FOR GOD SO LOVED THE WORLD THAT HE GAVE HIS ONLY BEGOTTEN SON, THAT WHOEVER BELIEVES IN HIM SHOULD NOT PERISH BUT HAVE EVERLASTING LIFE
31 Desember 2009
Bersyukur
seorang putera nya. Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari
membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa. Pada suatu
hari, kuda pak tani satu2 nya tersebut menghilang, lari begitu saja dari
kandang menuju hutan.
Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu ..."
Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan
membawa 100 kuda liar dari hutan. Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa
luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa. Orang2 dari
kampung berbondong datang dan segera mengerumuni "koleksi" kuda2 yang
berharga mahal tersebut dengan kagum. Pedagang2 kuda segera menawar kuda2
tersebut dengan harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun
menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk
berkebun membantu kuda tua nya.
Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu ..."
Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha
menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat,
sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya.
Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu ..."
Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kaki
nya. Perlu waktu lama hingga tulang nya yang patah akan baik kembali.
Keesokan hari nya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu. Dan
memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk
bertempur melawan musuh di tempat yang jauh. Seluruh pemuda pun wajib
bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus
berperang karena dia cacat.
Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putra nya bertempur,
dan berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu ..."
Kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering disebut: non-judgement.
Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian
kejadian.
Apa2 yang kita sebut hari ini sebagai "kesialan", barangkali di masa depan
baru ketahuan adalah jalan menuju "keberuntungan" . Maka orang2 seperti Pak
Tani di atas, berhenti untuk "menghakimi" kejadian dengan label2
"beruntung", "sial", dan sebagainya.
Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sungguh tidak tahu
bagaimana hasil akhirnya nanti. Seorang karyawan yang dipecat perusahaan
nya, bisa jadi bukan suatu "kesialan", manakala ternyata status job-less nya
telah memecut dan membuka jalan bagi diri nya untuk menjadi boss besar di
perusahaan lain. Maka berhentilah menghakimi apa yang terjadi hari ini,
kejadian - kejadian PHK , Paket Hengkang , Mutasi tugas , Bencana Alam Gempa
Bumi , Konflik rumah tangga , Putus Cinta dan apapun namanya itu. . . .
karena .. sungguh kita tidak tahu apa yang terjadi kemudian dibalik
peristiwa itu.
" Hadapi badai kehidupan sebesar apapun , Tuhan tahu kemampuan kita.
Kapal hebat diciptakan bukan hanya untuk disandarkan di dermaga saja "
"Live, learn, love and be grateful..."
-Joel Hilton-
MATIUS 7
(1) Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
(2) Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
--------------------
30 Desember 2009
Perbuatan baik yang tak pernah terputus...
namun dari balik kacamatanya pula Pria tersebut tidak melihat ada satupun kendaraan yang sudi menghentikan kendaraannya dan sekedar memberinya tumpangan, dengan sisa wajah yang letih seseorang tersebut melangkahkan kakinya kearah trotoar yang mungkin untuk mengistirahatkan diri, yang entah sudah berapa lama berada di sisi jalan itu, dengan yakin Pria tersebut lalu menepikan kendaraannya untuk menghampiri seseorang tersebut, setelah didekati ternyata orang yang terduduk di trotoar tersebut adalah seorang wanita, dengan wajah penuh keriput serta tongkat yang selalu setia berada disebelahnya seketika berubah ceria dan berusaha tersenyum dengan sisa tenaganya.
Setelah menepikan kendaraannya Pria tersebut bertanya
-PRIA-
"Nek, apa yang sedang Nenek lakukan disini, saat ini ?"
Lalu Nenek itu menjawab dengan lirih bahwa dia tersasar ke daerah ini dan bingung jalan pulang kerumah karena pada saat yang bersamaan tas nya kecurian ketika sedang jalan di suatu daerah.
Lalu dengan sopan Pria tersebut menawarkan diri untuk memberinya tumpangan sampai ketempat tujuan, didalam kendaraan tersebut si Nenek menanyakan nama Pria tersebut, [/right]
-NENEK-
"Nak, kalau boleh Nenek tahu, siapakah namamu ?"
-PRIA-
"Oh saya Dwight Nek"
-NENEK-
"Terima kasih ya Nak, kamu sungguh Baik sekali"
sekali lg ujar sang Nenek dalam ungkapan rasa terimakasihnya saat ini.
-PRIA-
"Oh tak apa Nek, saya sadar saya lahir dari rahim seorang Ibu yang notabene adalah seorang wanita, jadi ketika saya melihat Nenek saat itu yang sedang benar-benar membutuhkan pertolongan, hati saya merasa tergerak dan merasa bahwa saat itu adalah Ibu saya yang sedang berdiri disitu, jadi saya benar-benar ikhlas untuk membantu Nenek"
lalu tanpa sadar Pria tersebut meneteskan air mata, ingat akan Orang Tuanya yang membuatnya selalu rindu untuk selalu berada ditengah-tengah kehangatan mereka.
-NENEK-
"Sekali lagi terima kasih banyak ya Nak..."
lalu Nenek tersebut menyunggingkan senyum haru mendengar jawaban dari Pria tersebut.
Setelah berapa saat akhirnya kendaraan yang mereka naiki telah sampai disebuah daerah dimana Nenek tersebut meminta berhenti dan Berbicara kepada Pria tersebut untuk menurunkannya disini.
-PRIA-
"Dimana Nek rumahnya ?"
-NENEK-
"Tak apa Nak, Nenek turun disini saja"
-PRIA-
"tapi Nek alangkah baiknya, jika saya mengantarkan Nenek hingga kerumah ?"
-NENEK-
"Tak apa Nak, rumah Nenek sudah dekat sekali dari sini, cukup biar Nenek meneruskannya dengan berjalan hingga kedepan rumah Nenek"
dengan sangat terpaksa akhirnya Pria tersebut menepikan kendaraan dan mengabulkan permintaan Nenek tersebut untuk turun disini.
-NENEK-
"Tapi Nak sebelumnya, bagai mana Nenek membalas kebaikan yang engkau lakukan sekarang ?"
-PRIA-
"Oh..Jangan Nek, seperti tadi telah saya katakan, bahwa saya ikhlas untuk membantu Nenek yang benar-benar butuh pertolongan"
-NENEK-
"Tapi Nak...."
-PRIA-
"Baiklah, jika Nenek ingin begitu, permintaan saya cuma satu Nek...", "Apa itu Nak ?", "Saya hanya ingin Nenek melakukan hal yang sama denga saya, Nenek bantulah orang yang benar-benar butuh bantuan ketika Nenek tahu bahwa orang tersebut butuh pertolongan kita..."
lalu Nenek tersebut tersenyum dengan bahagianya mendengar kata-kata Pria tersebut dan mengangguk sebagai tanda setuju.
Suatu hari disebuah tempat makan, Tampak seorang pelayan wanita yang sedang hamil melangkah sambil membawa daftar menu di tangan kanan serta alat tulis untuk mencatat order di tangan kiri terlihat sibuk melayani tamu-tamu yang akan memesan makanan.
-PELAYAN-
"Silahkan, ini menunya..."
setelah menyodorkan menu tersbut pelayan tersebut berdiri disisi pelanggannya, tampak wanita tersebut sibuk mencatat makanan apa yang dipesan oleh tamunya itu, setelah tamu selesai mengorder makanan apa yang akan dipesannya, pelayan tersebut melangkahkan kakinya menuju dapur untuk menyampaikan orderan yang tadi dipesan oleh tamu tersebut. Sepuluh menit kemudian pesanan tamu tersebut telah selesai dan langsung dibawanya menuju meja untuk kemudian disajikan kepada pelanggan tersebut dan tidak lupa untuk selau tersenyum kepada setiap tamu rumah makan itu lalu melangkah untuk kembali mencatat order menu dari tamu-tamu yang lainnya dan terus seperti itu hingga tamu yang pertama tadi dia layani memanggilnya dan menghitung semua makanan yang telah dia pesan.
-PELAYAN-
"silahkan Nek, ini bill-nya...hmmmm...kalau boleh tahu, kenapa Nenek hanya makan sendirian disini ?, kemanakah keluarga Nenek yang lain...?"
tanpa berkata-kata, Nenek tersebut hanya menyunggingkan senyum sambil memasukan beberapa lembar uang kertas untuk membayar bill pesanannya. Lalu pelayan tersebut melangkah menuju kasir untuk menyetorkan bill pembayaran dari tamu tersebut, setelah selesai pelayan tersebut kembali menuju meja dimana tamu tersebut duduk untuk menyerahkan kembalian dari pembayaran bill makanan tadi, namun alangkah terkejutnya ketika didapati tamu tersebut telah tidak ada di tempat dan hanya menemukan secarik kertas dan sebuah amplop putih dibawahnya, masih dalam keterkejutannya pelayan tersebut membaca isi yang tertera disecarik kertas tersebut,
- Nak, sebelumnya Nenek minta maaf karena telah meninggalkan meja ini tanpa sepengetahuanmu, maaf jika isi secarik kertas ini juga telah membuatmu terkejut, sebelumnya Nenek berada dalam posisi yang mungkin akan sangat panjang jika diceritakan serta di tulis disini, namun Nenek ingat pesan seoran Pria yang telah menolong Nenek pada waktu, yang tidak mungkin juga Nenek menceritakannya disini, namun disini Nenek hanya ingin membantumu, karena hati kecil Nenek berkata bahwa kamu sedang ada pikiran, maka dari itu Nenek meninggalkan amplop putih yang berada di bawah secarik kertas ini untuk membantumu, semoga apa yang Nenek berikan ini dapat berguna bagi persalinan anak kamu kelak-
Tangan pelayan itu gemetar setelah membaca surat tersbut lalu dengan sangat hati-hati tangannya mengangkat amplop putih yang tadi berada dibawah secarik kertas tersebut, lalu di buka nya perlahan dan alangkah terkejutnya lagi pelayan tersebut setelah melihat isi dari amplop putih tersebut adalah selembar cek lengkap dengan nominal yang cukup besar untuk sebuah pemberian cuma-cuma, namun ini adalah sebuah anugrah yang datang kepadanya melalui seorang Nenek dari Tuhan YME hingga tanpa sadar air matanya jatuh mambasahi secarik kertas yang masih dipegangnya.
Malamnya, pelayan tersebut memeluk erat-erat suami yang sedang tidur disebelah dirinya itu lalu memberikan sebuah kecupan hangat dikening sambil membisikan kata-kata ditelinga
-ISTRI-
"Sayang, qmuh nggak usah terlalu khawatir akan persalinan anak kita kelak, Tuhan memberikan Rezeki yang tidak terduga buat kita dan anak kita"
dan tanpa sadar air mata jatuh kembali hingga ke wajah suaminya itu lalu kembali memeluknya erat-erat, sambil membisikan kata-kata.....
"I LOVE YOU DWIGHT"...
-Beberapa yang mungkin kita bisa petik, bahwa kita sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan di dunia ini agar selalu saling bantu dan berbuat baik yang tidak pernah terputus terhadap sesama....
Masing-masing manusia memiliki masalahnya sendiri, cuma bagaimana kita sebagai manusia sabar dalam menghadapi segala cobaan dan tetap berdampingan dalam menempuh hidup, alangkah bahagianya ketika kita keluar dari masalahnya dan tetap dalam kebersamaan
Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. (2 Timotius 3:17)
hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 19:19)
29 Desember 2009
MALAIKAT DI POMPA BENSIN
Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka IA akan memelihara engkau. Tidak akan selama-lamanya dibiarkanNya orang benar itu goyah.(Mazmur 55:23)
TUHAN mempunyai banyak cara untuk menjaga dan memakai kita. Kisah ini, ditulis oleh seorang dokter dari rumah sakit Metro Denver :
Saya dalam perjalanan pulang ke rumah dari sebuah pertemuan sore ini sekitar pukul lima, terjebak dalam kemacetan di jalan di Colorado Boulerad, dan tiba-tiba mobil saya mulai tersendat-sendat dan akhirnya mati. Dengan susah payah saya bisa mendekati sebuah pompa bensin, lega karena saya tidak menghalangi jalan dan mencari tempat hangat untuk menunggu mobil derek. Tapi tidak ada yang mau berhenti. Sebelum saya mulai menelpon, saya melihat seorang wanita berjalan keluar dari sebuah minimart, dan ia terpeleset di jalan es dan jatuh di dekat pompa bensin, saya bergegas ke ibu ini untuk melihat apakah ia baik-baik saja.
Ketika saya tiba di sana, terlihat bahwa ia sedang tersedu-sedu lebih karena sedih bukannya karena jatuh; ia adalah seorang gadis muda yang kelihatan begitu awut-awutan dengan lingkaran hitam disekitar matanya. Ia menjatuhkan sesuatu ketika saya membantu ia bangun, dan saya ambil untuk diberikan ke dia. Ternyata uang logam satu nikel. Saat itu, saya jadi menyimpulkan: wanita menangis, mobil Suburban tua yang dipenuhi dengan barang-barang dan ada 3 anak di belakang (1 di tempat duduk depan), dan meteran pompa menunjukkan $4.95.
Saya bertanya apakah semuanya baik-baik saja dan apakah ia membutuhkan bantuan, dan ia lalu berkata, "Saya tidak ingin anak saya melihat saya menangis!", jadi kita berdiri menjauh dari mobilnya ke balik pompa. Ia bercerita bahwa ia lagi menuju ke California dan situasinya sangat sulit buat dia saat ini.
Saya bertanya, "Apakah Anda berdoa?" Ia mundur sedikit, tapi saya yakinkan bahwa saya bukan orang gila dan berkata, "IA mendengar Anda, dan IA mengirim saya."
Saya mengambil kartu kredit saya dan menggesek di card reader dari pompa tersebut sehingga mobil wanita itu bisa terisi penuh, sementara bensinnya diisi, saya berjalan ke McDonald di sebelah dan membeli dua kantung besar makanan, beberapa voucher untuk dipakai nanti, dan segelas besar kopi. Ia memberikan makanan itu kepada anaknya, yang langsung menyambar seperti serigala kelaparan, dan kita berdiri disebelah pompa sambil memakan kentang dan berbicara sedikit.
Ia memberitahu namanya, menceritakan bahwa ia tinggal di kota Kansas. Teman laki-lakinya meninggalkannya dua bulan yang lalu sehingga ia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia juga tahu bahwa ia tidak akan bisa membayar sewa rumah bulan January nanti. Dan dalam keadan putus asa ia menelpon orang tuanya yang tidak pernah dihubunginya selama 5 tahun. Mereka tinggal di California dan akhirnya setuju untuk dia tinggal dengan mereka sampai ia bisa mencari uang di sana.
Jadi ia mengemas semua barangnya kedalam mobil milik satu-satunya. Ia memberitahu anak-anaknya bahwa mereka akan ke California untuk merayakan Natal, tetapi tidak memberitahu bahwa mereka akan tinggal di sana. Saya berikan sarung tangan saya, memberikan pelukan kecil dan membacakan sebuah doa cepat bersama dia agar ia selamat dalam perjalanannya.
Ketika saya berjalan menuju mobil saya, ia bertanya, "Apakah Anda malaikat atau apa?"
Ini yang membuat saya terharu. Saya berkata, "Ibu, saat ini malaikat sangat sibuk, sehingga kadang-kadang TUHAN memakai orang biasa."
Adalah sangat mengharukan untuk menjadi bagian dari keajaiban seseorang. Dan ternyata, Anda sudah bisa menebak, ketika saya menuju kemobil, mobilnya bisa langsung distarter dan pulang ke rumah tanpa masalah. Saya akan ke bengkel besok untuk memeriksakan, tapi saya kira teknisi tidak akan mendapatkan sesuatu yang salah.
Kadang-kadang malaikat terbang sangat dekat dengan anda sehingga anda bisa mendengar getaran sayapnya...
Berdoalah: "Bapa, saya memohon Bapa untuk memberkati anakku, cucuku, teman-temanku, keluargaku dan orang yang membaca email ini sekarang. Tunjukkan kepada mereka pernyataan cinta dan kasihMU. Roh Kudus, Saya memohon kamu untuk membimbing jiwa mereka saat ini. Di mana ada luka, sembuhkan dan berikanlah mereka pengampunan dan kedamaianMU. Di mana ada kebingungan, lepaskanlah keyakinan yang baru melalui berkatMU, dalam nama Jesus. Amin."
Artikel Lain:
- Nyawa Cadangan
- Pengampunan Itu Menyembuhkan
- Kuasa Allah Tidak Dibatasi Oleh Jarak
Ingin berlangganan gratis “Elia’s Stories” kirimkan email kosong ke elia-stories-subscribe@yahoogroups.com atau click Sign Up, selanjutnya, ‘reply’ balasan dari yahoogroups sebagai konfirmasi
Renungan: Sebuah Rahasia Di Balik Mukjizat
Saya setuju bahwa umat Allah, harus memandang mujizat secara objectif, tidak menjadikan mujizat seperti sebuah hal yang luar biasa seakan semua mujizat ada Allah didalamnya. Iblis juga dapat melakukannya, bahkan tidak perlu pendeta paranormalpun lebih spektakuler menampilkan entertainment seperti itu.
Fenomena manusia mencari mujizat adalah merupakan bagian dari jiwa yang haus akan Tuhan. Mereka mencari segala yang gaib, entah itu mujizat, nubuat, pelepasan gaib atau doa-doa berkat atau apapun juga yang mistik. Ironisnya hal itu dijawab oleh gereja seperti menu restoran. Mereka yang mencari mujizat tidak hanya akan datang ke gereja tetapi juga ke tempat lain yang dimana fenomena mistik "baik" itu juga ada. Tetapi mereka yang mencari Yesus, walau mati sakitpun mereka penuh sukacita dan damai sejahtera.
Keselamatan tidak ditandai dengan mujizat kesembuhan ataupun manifestasi mistik lainnya. Keselamatan diterima dengan iman dan selanjutnya iman tersebutlah yang membawa dari satu kebenaran kepada kebenaran yang lainnya yang menghiasi hidup kita dengan berbagai perbuatan yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan. Tanda keselamatan itu adalah buah-buah bukan mujizat.
Mujizat juga terjadi tidak harus dengan perantara pendeta atau siapapun juga, sebab setiap umat Allah memiliki hak untuk menerima pertolonganNya entah dengan cara alami atau spektakuler bahkan dengan mujizat sekalipun. Istri saya sembuh dengan mujizat dari batu empedu yang hendak diangkat tanpa tumpang tangan pendeta manapun, hal itu membuat dokter specialis di Taiwan yang menanganinya heran tetapi tidak terkejut sebab ia sering menjumpai hal seperti itu terjadi pada umat Kristen. Saya pribadi juga batal operasi walau telah menerima surat dokter juga tanpa tumpang tangan pendeta manapun juga, bahkan hal-hal sepele seperti radang tenggorokan seketika itu juga detik itu juga sembuh setelah berdoa, sama sekali tanpa perantara siapapun. Sebab memang Yesus mengatakan kesembuhan itu adalah hak anak dan saya dan anda berhak mendapatkannya tidak harus "menyewa" manusia bergelar apapun juga.
Saya tidak menyalahkan mereka yang didoakan atau mendoakan orang sakit, sebab hal ini juga merupakan bagian dari pelayanan Tubuh Kristus dan banyak mereka yang sembuh setelah didoakan dengan iman. Bahkan di Sekolah Minggu tempat dimana saya dahulu melayani seorang Ibu bersaksi tentang kesembuhannya setelah didoakan anaknya yang masih kecil. Semua terjadi secara alami dan sehari-hari kita jumpai disekitar kita diantara anak-anak Allah.
Sekarang saya mengharapkan semua umat Allah menaruh imannya kepada Allah Bapa yang memberikan kesembuhan dan mujizat kepada siapa juga anakNya yang meminta kepadaNya sesuai keperluannya. Tetapi tanda keselamatan itu adalah buah-buah yang kita hasilkan dari dorongan Roh Kudus yang dimeteraikan dalam hidup kita.
Salam,
Leo
Selamat Menyongsong Tahun Baru 2010
Sejak langkah awal perjalanan hidup di tahun ini 2009 mungkin diantara Kita mengalami kegagalan demi kegagalan di dalam hidup ini dan mungkin sebaliknya….
Dengan berat beban salibku yang kita pikul… berat dipundak kita membuat kita tersungkur jatuh dan aku jatuh lagi…dan kita menjadi letih. Hanya satu Jalan yang pasti Hidup Bersama Jesus.
Tuhan Yesus tidak akan pernah mengecewakan kita, DIA akan selalu memberikan yang terbaik dalam hidup kita. Masalah pasti ada dalam hidup kita, itu menandakan kita hidup,dan hiduplah hanya untuk Tuhan Yesus yang telah memilih kita. Tuhan akan selalu menyertai kita sekalipun kita dalam masalah. DIA tidak akan pernah tinggalkan kita.
"Serahkanlah segala kekuatiranmu, masa depanmu dan semua perencanaamu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." . Jangan jadikan Tuhan sebatas lampu emergency, yang hanya menyala ketika dibutuhkan, namun jadikanlah Tuhan sebagai
partner dalam menempuh perjalanan hidup. Libatkan Tuhan dalam segala
aspek kehidupan Kita. Tinggalkanlah Semua Kenangan Buruk Tahun Ini. Siapkan Diri Tuk Sambut Tahun baru.. Bikin Hidup Lebih Hidup dan Lebih Berarti untuk sesama kita, keluaraga, dan terutama Tuhan.
Dalam kesempatan ini pula saya ingin mengajak Kita semua untuk datang kepada-Nya. Apabila Kita menyadari bahwa selama ini Kita hidup menyimpang dari kehendak Tuhan, datanglah kepada-Nya dan katakan,”Tuhan, tolong aku untuk kembali hidup dalam kebenaran-Mu. Bimbing aku untuk berjalan dalam kehendak-Mu.” Apabila Kita sedang berada dalam kesulitan dan Kita merasa tidak berdaya untuk mengatasi beban dan masalah Kita, mungkin itu masalah pekerjaan, studi, usaha, atau rumah tangga Kita, apapun masalah Kita, ingatlah Tuhan mengasihi Kita. Berserulah kepada-Nya, mohonlah pertolongan-Nya. Ia sanggup menolong Kita, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Ia sanggup melakukan segala sesuatu. Ia mampu menciptakan alam semesta dari tidak ada menjadi ada. Oleh karena itu, dimanapun saat ini kita berada dan bagaimanapun keberadaan diri Kita, sekarang juga saya mengundang Kita untuk membuka hati dan menyerahkan hidup Kita, baik masa lampau maupun masa depan Kita ke dalam tangan-Nya. ...
Tinggalkanlah Semua Kenangan Buruk Tahun Ini. Siapkan Diri Tuk Sambut Tahun baru.. Bikin Hidup Lebih Hidup dan Lebih Berarti untuk sesama kita, keluaraga, dan terutama Tuhan. Kita lahir di dunia bukan hanya untuk diri kita dan keluarga kita saja. Tetapi kita terlahir untuk membuat dunia ini lebih indah lebih mudah dan lebih bermakna. .
Beberapa hari yang tersisa ditahun 2009 ini, ada baiknya agar kita mulai instropeksi diri. Mengingat-ingat hal baik dan buruk yang telah dilakukan di tahun 2009 dan membuat perencanaan baru untuk tahun 2010.Semoga tahun yang akan datang akan jauh lebih baik dan bermakna.
Selamat Menyongsong Tahun Baru 2010..
Tuhan Memberkati Kita Semua.
--------------------
Boneka untuk adikku
membeli hadiah2 yang semula tidak direncanakan untuk dibeli. Ketika
melihat orang banyak, aku mulai mengeluh: "Ini akan makan waktu
selamanya, sedang masih banyak tempat yang harus kutuju" "Natal benar2
semakin menjengkelkan dari tahun ke tahun. Kuharap aku bisa berbaring,
tidur, dan hanya terjaga setelahnya" Walau demikian, aku tetap berjalan
menuju bagian mainan, dan di sana aku mulai mengutuki harga-harga,
berpikir apakah sesudahnya semua anak akan sungguh-sungguh bermain
dengan mainan yang mahal.
Saat sedang mencari-cari, aku melihat seorang anak laki2 berusia
sekitar 5 tahun, memeluk sebuah boneka. Ia terus membelai rambut boneka
itu dan terlihat sangat sedih. Aku bertanya-tanya untuk siapa boneka
itu. Anak itu mendekati seorang perempuan tua di
dekatnya: 'Nenek, apakah engkau yakin aku tidak punya cukup uang?'
Perempuan tua itu menjawab: 'Kau tahu bahwa kau tidak punya cukup uang
untuk membeli boneka ini, sayang.' Kemudian Perempuan itu meminta anak
itu menunggu di sana sekitar 5 menit sementara ia berkeliling ke tempat
lain. Perempuan itu pergi dengan cepat. Anak laki2 itu masih
menggenggam boneka itu di tangannya.
Akhirnya, aku mendekati anak itu dan bertanya kepada siapa dia ingin
memberikan boneka itu.'Ini adalah boneka yang paling disayangi adik
perempuanku dan dia sangat menginginkannya pada Natal ini. Ia yakin
Santa Claus akan membawa boneka ini untuknya' Aku menjawab mungkin
Santa Claus akan membawa boneka untuk adiknya, dan supaya ia jangan
khawatir. Tapi anak laki2 itu menjawab dengan sedih 'Tidak, Santa Claus
tidak dapat membawa boneka ini ke tempat dimana adikku berada saat ini.
Aku harus memberikan boneka ini kepada mama sehingga mama dapat
memberikan kepadanya ketika mama sampai di sana.' Mata anak laki2 itu
begitu sedih ketika mengatakan ini 'Adikku sudah pergi kepada Tuhan.
Papa berkata bahwa mama juga segera pergi menghadap Tuhan, maka kukira
mama dapat membawa boneka ini untuk diberikan kepada adikku.' Jantungku
seakan terhenti.
Anak laki2 itu memandangku dan berkata: 'Aku minta papa untuk
memberitahu mama agar tidak pergi dulu. Aku meminta papa untuk menunggu
hingga aku pulang dari supermarket.' Kemudian ia menunjukkan fotonya
yang sedang tertawa. Kamudian ia berkata: 'Aku juga ingin mama membawa
foto ini supaya tidak lupa padaku. Aku cinta mama dan kuharap ia tidak
meninggalkan aku tapi papa berkata mama harus pergi bersama adikku.'
Kemudian ia memandang dengan sedih ke boneka itu dengan diam.
Aku meraih dompetku dengan cepat dan mengambil beberapa catatan dan
berkata kepada anak itu. 'Bagaimana jika kita periksa lagi, kalau2
uangmu cukup?' 'Ok' katanya. 'Kuharap punyaku cukup.' Kutambahkan
uangku pada uangnya tanpa setahunya dan kami mulai menghitung. Ternyata
cukup untuk boneka itu, dan malah sisa. Anak itu berseru: 'Terima Kasih
Tuhan karena memberiku cukup uang' Kemudian ia memandangku dan
menambahkan: 'Kemarin sebelum tidur aku memohon kepada Tuhan untuk
memastikan bahwa aku memiliki cukup uang untuk membeli boneka ini
sehingga mama bisa memberikannya kepada adikku. DIA mendengarkan aku.
Aku juga ingin uangku cukup untuk membeli mawar putih buat mama, tapi
aku tidak berani memohon terlalu banyak kepada Tuhan. Tapi DIA
memberiku cukup untuk membeli boneka dan mawar putih.' 'Kau tahu,
mamaku suka mawar putih'
Beberapa menit kemudian, neneknya kembali dan aku berlalu dengan
keretaku. Kuselesaikan belanjaku dengan suasana hati yang sepenuhnya
berbeda dari saat memulainya. Aku tidak dapat menghapus anak itu dari
pikiranku. Kemudian aku ingat artikel di koran lokal 2 hari yang lalu,
yang menyatakan seorang pria mengendarai truk dalam kondisi mabuk dan
menghantam sebuah mobil yang berisi seorang wanita muda dan seorang
gadis kecil. Gadis kecil itu meninggal seketika, dan ibunya dalam
kondisi kritis. Keluarganya harus memutuskan apakah harus mencabut alat
penunjang kehidupan, karena wanita itu tidak akan mampu keluar dari
kondisi koma. Apakah mereka keluarga dari anak laki2 ini?
2 hari setelah pertemuan dengan anak kecil itu, kubaca di koran
bahwa wanita muda itu meninggal dunia. Aku tak dapat menghentikan
diriku dan pergi membeli seikat mawar putih dan kemudian pergi ke rumah
duka tempat jenasah dari wanita muda itu diperlihatkan kepada orang2
untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum penguburan. Wanita itu
di sana, dalam peti matinya, menggenggam setangkai mawar putih yang
cantik dengan foto anak laki2 dan boneka itu ditempatkan di atas
dadanya. Kutinggalkan tempat itu dengan menangis, merasa hidupku telah
berubah selamanya. Cinta yang dimiliki anak laki2 itu kepada ibu dan
adiknya, sampai saat ini masih sulit untuk dibayangkan. Dalam sekejap
mata, seorang pria mabuk mengambil semuanya dari anak itu.
FRIENDS ARE LIKE ANGELS,
WHO HELP US FLY WHEN OUR WINGS HAVE FORGOTTEN HOW TO FLY
--------------------
28 Desember 2009
Poinsettia: Legenda Bunga Natal
“Aku yakin, Pepita, bahkan hadiah yang paling sederhana sekali pun, jika diberikan dengan cinta, akan berharga di mata-Nya,” hibur Pedro.
Karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya, Pepita berlutut di tepi jalan dan mengumpulkan segenggam penuh rumput liar. Ditatanya rumput-rumput liar itu menjadi sebuah karangan rumput yang kecil. Ketika dipandanginya karangan rumput liar yang kasar itu hati Pepita bertambah sedih, juga malu akan hadiahnya yang tidak berarti itu. Pepita berusaha keras untuk menahan air matanya yang hampir menetes, sementara ia memasuki kapel desa yang kecil.
Sedang Pepita melangkah menuju altar, di telinganya terngiang-ngiang kata-kata Pedro yang lembut: “Bahkan hadiah yang paling sederhana sekali pun, jika diberikan dengan cinta, akan berharga di mata-Nya.” Pepita merasakan cintanya yang berkobar-kobar kepada Bayi Yesus sementara ia berlutut untuk mempersembahkan karangan rumputnya di gua Natal. Tiba-tiba, dari karangan rumput Pepita bermekaranlah bunga-bunga indah berwarna merah menyala. Semua yang melihatnya yakin bahwa mereka telah menyaksikan suatu mukjizat Natal yang terjadi di depan mata mereka.
Sejak saat itu, bunga-bunga indah warna merah menyala itu disebut Flores de Noche Buena, atau Bunga-bunga Malam Kudus, karena mereka hanya mekar sekali setahun yaitu pada masa Natal.
Flores de Noche Buena pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Amerika pada tahun 1825 oleh Joel Roberts Poinsett, seorang duta besar Amerika di Meksiko. Oleh karena itu Flores de Noche Buena disebut juga bunga Poinsettia.
ROMA 12:1
"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."
-----------------------------------------------------------------------------------------
English Version
a story of Pepita, a poor Mexican girl, who did not have any prizes to offer to the Baby Jesus on Christmas Eve Mass. While Pepita and Pedro, his cousin, walked slowly toward the chapel, Pepita heart felt very sad.
"I am sure, Pepita, even the simplest of gifts even if given with love, will be valuable in his eyes," Pedro said soothingly.
Not knowing what else to do, Pepita knelt by the roadside and gathered a handful of weeds. Arranged weeds into a small bouquet of grass. When looked essay rough weeds that grow Pepita heart sad, too shy to present that does not mean it. Pepita trying hard to hold back the tears that almost dripping, as he entered the small village chapel.
Pepita was walked down the aisle, in her ears ringing Pedro words soft: "Even the simplest of gifts even if given with love, will be valuable in his eyes." Pepita feel the love burning to the Baby Jesus as he knelt to offer the grass in the cave essays Christmas. Suddenly, the bouquet of blooming grass Pepita beautiful flowers bright red. All who saw it believed that they had witnessed a Christmas miracle that happened in front of their eyes.
Since then, beautiful flowers bright red color was called Flores de Noche Buena, or the flowers Holy Night, because they only bloom once a year ie during Christmas.
Flores de Noche Buena was first introduced to the American public in 1825 by Joel Roberts Poinsett, an American ambassador in Mexico. Therefore, the Flores de Noche Buena is also called poinsettia flowers.
--------------------
Kasih Allah....
Yesus datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-NYA, jangan tinggal di dalam kegelapan.
Andalkanlah DIA dalam segala Aspek kehidupan kita.
Selamat Natal ..Biarlah Damai Sukacita Natal, tercurah penuh dalam kehidupan kita semua. dan Selamat menyongsong Tahun Baru 2010
JESUS LOVE U ALL & FAM
--------------------
DUA BAYI DALAM PALUNGAN
Panti Asuhan yang mereka kunjungi cukup besar dengan sekitar seratus anak laki-laki dan perempuan yatim piatu penghuninya. Mereka adalah anak-anak yang dibuang, ditinggalkan dan sekarang dirawat dalam program pemerintah.
Inilah kisah para misionaris tersebut:
"Waktu itu menjelang Natal 1994, saatnya anak-anak yatim piatu kita - untuk pertama kalinya - mendengarkan kisah Natal. Kami bercerita tentang Maria dan Yusuf, bagaimana setibanya di Bethlehem, mereka tidak mendapatkan penginapan hingga mereka akhirnya menginap di sebuah kandang hewan. Di kandang hewan itulah akhirnya Bayi Yesus lahir dan dibaringkan bunda-Nya dalam sebuah palungan.
Sepanjang kisah itu, anak-anak maupun pengurus panti asuhan begitu tegang; mereka terpukau dan takjub mendengarkan Kisah Natal. Beberapa anak bahkan duduk di tepi depan kursi seakan agar bisa lebih menangkap setiap kata. Selesai bercerita, setiap anak kami beri tiga potong kertas karton untuk membuat palungan. Mereka juga mendapat sehelai kertas persegi, sobekan dari kertas napkin kuning yang kami bawa. Anak-anak amat senang menerimanya karena di kota itu belum ada kertas berwarna.
Sesuai petunjuk, anak-anak mulai menggunting kertasnya dengan hati-hati lalu kemudian menyusun guntingan-guntingan kertas kuning sebagai jerami dipalungan. Potongan-potongan kecil kain flannel, yang digunting dari gaun malam seorang ibu Amerika yang telah meninggalkan Rusia, dipakai sebagai selimut bayi. Bayi kecil mirip boneka pun digunting dari lembaran felt yang kami bawa dari Amerika.
Semua anak sibuk menyusun palungannya masing-masing. Saya berjalan di antara mereka untuk melihat kalau-kalau ada yang membutuhkan bantuan. Semuanya tampak lancar dan baik-baik saja, hingga saya tiba di meja si kecil Misha. Misha adalah seorang anak laki-laki berusia sekitar enam tahun. Ia telah selesai mengerjakan proyeknya.
Ketika saya mengamati palungan bocah kecil ini, saya merasa terkejut bercampur heran. Ada dua bayi dalam palungan Misha. Cepat-cepat saya memanggil seorang penerjemah untuk menanyakan hal ini kepada Misha. Dengan melipat kedua tangannya di meja, dan sambil memandangi karyanya itu, Misha mulai mengulang Kisah Natal dengan amat serius.
Bagi anak sekecil dia, yang baru sekali saja mendengarkan Kisah Natal, ia menceritakan semua rangkaian kejadian dengan amat cermat dan teliti, hingga ia tiba pada bagian di mana Maria membaringkan Bayinya dalam palungan. Mulailah Misha bergaya. Ia membuat sendiri penutup akhir Kisah Natalnya. Katanya:
'Dan ketika Maria membaringkan Bayinya dipalungan, Bayi Yesus melihat aku. Ia bertanya apakah aku punya tempat tinggal. Aku katakan kepada-Nya bahwa aku tidak punya mama dan juga tidak punya papa, jadi aku tidak punya tempat tinggal. Kemudian Bayi Yesus mengatakan bahwa aku boleh tinggal bersama Dia. Tetapi aku katakan bahwa aku tidak bisa. Bukankah aku tidak punya apa-apa yang bisa kuberikan sebagai hadiah kepada-Nya seperti yang dihadiahkan orang-orang dalam kisah itu?
Tetapi aku begitu ingin tinggal bersama-Nya, jadi aku berpikir-pikir, "Apa ya, yang aku punya yang bisa dijadikan hadiah untuk-Nya." Aku pikir, barangkali kalau aku membantu membuat-Nya merasa hangat, itu bisa jadi hadiah yang bagus.
Jadi aku bertanya kepada Yesus, "Kalau aku menghangatkan-Mu, apakah itu bisa dianggap sebagai hadiah?" Dan Yesus menjawab, "Kalau kamu menjaga dan menghangatkan Aku, itu akan menjadi hadiah terindah yang pernah diberikan siapapun pada-Ku."
Demikianlah, aku menyusup masuk dalam palungan itu. Yesus memandangku dan berkata bahwa aku boleh kok tinggal bersama-Nya untuk selamanya.'
Misha dan Yesus
Saat si kecil Misha selesai bercerita, kedua matanya telah penuh air mata yang kemudian meleleh membasahi pipinya yang mungil. Wajahnya ia tutupi dengan kedua tangannya, kepalanya ia jatuhkan ke atas meja. Seluruh tubuh dan pundaknya berguncang hebat saat ia menangis dan menangis.
Yatim piatu yang kecil ini telah menemukan seseorang yang tak akan pernah melupakan serta meninggalkannya, yaitu seseorang yang akan tinggal bersamanya dan menemaninya - untuk selamanya."
YOHANES 15:5
"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa."
-----------------------------------------------------------------------------------------
English Version
In 1994, two American missionaries received an invitation from the Russian Ministry of Education to teach moral and ethics based on biblical principles. They teach in prisons, offices, police department, fire department and in an orphanage.
Orphanage they visit large at about a hundred boys and girls orphaned inhabitants. They are children who discarded, abandoned and is now being treated in government programs.
This is the story of the missionaries are:
"It was just before Christmas 1994, the time the children of our orphans - for the first time - listened to the Christmas story. We talked about Mary and Joseph, how the arrival in Bethlehem, they did not get the inn until they finally stayed in a barn animal. In the stable animals that eventually the Baby Jesus was born and his mother lay in a manger.
Throughout the story, the children and orphanage administrators so tense, they dazzled and amazed listening to the Christmas story. Some children even sat on the edge of the chair as if to get a better catch every word. Finished, each child we give three pieces of construction paper to make a manger. They also got a square piece of paper, Napkin paper torn from a yellow that we had brought. Children are very happy to accept it because the city's no-colored paper.
According to the instructions, the children began to cut the paper carefully and then make paper cuttings of yellow as straw in a manger. Small pieces of flannel cloth, cut out of an evening gown that American mothers have left Russia, used as a baby blanket. Small baby doll-like even, cut from sheets of felt that we had brought from America.
All the kids busy up each manger. I walked among them to see if anyone needed help. Everything looks smooth and fine, until I arrived at the little table Misha. Misha was a boy aged about six years. He has finished work on the project.
When I watched this little boy a manger, I was surprised mingled surprise. There were two babies in the manger Misha. I quickly called a translator to ask this to Misha. With his hands folded on the table, and looking at his work, Misha began to repeat the story of Christmas with very serious.
For a small child he was, who had once listened to the Christmas story, he told all the events very closely and carefully, until he arrived at the part where Mary put baby in the manger. Start Misha style. He makes his own cover story last Christmas. He said:
'And when Maria laid the baby dipalungan, Baby Jesus saw me. He asked if I had a place to live. I told him that I did not have mommy and daddy did not have, so I do not have a place to live. Then Baby Jesus said that I could stay with him. But I say that I could not. Did not I do not have anything to give as a gift to Him as those presented in the story?
But I so want to stay with him, so I was thinking, "What was it, that I could have made a gift to Him." I thought, maybe if I help make him feel warm, it could be a good gift.
So I asked him, "If I warm you, whether it can be considered as a gift?" And Jesus replied, "If you keep and warmed me, it would be the greatest gift ever given to anyone on Me."
Thus, I sneak into the crib. Jesus looked at me and said that I could kok stay with him forever. "
Misha and Jesus
As little Misha finished, her eyes had filled with tears which then melted down her cheeks a little. He covered his face with both hands, he dropped his head onto the table. Whole body and powerful shoulders shaking as he cried and cried.
Little orphan had found someone who will never forget and leave it, someone who will stay with him and accompany him - forever. "
JOHN 15:5
"I am the vine, ye are the branches. Whoever remains in me and I in him, he bear much fruit, for without me ye can do nothing."
--------------------
Aku Tidak Ingat lagi
"Apakah saat itu kamu berbicara kepada Yesus?"
"Ya. . Bapak Uskup ,"Jawab Suster.
"Apakah hanya sekali itu?"Lanjut Uskup
"Sebetulnya,Yesus berjanji mau menampakkan diri Lagi,"Jawab Suster dengan penuh semangat.
"Oh ya. . ?"Kata Uskup.Uskup merenung sebentar,sambil tersenyum ia berkata kepada suster itu.
"Gini aja. . ,Jika kamu bertemu Yesus lagi,Tolong ajukan pertanyaan begini. . .mana yang lebih besar dosa dari uskup sebelum ia menjadi seorang uskup ?"Uskup mengetahui bahwa hanya Tuhan dan Bapak pengakuannyalah yang tahu dosanya yang terbesar.
Kira-kira tiga minggu kemudian ,suster tersebut datang lagi menemui uskup.
Uskup menerima dia di ruang kerjanya dan dengan bersemangat bertanya,"apakah kamu mendapatkan penampakan lagi suster?"
"Ya . . ,bapak uskup" Jawab Suster.
"apakah kamu bertanya kepada Yesus seperti yang saya pesankan?",tentang dosa-dosa saya?"Lanjut uskup.
"Ya saya menanyakan hal itu!"
"Lalu apa jawab Yesus?" Kejar uskup penasaran.
Sambil tersenyum suster itu melanjutkan,
"Tuhan Yesus mengatakan,Dosa. .. .?Aku tidak ingat lagi tuh !".
Saudara .....,Kita semua mengetahui Bahwa Tuhan itu Maha Pengampun kan ?
Bertobatlah . .
Tuhan Yesus Memberkati.
22 Desember 2009
Happy Mother Day 22 Desember 2009
Dear mama, walau mama udah tenang di pangku sang Khalik, tapi mama selalu ada di beta pung bagian terdalam hati ini, mama pung kasih sayang, mama pung doa, dan mama pung piara seng akan hilang dari setiap aliran darahku. di hari ibu ini ingin ku titip salam buat mamaku di langit sana: I Love You so Much... Mom. you are the star for my live.
Mengenang Ibu yang Akan Pergi dan Yang Telah Pergi
Saat engkau berumur 1 tahun dia menghiburmu agar engkau tidak menangis atau merengek-rengek...
Saat engkau berumur 3 tahun dia mulai mengjarimu untuk melangkah...
Saat engkau berumur 7 tahun dia mulai mendidik mu dan menykolahkan mu...
Saat engkau berusia 17 tahun apa yang kamu minta dia berikan karena engkau beranjak dewasa...
Saat engkau berusia 20 tahun dia berjuang untuk membiayai kuliah mu...
Saat engkau berusia 30 tahun dia mengundangmu untuk merayakan ulang tahunnya, tapi kamu sibuk dengan pekerjaan mu dan keluarga mu, engkau hanya mengucapkannya lewat SMS.
Saat engkau berusia 40 tahun dia mulai terbaring di rumah mu karena usianya semakin tua....
Saat engkau berusia 45 tahun dia sudah sakit-sakitan dan menyita sebagian dari waktu mu, tapi apa jawab mu "orang tua hanya merepotkan"
Ketika dia pergi untuk selamanya, engkau baru menyadari dialah nadi dalam hidup mu...
Selamat hari Ibu...
tulisan ini mengingatkan kita pada pengorbanan seorang ibu yang tak pernah berhenti memberikan kasihnya pada kita, dan selalu menyayangi kita....
Natal Adalah Damai.
apabila semua orang di muka bumi ini mampu berdamai dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain, maka dunia ini akan damai dan semua umat akan hidup tenteram menikmati kasih karunia Allah, Damai sejahtera itu datang dari dalam hati dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus karena Dialah yang datang untuk membawa damai.
Ada tiga hal yang memang sulit dilakukan manusia:
(1) membalas kejahatan dengan kebaikan;
(2) menolong orang-orang yang terlantar, tersisihkan dan terbuang; dan
(3) memahami kesalahan orang lain dan mengakui kesalahan diri sendiri. Akan tetapi, jika kita mengakui bahwa diri kita adalah pengikut Kristus, maka kita harus meneladani perkataan dan perbuatan Yesus. Yesus telah melakukan ketiga hal yang sulit dilakukan manusia, yaitu dengan menyembuhkan orang sakit, mengampuni orang yang berdosa dan mengorbankan Dirinya demi menyelamatkan kita semua.
Damai yang kita dambakan tidak terwujud begitu saja, melainkan harus diupayakan secara terus menerus dan dengan usaha keras, baik sendiri maupun bersama. Itulah sebabnya Yesus memuji mereka yang membawa damai, yang memperjuangkan keadilan dan membangun hidup sebagai saudara. Mereka itu sangat dikasihi Allah, sehingga disebut anak-anak Allah. ``Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah'' (Mat 5:9).
Perayaan Natal saya mengajak kita untuk memberikan kesaksian akan Yesus sang Raja Damai, terutama dengan menghayati dan melaksanakan perintah-Nya untuk membawa damai di mana ada perselisihan, pertengkaran, perkelahian, peperangan; bertindak benar dan adil untuk menegakkan keadilan dan memupuk sikap saling percaya, saling membantu untuk meningkatkan kwalitas hidup bersama.
Semoga melalui perayaan Natal, Yesus lahir di hati kita dan hati kita dipenuhi dengan damai, cinta dan kebahagiaan..
YESUS Datang Membawa TERANG dan DAMAI Bagi Kita… Untuk… Menjadikan Kita Sebagai Pembawa TERANG dan DAMAI Bagi Sesama....Mari kita Mempersiapkan Hati & Pikiran Untuk Sambut Hari Kelahiran Yesus Kristus Dengan Sukacita & Ucapan Syukur.
Selamat Hari Natal 25 Desember 2009..semoga kehidupan kita dan keluarga selalu dipenuhi dengan cinta dan damai.
JESUS LOVE U ALL
@andry mbura.
--------------------
21 Desember 2009
RESPON TERHADAP KELAHIRAN KRISTUS
oleh: Denny Teguh Sutandio
“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.” (Luk 2:8-19)
Sebentar lagi kita akan merayakan hari Natal, yaitu hari kelahiran Tuhan Yesus. Respons terhadap kelahiran Tuhan Yesus beraneka ragam. Yang pasti umat Tuhan pasti bersukacita menyambut kelahiran Kristus, namun bagi orang lain bukan merupakan sukacita sejati. Hal itu semua dilatarbelakangi oleh motivasi yang beres/murni Vs tidak beres/tidak murni. Mereka yang bersukacita atas kelahiran Kristus sebenarnya dilatarbelakangi oleh motivasi yang tulus dari umat-Nya karena mereka menyadari Sang Penyelamat telah lahir yang nantinya mati dan bangkit demi manusia berdosa. Sebaliknya, mereka yang tidak bersukacita atas kelahiran Kristus dilatarbelakangi oleh motivasi yang kurang tulus. Mereka hendak memanfaatkan momen kelahiran Kristus demi keuntungan pribadi mereka sendiri. Realitas ini ternyata dijumpai baik di seputar kelahiran Tuhan Yesus sampai zaman sekarang. Kesemuanya itu menyangkut lahirnya atau kehadiran Tuhan Yesus yang berinkarnasi di bumi ini. Mari kita menelusuri jejaknya beserta implikasi praktisnya.
Respons terhadap Kelahiran Tuhan Yesus
Ketika kita kembali menelusuri seputar kelahiran Tuhan Yesus di Alkitab, kita mendapati respons orang-orang mendengar berita lahirnya Tuhan Yesus. Mari kita membaca Lukas 2:8-20 dan Matius 2. Matthew Henry di dalam tafsirannya menyebutkan bahwa para gembala adalah orang-orang pertama yang menaruh perhatian setelah Kristus lahir.[1][1] Pada saat itu, mereka menjaga kawanan ternak. Albert Barnes dan Adam Clarke di dalam tafsiran mereka menyebutkan bahwa kejadian ini menjadi alasan bahwa penempatan tanggal 25 Desember sebagai hari lahir Tuhan Yesus itu tidak tepat. Mengapa? Karena di situ, bulan Desember suhu udaranya dingin, sehingga tidak mungkin gembala dan ternak bisa berkeliaran di padang di musim dingin. Kembali, ketika sedang menjaga kawanan ternak, tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan memberitakan sukacita besar bagi semua bangsa, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Luk. 2:11) Kemudian malaikat tersebut menunjukkan lokasinya. Setelah itu, para malaikat memuji Allah (ay. 14). Sesudah itu, para gembala ke Betlehem sesuai dengan petunjuk malaikat dan ketika bertemu dengan Maria dan Yusuf, para gembala menceritakan semua yang dikatakan malaikat. Akibatnya, semua orang heran mendengar apa yang dikatakan oleh para gembala (ay. 18). Segera setelah itu, Alkitab mencatat dua respons. Respons pertama adalah respons Maria yang “menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.” (ay. 19) Dan respons kedua adalah respons para gembala (ay. 20).
Sekarang, kita beralih ke Injil Matius 2. Injil Matius 1 mencatat kelahiran Tuhan Yesus. Setelah itu, di pasal 2 disusul dengan respons orang-orang setelah mendengar berita kelahiran Kristus. Respons ketiga dan keempat yang akan kita soroti adalah respons para orang Majus dan raja Herodes. Kedatangan para orang Majus ini, menurut Matthew Henry, dua tahun setelah kelahiran-Nya. Di dalam pasal ini di ayat 2, orang-orang Majus yang mendengar berita kelahiran Kristus langsung bertanya, “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Kita mungkin bertanya-tanya, siapakah orang Majus itu? Matthew Henry dalam tafsirannya menjelaskan bahwa majus di dalam Injil disebut Magoi (ahli sihir).[2][2] Ada beragam tafsiran mengenai siapakah orang majus ini. Henry menjelaskan dua tafsiran. Pertama, bagi orang Persia, para Magi merupakan ahli filsafat dan imam. Mereka tidak akan mengakui siapa pun sebagai raja, jika tidak termasuk dalam kelompok Magi ini. Ada juga yang menyebut Magi ini sebagai orang yang berurusan dengan keahlian-keahlian terlarang, seperti tukang sihir (seperti Simon di Kis. 8:9, 11 dan Elimas di Kis. 13:6, 8). Henry sendiri tidak mengatakan mana yang benar, namun beliau memaparkan tiga fakta penting yang pasti tentang siapakah orang majus itu. Pertama, orang Majus ini tentu tidak termasuk bangsa Israel. Kedua, mereka merupakan cendekiawan yang berurusan dengan ilmu yang membutuhkan penyelidikan yang saksama. Ketiga, mereka datang dari Timur yang terkenal dengan tenung (Yes. 2:6). “Tanah Arab disebut Tanah Timur (Kej. 25:6), sedangkan bangsa Arab disebut orang-orang dari sebelah timur (Hak. 6:3).”[3][3] Geneva Bible Translation Notes menafsirkan orang majus ini sebagai “wise and learned men” (orang-orang yang bijaksana dan terpelajar).
Lalu, bagaimana cara para orang Majus itu mencari kelahiran Kristus tersebut? Dari penjelasan tafsiran Matthew Henry, saya menyimpulkan bahwa mereka bisa mencari kelahiran Kristus tersebut melalui tanda di langit yaitu berupa bintang (Mat. 2:9) yang tampak berhenti agak rendah di langit seperti sebuah komet atau lebih mungkin sebuah meteor dan itu terjadi tepat di atas Yudea. Karena seorang cendekiawan, maka mereka menafsirkan bahwa tanda bintang yang tidak biasa ini menandakan suatu peristiwa yang tidak biasa juga.[4][4] Yang menjadi pertanyaan kita kemudian, mengapa mereka melaksanakan pencarian itu di Yerusalem? Henry menafsirkan bahwa mereka datang dari Timur ke Yerusalem, karena Yerusalem merupakan ibu kota Yudea di mana bintang itu bersinar dengan terang tersebut.[5][5]
Kedatangan para orang majus ke Yerusalem mengakibatkan raja Herodes panik (2:3-3:18). Siapa Herodes? Herodes adalah orang Edom yang diangkat menjadi raja atas Yudea oleh Kaisar Augustus dan Antonius, penguasa Romawi waktu itu. Dia sangat jahat dan keji, meskipun demikian, ia digelari Herodes yang Agung.[6][6] Jika kita menelusuri reaksi raja Herodes, kita seolah-olah terkecoh dengan respeknya akan kelahiran Kristus, namun setelah kita mengerti totalitas ceritanya, maka kita akan benar-benar mengerti siapa raja Herodes itu. Pada waktu itu, raja Herodes memanggil para imam kepala dan ahli Taurat untuk menanyakan tentang lahirnya Mesias itu dan mereka memberitahukan bahwa Mesias lahir di Betlehem (ay. 4-6). Setelah itu, Herodes memanggil para orang majus yang sudah mengetahui tanda bintang itu. Perhatikan apa yang Herodes katakan kepada orang majus, “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.” (ay. 8) Perhatikan empat kalimat yang saya garis bawahi. Herodes berkata kepada orang majus agar mereka menyelidiki tempat kelahiran Mesias, supaya dia datang menyembah Mesias. Tetapi, benarkah motivasi Herodes itu tulus? TIDAK. Kebusukan motivasi Herodes sudah Tuhan ketahui, sehingga Ia menyuruh para orang majus untuk tidak kembali kepada Herodes (ay. 12) dan memang benar Herodes memang bermotivasi busuk ingin menyingkirkan Mesias, karena kehadiran Mesias bisa menganggu otoritasnya sebagai raja Yudea. Demi mencapai tujuannya, ia memerintahkan membunuh semua anak di bawah umur 2 tahun di Betlehem (ay. 16-18).
Kembali ke kisah orang majus. Setelah mendengar kata-kata dari Herodes, maka para orang majus melanjutkan perjalanan menyelidiki arah bintang Timur itu dan bintang Timur itu akhirnya berhenti tepat di palungan tempat Kristus lahir. Setelah sampai tujuan, maka Alkitab mencatat bahwa orang majus itu bersukacita (ay. 10). Setelah itu, mereka menyembah Dia dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu: emas, kemenyan, dan mur (ay. 11).
Respons terhadap Kelahiran Tuhan Yesus dan Implikasinya
Setelah menyimak empat respons terhadap kelahiran Tuhan Yesus baik dari Lukas 2 maupun Matius 2, maka sekarang kita akan menarik implikasi praktisnya. Tiga respons pertama (Maria, para gembala, dan para orang majus) adalah respons umat Tuhan terhadap berita kelahiran Kristus dan respons terakhir (raja Herodes) terhadap berita kelahiran Kristus menunjukkan respons manusia duniawi.
Respons umat Tuhan terhadap berita kelahiran Kristus adalah:
Pertama, bersukacita. Alkitab mencatat baik para gembala maupun para orang majus sangat bersukacita ketika mereka mendengar kabar kelahiran Kristus. Jika para gembala bersukacita akan kelahiran Kristus itu wajar, karena mereka diperkirakan adalah orang-orang Yahudi, namun jika para orang majus yang bersukacita, itu merupakan hal unik. Mengapa? Karena para orang majus bukanlah seorang yang mempelajari Taurat Musa. Di sinilah, anugerah Allah tiba pada orang non-Yahudi di momen kelahiran Kristus. Jika kita bandingkan dengan reaksi orang-orang Yahudi, hal ini sungguh aneh. Pada saat kelahiran Kristus di Betlehem, sedikit sekali orang-orang Yahudi yang mengetahui bahkan merayakannya, padahal mereka sangat dekat dengan tempat di mana Kristus lahir. Berkenaan dengan perbandingan dua realitas ini, Matthew Henry menafsirkan, “Orang Yahudi tidak peduli dengan Kristus, tetapi orang-orang dari bangsa bukan-Yahudi ini mencari keterangan mengenai diri-Nya. Perhatikanlah, sering kali mereka yang terdekat dengan sumber justru adalah yang paling jauh dari tujuan (Mat. 8:11-12). Rasa hormat yang ditunjukkan kepada Kristus oleh orang-orang dari bangsa bukan-Yahudi ini merupakan pertanda dan contoh indah tentang apa yang akan terjadi ketika mereka yang jauh akan dibuat menjadi dekat oleh Kristus.”[7][7]
Bagaimana dengan kita? Karena setiap tahun merayakan Natal, maka Natal bukan lagi momen yang indah, karena Natal sudah menjadi rutinitas. Sering kali Natal menjadi momen di mana kita melupakan inti Natal sesungguhnya. Kita sibuk dengan merias pohon Natal, gereja sibuk mengadakan Christmas Carol, menyelenggarakan kebaktian Natal, dll. Hal-hal tersebut tentu tidak salah, tetapi terlalu memfokuskan pada hal-hal demikian lama-kelamaan akan mengakibatkan kita menjadi kehilangan makna Natal sesungguhnya. Kita bersukacita bukan karena Kristus yang lahir, tetapi karena semaraknya kebaktian Natal, yang lebih parah lagi, karena semaraknya hiasan Natal di gereja dan toko-toko. Sukacita yang kita tunjukkan karena kelahiran Kristus seharusnya ditunjukkan bukan melalui gegap gempita sebuah perayaan Natal atau hiasan Natal di gereja, namun melalui kerelaan kita mewartakan inti berita Natal itu kepada orang-orang yang belum mengenal Kristus. Ingatlah, Tuhan memperingatkan kita melalui para orang majus (non-Yahudi) bisa mengetahui tempat kelahiran Kristus bahkan menyembah-Nya bahwa Ia menginginkan kita merayakan kelahiran-Nya dengan mewartakan Injil kepada mereka yang belum percaya. Natal dan Injil adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Natal tanpa Injil menjadi Natal rutinitas dan yang lebih parah lagi menjadi Natal humanis egois yang jauh dari esensi Natal sesungguhnya.
Kedua, merenungkan. Setelah heran mendengar perkataan para gembala tentang berita yang mereka dengar dari para malaikat, maka Alkitab mencatat respons Maria adalah menyimpan hal tersebut dan merenungkannya. Ya, merenungkan Natal dan artinya adalah sebuah tindakan yang Tuhan inginkan. Kita tidak hanya cukup bersukacita merayakan kelahiran Kristus, namun kita juga harus merenungkan makna kelahiran Kristus itu. Kelahiran Kristus yang disebut inkarnasi (Allah menjadi manusia) adalah sebuah momen agung yang tidak ada bandingannya yang Allah kerjakan bagi umat-Nya. Mengapa? Karena Allah sendiri menjadi manusia. Orang-orang non-Kristen menjebak Kekristenan dengan mengatakan bahwa manusia tidak mungkin menjadi Allah. Hal tersebut memang benar. Namun yang mereka tangkap itu salah. Tuhan Yesus bukan manusia yang dijadikan Allah, namun Allah sendiri yang menjadi manusia. Ketika Sang Pencipta menjadi ciptaan, itulah momen di mana Allah rela membatas diri agar dapat dikenal oleh umat-Nya. Itulah bukti imanensi Allah, Allah yang dekat dengan umat-Nya. Semua agama di luar Kristen hampir tidak ada yang memiliki konsep imanensi Allah di mana Ia dekat dengan umat-Nya. Meskipun ada agama yang mengajarkan bahwa Allah dekat dengan umat-Nya, namun sayangnya, itu hanya konsep dan tidak ada bukti kuat yang menunjukkan hal tersebut. Tetapi puji Tuhan, Alkitab berkata bahwa Ia dekat dengan umat-Nya dan hal tersebut dibuktikannya dengan menjelmanya Allah sebagai manusia di dalam Pribadi Tuhan Yesus Kristus. Bukankah ketika kita merenungkan agungnya Natal ini seharusnya membuat kita makin bersyukur atas anugerah-Nya?
Ketiga, menyembah Dia. Alkitab tidak mencatat respons menyembah Kristus dari para gembala, namun sebaliknya Alkitab mencatat bahwa para orang majus yang datang menyembah setelah menemui bayi Yesus (Mat. 2:11). Dari peristiwa ini, kita belajar prinsip penting bahwa Natal identik dengan penyembahan kepada Kristus (atau berpusat kepada Kristus). Natal yang dipisahkan dari penyembahan kepada Kristus adalah Natal yang sia-sia dan yang lebih fatal lagi menjadi Natal humanis atheis. Dewasa ini, kita menjumpai berita Natal sudah mulai diselewengkan oleh beberapa gereja baik dari gereja arus utama maupun gereja kontemporer yang pop. Gereja arus utama menekankan aspek sosial dari Natal, sehingga Injil Kristus sejati jarang ditekankan. Aspek sosial tidaklah salah, namun terlalu menekankan aspek sosial lebih daripada Injil Kristus itu bisa berbahaya. Sebaliknya, beberapa gereja kontemporer yang pop menekankan aspek materialistis dari Natal. Mereka mengajar bahwa ketika Raja segala raja lahir, maka anak-anak Raja akan diberkati dan menjadi kaya, kemudian jemaat serentak bersuara, “Haleluya.” Sebenarnya dua berita Natal yang didengungkan oleh aliran-aliran kurang bertanggungjawab tersebut seharusnya menyadarkan kita akan pentingnya memberitakan kembali Kristus di hari Natal. Natal yang berpusat kepada Kristus mengakibatkan hidup kita pun berpusat kepada Kristus, sebagaimana penginjilan yang berpusat kepada Allah mengakibatkan gaya hidup orang yang bertobat juga berpusat kepada Allah. Will Metzger mengatakan, “Mereka yang diselamatkan melalui penginjilan yang berpusat kepada Allah dan berorientasi pada anugerah akan memiliki kerangka dasar yang ajaib untuk suatu kehidupan Kristen yang dikuduskan dengan berpusat pada Allah, dan berorientasi pada anugerah.”[8][8] Bagaimana dengan kita, khususnya para pengkhotbah mimbar? Apakah Anda masih memberitakan Natal dengan berpusat kepada Kristus? Ataukah Anda masih memberitakan hal-hal yang sebenarnya kurang berkaitan dengan Natal? Biarlah Tuhan menguji dan membakar hati Anda kembali untuk memberitakan Kristus di hari Natal, karena itu inti Natal.
Keempat, memberi persembahan kepada-Nya. Dari ketiga respons, Alkitab hanya mencatat bahwa para orang majus lah yang memberi persembahan kepada Kristus, yaitu: emas, kemenyan, dan mur (Mat. 2:11b). Ada yang menafsirkan bahwa ketiga jenis persembahan itu bukti/tanda bahwa Kristus adalah Raja, Imam, dan Nabi. Apa pun arti ketiga jenis persembahan itu, satu hal yang dapat kita pelajari adalah respons orang majus terhadap Kristus yaitu memberi persembahan kepada-Nya. Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa justru orang non-Yahudi yang menghormati dan menyembah-Nya bahkan memberi persembahan yang tentu tidak murah harganya kepada-Nya. Ketika mereka memberi persembahan kepada-Nya, tentu lahir dari hati yang tulus ingin menyembah dan memuliakan-Nya. Dengan kata lain, selain sebagai momen yang memberitakan Kristus, Natal juga sebagai momen kita memberi persembahan kepada-Nya. Tuhan tidak menuntut kita memberi persembahan yang mahal. Tuhan menuntut ketulusan hati kita di dalam memberi persembahan kepada-Nya di saat Natal. Apa yang harus kita persembahkan? Tuhan menuntut hati dan ketaatan kita. Ketika kita mempersembahkan hati kita kepada-Nya, maka seluruh hidup kita akan menjadi berubah di dalam proses pengudusan yang Roh Kudus kerjakan. Sudahkah kita rela dan terus-menerus taat memberi persembahan kepada-Nya berupa hati kita? Ketika dunia menawarkan dan menjalankan konsep bermuka dua dan tidak tulus/murni hatinya, maka sudah seharusnya orang Kristen (anak Tuhan) memiliki hati yang murni di hadapan-Nya. Hati yang murni mengakibatkan seluruh pikiran, perkataan, tingkah laku, gaya hidup, dan tindakan pun murni. Tidak ada dualisme di dalam hati umat Tuhan. Hal ini sangat sulit saya jumpai di zaman postmodern ini. Biarlah kita dipakai Tuhan menjadi berkat bagi sesama kita melalui kemurnian hati kita.
Respons manusia duniawi terhadap kelahiran Kristus:
Pertama, memanfaatkan situasi demi keuntungan sendiri. Raja Herodes ketika mendengar berita kelahiran Kristus langsung memanggil para imam kepala dan ahli Taurat serta para orang majus untuk bertanya tentang tanda kelahiran Kristus. Ia berkata bahwa ia ingin menyembah Kristus sama seperti para orang majus setelah mengetahui tanda bintang itu. Benarkah motivasinya tulus? TIDAK. Alkitab mencatat bahwa Tuhan mengetahui motivasi busuknya itu, maka Ia menyuruh para orang majus tidak kembali kepada Herodes (Mat. 2:12). Reaksi Herodes tidak ada bedanya dengan reaksi beberapa orang dunia (bahkan tidak terkecuali Kristen di dalamnya). Momen Natal bukan saatnya merenungkan, bersukacita, menyembah-Nya, dan memberi persembahan kepada-Nya, malahan momen Natal dipakai untuk mengeduk keuntungan pribadi. Hal ini ditandai dengan maraknya sale di momen Natal. Momen Natal biasanya dipakai oleh banyak toko di seluruh dunia untuk menggelar diskon sebesar-besarnya atau sale. Dari tindakan ini, banyak toko di mal meraup keuntungan besar. Seolah-olah orang non-Kristen melihat Natal identik dengan sale dan untung besar.
Kedua, meminimalkan berita kelahiran Kristus. Karena marah dengan para orang majus yang tidak kembali ke Herodes, maka Herodes memerintahkan untuk membunuh semua anak yang berusia di bawah 2 tahun di seluruh Betlehem dan sekitarnya (Mat. 2:16). Tindakannya ini adalah tindakan yang dilatarbelakangi oleh motivasi agar tidak ada yang bisa menggeser otoritasnya sebagai raja. Ambisi pribadi mengakibatkan seseorang melakukan segala cara. Tindakan ini juga terjadi di dalam zaman kita. Dilatarbelakangi oleh presuposisi bahwa semua agama itu sama dan membawa damai, maka orang-orang non-Kristen (atau orang-orang “Kristen”) yang sebenarnya tidak mengerti makna Natal sesungguhnya (hanya mengerti Natal secara sebagian atau mendengar dari orang Kristen yang tidak mengerti inti Natal sesungguhnya) biasanya meminimalkan pemberitaan inti Natal. Kita bisa melihat minimnya pemberitaan inti Natal ini di stasiun televisi. Bukan sesuatu yang baru, jika di TV, kita melihat beberapa stasiun TV menampilkan ucapan selamat Natal yang berintikan damai bagi sesama. Hal ini tentu tidak salah, namun bukan inti Natal sesungguhnya. Jika Natal berintikan damai bagi sesama, apa bedanya Kekristenan dengan agama lain? Mungkin hal inilah (semua agama itu sama) yang hendak disodorkan oleh pemilik stasiun TV baik yang Kristen maupun non-Kristen. Benarkah ajaran damai bagi sesama itu? Para malaikat berkata memuji Tuhan di dalam Lukas 2:14, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Di ayat ini, ada dua konsep yang hendak ditekankan oleh para malaikat berkenaan dengan kelahiran Kristus. Kelahiran Kristus membawa kemuliaan bagi Allah dan sekaligus damai sejahtera bagi manusia pilihan-Nya (umat-Nya). Dengan kata lain, Natal berkaitan erat dengan kemuliaan Allah dan damai sejahtera bagi umat-Nya. Alkitab tidak mencatat bahwa Natal itu membawa damai bagi sesama, namun Alkitab mencatat bahwa Natal memberi damai sejahtera bagi manusia pilihan (umat)-Nya di samping kemuliaan Allah.
Setelah kita menyimak dua respons terhadap kelahiran Kristus, apa yang menjadi respons kita terhadap kelahiran Kristus? Tuhan menginginkan kita meneladani sosok Maria, para gembala, dan para orang majus ketika meresponi kelahiran Kristus, yaitu: bersukacita, merenungkan, menyembah-Nya, dan memberi persembahan kepada-Nya. Itulah respons yang benar dari umat-Nya kepada Pribadi yang telah mencipta dan menebus mereka. Biarlah Roh Kudus mencerahkan hati dan pikiran kita di dalam menyambut Natal dan inti Natal yaitu Kristus.
Amin.
Soli Deo Gloria.
[1] Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry Injil Matius 1-14 (Surabaya: Momentum, 2007), hlm. 24.
[3] Ibid., hlm. 26.
[4] Ibid., hlm. 26-27.
[5] Ibid., hlm. 28.
[6] Ibid., hlm. 25.
[7] Ibid., hlm. 25-26.
[8] Will Metzger, Beritakan Kebenaran: Injil yang Seutuhnya bagi Pribadi yang Seutuhnya oleh Pribadi-pribadi yang Seutuhnya (Surabaya: Momentum, 2005), hlm. XIV.
SURAT PILATUS KEPADA KAISAR TIBERIUS
PEREMPUAN ITU KU PANGGIL MAMA
SENG ADA MAMA LAI
Make your own Glitter Graphics