SU SENG ADA MAMA LAI PAR BIKING COLO - COLO SU SENG ADA MAMA LAI PAR TUANG PAPEDA DI SEMPE SU SENG ADA MAMA LAI PAR ATOR MAKAN DI MEJA MAKAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR CUCI BETA PUNG PAKIAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR DENGAR BETA PUNG SUSAH SU SENG ADA MAMA LAI PAR JAGA BETA WAKTU SAKIT MAMAE.... PAR APA LAI BETA PULANG KA RUMAH TUA KALO MAMA SU SENG ADA PAR LIA BETA PAR APALAI BETA DUDU DI MEJA MAKAN KALO MAMA PUNG TAMPA GARAM SU SENG ADA PAR SAPA LAI BETA MAU MANYANYI KALO MAMA SU SENG ADA PAR DENGAR... SIOOO MAMA E.... MAMA SU JAUH DARI BETA DENG BASUDARA MAMA SU TENANG DI TETEMANIS PUNG PANGKO TAPI MAMA PUNG PASANG DENG MAMA PUNG DOA TETAP JADI BINTANG YANG BERSINAR DI BETA PUNG HATI SELAMA HIDOP DI DUNIA. JUST FOR MY LOVE MAMA

Glitter Text
Make your own Glitter Graphics

Yesus Manis