29 September 2009

Bertolaklah Ke Sebrang

Sumber : Mujizat Itu Nyata
Saudara, apa yang Saudara lakukan dengan bermain aman dalam "perahu kehidupan" Saudara? Hari ini, seperti Petrus, Saudara perlu untuk MELANGKAH KELUAR dari kegagalan Saudara...MELANGKAHI rintangan-rintangan Saudara...MELANGKAH MASUK ke dalam hal yang gaib!

Mrk 4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."

KUNCI #1: HILANGKAN "MENTALITAS PADANG GURUN"
Dalam padang gurun, Tuhan melakukan segala hal untuk Israel! Manna untuk roti...burung puyuh untuk daging. Air dari batu kapanpun mereka haus. Tiang awan pada siang hari untuk menjaga mereka tetap sejuk...Tiang api pada malam hari untuk menjaga mereka tetap hangat. Pakaian + sepatu yang tidak pernah rusak tapi tumbuh bersama mereka selama 40 tahun! Tapi sekarang Yesus ingin mereka untuk "bertolak ke seberang!"

KUNCI #2 SIAP UNTUK MENYENTUH SESUATU YANG KOTOR
Untuk hidup dalam tanah para raksasa, Saudara sendiri harus menjadi raksasa! Tuhan ingin membawa kita ke SISI LAIN dari mimpi-mimpi + visi-visi di mana Saudara menjadi lebih besar, lebih hebat, lebih baik! Di mana Saudara naik ke tingkat yang lain dalam hidup Saudara!

KUNCI #3 BERSIAP MENGHADAPI BADAI DALAM PERJALANAN
Diantara keduanya, hal yang lebih penting bukanlah tujuan akhirnya, melainkan perjalanannya!
Sayangnya, bagi kebanyakan orang, mereka lebih tertarik akan hasil akhirnya daripada proses pencapaiannya. Sesungguhnya proses untuk mengatasi setiap badailah yang akan mengangkat iman Saudara ke level yang lebih tinggi... dan membuat Saudara menjadi seseorang yang luar biasa!

KUNCI #4: MINTA KEPADA TUHAN SEBUAH "RHEMA"
Untuk setiap level yang baru, Saudara akan memerlukan dosis iman yang lebih tinggi! Untuk setiap level yang baru, Saudara akan memerlukan sebuah pewahyuan yang baru tentang Yesus Kristus!

Setiap pekerjaan atau pelayanan perlu untuk dibangun di atas 3 hal:
a. KEKUATAN saudara. Dalam hal apa saudara biasanya melakukan hal tersebut dengan baik?
(Jangan melakukan hal-hal di mana saudara tidak mempunyai bakat!)

b. KEKHASAN saudara. Apa keunikan saudara?
Bagaimana Tuhan secara khusus memberi saudara kemampuan?

c. WAHYU saudara. Apa yang Tuhan telah katakan pada saudara?
(Visi + mimpi apa yang telah Dia berikan pada saudara?)

Kekuatan ImajinasiKUNCI #5: GUNAKAN KEKUATAN IMAJINASI SAUDARA
Perenungan berhubungan dengan apa yang saudara katakan ... apa yang saudara dengar ... dan apa yang saudara imajinasikan di dalam pikiran saudara. Itu berarti saat saudara dapat memikirkan-atau mengimajinasikan- Tuhan dapat melakukan itu!

Jika saudara dapat menyusun ide di imajinasi saudara, renungkan itu di dalam pikiran saudara ...
Tidak ada keraguan, apapun itu yang Tuhan dapat membuatnya menjadi kenyataan!

KUNCI #6: KEMBANGKAN KEKUATAN UNTUK MENGATASI KEGAGALAN-KEGAGALAN
Untuk melakukan hal-hal yang besar bagi Tuhan, saudara harus mempunyai kapasitas tidak hanya untuk menang ... tetapi untuk mengatasi kegagalan-kegagalan + kekecewaan-kekecewaan.

Semua orang yang melakukan hal-hal hebat mempunyai kemampuan untuk mengatasi kegagalan-kegagalan + kekalahan-kekalahan. mengambil langkah + mengetahui bahwa itu hanyalah bagian dari perjalanan.

KUNCI #7 BERSERULAH KEPADA YESUS KETIKA SAUDARA TENGGELAM
Dan Saudara harus memiliki keyakinan akan hal ini - Yesus ada di dekat Saudara ketika Saudara tenggelam Begitu banyak orang-orang Kristen yang berteriak kepada Tuhan hanya ketika mereka tenggelam! Ketika Petrus tenggelam, ia mulai berdoa...Ia mulai berseru kepada Yesus! Doa selalu merupakan kunci kesuksesan Saudara! Amin.

Kelemahlembutan Mendatangkan Kuasa

Sumber : MUjizat itu Nyata
Kelemah-lembutan Mendatangkan Kuasa

"Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5:22-23)

Banyak orang Kristiani maupun tidak Kristini yang telah keliru memahami definisi Alkitab dari kata kelemahlembutan. Semua orang tahu bahwa Yesus lemah lembut, dan mereka biasanya menghubungkan kelemahlembutan-Nya dengan kemampuan-Nya untuk menderita aniaya tanpa melawan atau membalas sedikit pun. Padahal kelemahlembutan sebenarnya mempunyai tiga definisi yang jauh lebih luas daripada hanya tidak membalas.

Menurut James Strong dalam bukunya "Strong's Exchaustive Concordance of the Bible", Orang yang lemah lembut mempunyai sikap 1) penuh penguasaan diri dan tidak cepat menyerang ataupun membalas, 2) mempunyai roh dan cara berpikir yang rendah hati, 3) mau diajar. Ketiga atribut inilah yang membentuk buah Roh Kelemahlembutan dalam pribadi seorang yang beriman.

Fungsi pertama dari buah Roh kelemahlembutan adalah memampukan orang-orang beriman untuk mengembangkan roh penguasaan diri sehingga tidak mudah menyerang ataupun membalas.

Banyak orang Kristiani masa kini yang menganggap mereka bersikap lemah lembut jika mereka tidak tersinggung bila ditegur oleh karena kesalahan-kesalah yang telah mereka perbuat. Tetapi, sebenarnya kita tidak dapat menyamakan penderitaan seseorang yang telah membuat kesalahan atau melakukan kejahatan sebagai suatu kesempatan untuk menunjukkan kelemah-lembutan. Kelemahlembutan terjadi bila seseorang tidak tersinggung ketika ia harus menderita karena hidup dalam kebenaran.

Orang yang benar lemah lembut memiliki penguasaan diri tidak mengeluarkan reaksi yang negatif walaupun ia dituduh, difitnah, disakiti, atau dianiaya. Kekuatan untuk menguasai diri sementara menderita ketidakadilan dimilikinya karena ia telah memupuk buah roh kelemahlembutan.

Fungsi kedua dari buah kelemahlembuatan adalah membuat orang-orang beriman mampu hidup dalam roh dan pikiran yang rendah hati. Seorang sarjana Alkitab terkemuka W.E Vine mengartikan kelemahlembutan sebagai "kebalikan dari sikap suka menonjolkan dan mementikan diri sendiri;..sama sekali tidak memusatkan perhatian kepada diri sendiri."

Orang Kristiani yang mengembangkan buah Roh kelemah-lembutan di dalam dirinya akan mendapatkan bahwa Ia mempunyai sikap baru, yakni kesejahteraan orang lain menjadi lebih penting daripada kesejahteraan dirinya. Pada saat hal ini terjadi, orang Kristiani ini akan mendapatkan bahwa suatu rintangan besar yang sebelumnya membuat ia tidak bisa maju dalam kehidupannya telah hancur.

Sebagai contoh, jika ia menghadapi suatu pencobaan, umpamanya menderita suatu penyakit, ia tidak hanya akan mendoakan dirinya melainkan juga mendoakan orang lain yang sedang menghadapi cobaan yang sama. Hanya kelemahlembutan bisa membuat seorang beriman memiliki pikiran yang rendah hati untuk mendahulukan kesejahteraan dan kebahagiaan orang lain daripada kesejahteraan dan kebahagiaan dirinya sendiri (baca keluaran 32:30-32).

Fungsi ketiga dari buah Roh kelemahlembutan adalah membuat orang-orang Kristiani mau menerima pengajaran Firman.

Firman hanya dapat tertanam dalam hati kita bila kita lemah lembut. Penerimaan terhadap Firman "yang tertanam dalam hati" akan membuahkan "keselamatan jiwa"; yakni kemampuan untuk bertahan sampai pada akhirnya, berkemenangan, tidak dapat dikalahkan iblis. Kemampuan ini hanya dapat diperoleh jika kita memiliki roh yang mau diajar.

Penghalang terbesar yang dihadapi orang Kristiani yang mau mengembangkan sikap roh yang mau diajar adalah adat istiadat manusia. Suka atau tidak, ada hal-hal dalam adat istiadat yang sudah temurun diajarkan oleh orang tua kita harus dikikis agar kebenaran firman Tuhan dapat kita terima secara utuh. Ketika kita menuruti Roh kelemahlembutan maka hal ini bukanlah permasalahan yang sulit karena kuasa Tuhan lah yang membantu menjalani keputusan yang menurut kita berat tersebut.

Setelah kita mengerti akan fungsi dari Roh kelemahlembutan terus bertumbuh dalam hidup kita, maka pertanyaan selanjutnya yang harus dijawab adalah, "bagaimana cara menumbuhkannya?" Setidaknya ada 3 cara, yakni pertama dengan melakukan puasa. Dengan berpuasa maka sebenarnya Anda sedang belajar untuk mengorbankan hal-hal yang penting dalam hidup Anda, dalam hal ini yang Anda korbankan adalah nafsu makan Anda. Ketika Anda berhasil melaksanakannya sebenarnya itu dapat menjadi tolok ukur kemungkinan besar akan bersedia juga mengorbankan hal-hal lain yang dimilikinya bagi orang tersebut bila dianggapnya perlu. Ingat, bahwa salah satu unsur dari Roh kelemah lembutan adalah penyangkalan diri, yang mencakup antara lain berpuasa atau tidak makan.

Cara kedua adalah dengan mengambil manfaat dari pengalaman padang gurun kehidupan. Kehidupan Musa adalah contoh yang menunjukkan betapa Allah menunjukkan pengalaman-pengalaman padang gurun untuk mengembangkan kelemahlembutan dalam diri anak-anakNya. Dan cara ketiga atau terakhir adalah melakukan penyangkalan diri. Kelemahlembutan merupakan kebalikan dari sikap mementingkan diri sendiri. Yesus ketika hidup sebagai manusia pun melakukan hal ini (baca Filipi 2:5-8). Dia mengosongkan dirinya agar kehendak Allah tergenapi di bumi. Yesus menyangkal diri-Nya sendiri dan mau taat akan tugas yang diberikan Allah kepada-Nya. Hasilnya adalah saat ini hubungan antara manusia dengan Allah pun kembali tersambung.

Memiliki Roh kelemahlembutan di dalam diri seseorang adalah sebuah hal yang luar biasa. Dengan terus menerus mengembangkan buah kelemahlembutan maka orang tersebut sebenarnya akan semakin rendah hati terhadap setiap ajaran firman Tuhan.

Begitupun dengan Anda saat ini. Ketika Anda mau belajar mengembangkan buah kelemahlembutan, firman Tuhan yang Anda dengar dan baca akan membakar hati Anda untuk memberitakan kabar baik kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Miliki dan kembangan buah Roh kelemahlembutan itu sekarang dan jadilah orang yang menjadi pembawa kabar injil keselamatan itu kepada setiap orang yang Anda temui. Amin

Surat Dari Tuhan

KEPADA: KAMU
TANGGAL: HARI INI
DARI: TUHAN
PERIHAL: DIRI KAMU
Referensi: KEHIDUPAN

Aku Tuhan, hari ini Aku yang akan menangani semua masalahmu.
Aku tidak butuh bantuanmu.
Jadi, salam sejahtera dan Aku mencintaimu selalu.
Catatan: Dan ingat…
Bila dunia ini menyodorkan masalah yang tidak dapat kau tangani sendiri, jangan berusaha menyelesaikan masalah itu. Tetapi, letakkanlah masalah itu di kotak UNDIOLTU (Untuk Diselesaikan Oleh Tuhan). Aku akan menyelesaikan masalahmu sesuai JADWAL yang Aku tentukan sendiri. Semua masalahmu PASTI akan Aku selesaikan, tetapi sesuai jadwalKu, bukan jadwalmu.

Setelah semua masalahmu kamu letakkan dalam box, janganlah kamu pikirkan dan khawatirkan. Sebaliknya, fokuslah kepada semua hal-hal baik yang sedang terjadi padamu sekarang.


Bila kamu terjebak kemacetan dijalan, janganlah marah, sebab masih banyak orang didunia ini yang tidak pernah naik mobil seumur hidupnya.

Bila kamu berhadapan dengan masalah di tempat kerja, berpikirlah bahwa masih banyak orang yang menganggur bertahun-tahun tanpa pekerjaan.

Bila kamu sedih karena hubungan keluarga, pikirkanlah orang-orang yang belum pernah merasakan mencintai dan dicintai.


Bila kamu merasa bosan dengan akhir minggu, pikirkanlah orang-orang yang harus lembur siang malam tanpa libur untuk menghidupi keluarga & anak-anaknya.

Bila mobil kamu mogok & mengharuskan kamu berjalan kaki, janganlah marah, pikirkanlah orang-orang cacat yang sangat ingin merasakan berjalan diatas kaki sendiri seperti kamu sekarang.

Bila kamu melihat dicermin rambutmu mulai beruban, janganlah bersedih, sebab mempunyai rambut hanyalah merupakan impian bagi orang-orang yang dalam perawatan kemoterapi.

Bila kamu merenungi makna hidupmu didunia ini & merenungi apa tujuan hidupmu ini?
Bersyukurlah, karena banyak orang yang tidak punya kesempatan hidup yang cukup lama untuk merenungi hidup mereka.

Bila kamu merasa tidak nyaman karena terkena imbas dari kemarahan dan kekecewaan orang lain, ingatlah, situasi bisa menjadi jauh lebih buruk; yaitu kamulah yang merasakan kemarahan & kekecewaan tersebut!

Bila kamu memutuskan untuk meneruskan surat ini ke orang lain, terima kasih. Kamu telah menyentuh kehidupan mereka dalam banyak hal yang tidak pernah kamu bayangkan!
Salam sejahtera selalu,
TUHAN
God has seen you struggling,
God says it's over.

PILIHAN

Sumber :Come and Follow Jesus
Setelah menyanyi beberapa puji-pujian, gembala sidang berdiri dan berjalan ke mimbar. Sebelum ia mulai dengan khotbahnya, dengan singkat ia memperkenalkan seorang tamu pembicara yang hadir dalam ibadah malam itu. Dalam perkenalannya, pendeta bercerita kepada jemaatnya bahwa tamu itu merupakan salah seorang teman akrabnya sejak ia masih kanak-kanak. Ia memohon agar temannya memberi sedikit sambutan serta berbagi rasa akan pengalamannya yang ia rasakan bisa menjadi berkat untuk jemaatnya.

Kemudian, seorang yang sudah tua maju ke mimbar dan mulai berbicara. “Seorang ayah dan puteranya serta seorang teman dari anaknya sedang berlayar di samudra Pasifik, ketika mereka diterpa oleh sebuah badai besar sehingga mereka tidak dapat kembali ke arah pantai. Ombak yang ditimbulkan badai itu menjadi begitu tinggi, sehingga ayahnya, yang adalah seorang pelaut yang berpengalaman, tidak dapat menguasai kapalnya sehingga akhirnya kapalnya terbalik dan ketiga orang itu terlempar ke dalam samudra.”

Orang tua itu sejenak ragu-ragu seraya perhatiannya tertuju kepada dua orang pemuda yang sejak semula kelihatannya tertarik terhadap jalannya cerita itu. Kemudian orang tua itu melanjutkan ceritanya.

“Dengan meraih sebuah tambang penyelamat jiwa, ayah itu harus mengambil suatu keputusan yang amat dahsyat yang ia pernah alami selama hidupnya: kepada anak yang mana ia akan melemparkan ujung tambang penyelamat itu. Ia hanya punya beberapa detik waktu untuk mengambil keputusannya. Ia tahu bahwa puteranya adalah orang yang sudah percaya dan ia pun tahu bahwa teman anaknya masih belum percaya. Penderitaan batin yang amat mendalam akan keputusannya itu tidak dapat dibandingkan dengan keganasan dari ombak badai itu. Seraya ia menjerit, “Aku mengasihimu anakku”, ia melemparkan tambang penyelamat itu ke arah teman anaknya. Ketika ia menarik tambang kembali dari teman anaknya ke kapalnya yang sedang karam itu, anaknya sendiri sementara sudah hilang ditelan oleh gelombang-gelombang yang sedang mengamuk dalam kegelapan malam hari. Tubuhnya tidak pernah ditemukan lagi.”

Pada saat itu, kedua pemuda yang duduk dengan tegak di bangku itu sangat ingin mengetahui kelanjutan dari cerita itu. “Ayahnya,” orang tua itu meneruskan, “tahu bahwa anaknya masuk ke dalam keabadian dengan Yesus dan ia tidak dapat menanggung beban untuk membayangkan teman anaknya bila seandainya ia harus memasuki keabadian tanpa Yesus. Karena itulah ia rela mengorbankan anaknya sendiri untuk dapat menyelamatkan teman anaknya. Betapa besar kasih Tuhan bahwa Ia dapat melakukan yang sama untuk kita. Bapa kita sorgawi telah mengorbankan Anak-Nya yang tunggal agar kita dapat diselamatkan. Maka aku sangat menghimbau, kiranya Anda pun menerima kesediaan-Nya yang menyelamatkan Anda dengan memegang erat-erat Tambang Penyelamat”

Sesudah mengatakan kalimat terakhir itu, orang tua itu kembali duduk sementara terdapat keheningan di antara jemaat. Gembala sidang kemudian menaiki mimbar dan menyampaikan khotbah singkatnya seraya mengundang jemaat untuk menerima tawaran keselamatan. Namun, tidak seorangpun memberikan responnya.

Beberapa menit setelah usai kebaktian, kedua pemuda itu berada di sisi orang tua tersebut. “Kisahnya bagus sekali, pak”, kata salah seorang pemuda itu, “namun aku khawatir bahwa sungguh tidak realistis bagi ayah itu untuk mengorbankan anaknya dengan pengharapan bahwa temannya akan menjadi seorang percaya.”

“Ah, pemikiran Anda memang masuk akal”, jawab orang tua itu, sambil matanya ditujukan kepada Alkitabnya yang sudah tua itu. Kepedihan mulai mengambil alih senyum wajahnya ketika ia memandang kedua pemuda itu seraya berkata, “Memang benar, hal itu tidak terlalu realistis, bukan? Namun aku pada hari ini berada di sini untuk mengatakan kepadamu, aku bisa lebih mengerti daripada kebanyakan orang lain, betapa dahsyat kepedihan Bapa sorgawi yang dialami dan dirasakan ketika Ia mengorbankan AnakNya yang tunggal. Sebab, akulah orang yang kehilangan anakku di tengah samudera pada hari kejadian itu dan teman anakku yang kuselamatkan adalah pendetamu sekarang ini.”
Setelah menyanyi beberapa puji-pujian, gembala sidang berdiri dan berjalan ke mimbar. Sebelum ia mulai dengan khotbahnya, dengan singkat ia memperkenalkan seorang tamu pembicara yang hadir dalam ibadah malam itu. Dalam perkenalannya, pendeta bercerita kepada jemaatnya bahwa tamu itu merupakan salah seorang teman akrabnya sejak ia masih kanak-kanak. Ia memohon agar temannya memberi sedikit sambutan serta berbagi rasa akan pengalamannya yang ia rasakan bisa menjadi berkat untuk jemaatnya.

Kemudian, seorang yang sudah tua maju ke mimbar dan mulai berbicara. “Seorang ayah dan puteranya serta seorang teman dari anaknya sedang berlayar di samudra Pasifik, ketika mereka diterpa oleh sebuah badai besar sehingga mereka tidak dapat kembali ke arah pantai. Ombak yang ditimbulkan badai itu menjadi begitu tinggi, sehingga ayahnya, yang adalah seorang pelaut yang berpengalaman, tidak dapat menguasai kapalnya sehingga akhirnya kapalnya terbalik dan ketiga orang itu terlempar ke dalam samudra.”

Orang tua itu sejenak ragu-ragu seraya perhatiannya tertuju kepada dua orang pemuda yang sejak semula kelihatannya tertarik terhadap jalannya cerita itu. Kemudian orang tua itu melanjutkan ceritanya.

“Dengan meraih sebuah tambang penyelamat jiwa, ayah itu harus mengambil suatu keputusan yang amat dahsyat yang ia pernah alami selama hidupnya: kepada anak yang mana ia akan melemparkan ujung tambang penyelamat itu. Ia hanya punya beberapa detik waktu untuk mengambil keputusannya. Ia tahu bahwa puteranya adalah orang yang sudah percaya dan ia pun tahu bahwa teman anaknya masih belum percaya. Penderitaan batin yang amat mendalam akan keputusannya itu tidak dapat dibandingkan dengan keganasan dari ombak badai itu. Seraya ia menjerit, “Aku mengasihimu anakku”, ia melemparkan tambang penyelamat itu ke arah teman anaknya. Ketika ia menarik tambang kembali dari teman anaknya ke kapalnya yang sedang karam itu, anaknya sendiri sementara sudah hilang ditelan oleh gelombang-gelombang yang sedang mengamuk dalam kegelapan malam hari. Tubuhnya tidak pernah ditemukan lagi.”

Pada saat itu, kedua pemuda yang duduk dengan tegak di bangku itu sangat ingin mengetahui kelanjutan dari cerita itu. “Ayahnya,” orang tua itu meneruskan, “tahu bahwa anaknya masuk ke dalam keabadian dengan Yesus dan ia tidak dapat menanggung beban untuk membayangkan teman anaknya bila seandainya ia harus memasuki keabadian tanpa Yesus. Karena itulah ia rela mengorbankan anaknya sendiri untuk dapat menyelamatkan teman anaknya. Betapa besar kasih Tuhan bahwa Ia dapat melakukan yang sama untuk kita. Bapa kita sorgawi telah mengorbankan Anak-Nya yang tunggal agar kita dapat diselamatkan. Maka aku sangat menghimbau, kiranya Anda pun menerima kesediaan-Nya yang menyelamatkan Anda dengan memegang erat-erat Tambang Penyelamat”

Sesudah mengatakan kalimat terakhir itu, orang tua itu kembali duduk sementara terdapat keheningan di antara jemaat. Gembala sidang kemudian menaiki mimbar dan menyampaikan khotbah singkatnya seraya mengundang jemaat untuk menerima tawaran keselamatan. Namun, tidak seorangpun memberikan responnya.

Beberapa menit setelah usai kebaktian, kedua pemuda itu berada di sisi orang tua tersebut. “Kisahnya bagus sekali, pak”, kata salah seorang pemuda itu, “namun aku khawatir bahwa sungguh tidak realistis bagi ayah itu untuk mengorbankan anaknya dengan pengharapan bahwa temannya akan menjadi seorang percaya.”

“Ah, pemikiran Anda memang masuk akal”, jawab orang tua itu, sambil matanya ditujukan kepada Alkitabnya yang sudah tua itu. Kepedihan mulai mengambil alih senyum wajahnya ketika ia memandang kedua pemuda itu seraya berkata, “Memang benar, hal itu tidak terlalu realistis, bukan? Namun aku pada hari ini berada di sini untuk mengatakan kepadamu, aku bisa lebih mengerti daripada kebanyakan orang lain, betapa dahsyat kepedihan Bapa sorgawi yang dialami dan dirasakan ketika Ia mengorbankan AnakNya yang tunggal. Sebab, akulah orang yang kehilangan anakku di tengah samudera pada hari kejadian itu dan teman anakku yang kuselamatkan adalah pendetamu sekarang ini.”

SURAT PILATUS KEPADA KAISAR TIBERIUS

Ternyata selama masa pemerintahannya sebagai Gubernur Yudea, Pontius Pilatus pernah menulis sebuah surat kepada Kaisar Tiberius di Roma melaporkan mengenai aktivitas dari pelayanan Yesus. Surat ini ditulisnya pada tahun 32 AD. Berikut adalah isi suratnya : Kepada Yang Mulia Kaisar Tiberius ... Seorang anak muda telah muncul di Galilea dan atas nama Elohim yang mengutusnya, Dia telah berkhotbah dalam sebuah hukum yang baru, dengan perilaku yang rendah hati. Pada mulanya saya mengira tujuan-Nya adalah untuk menimbulkan gerakan revolusi rakyat untuk melawan pemerintahan Roma. Dugaan saya keliru, Yesus Orang Nazaret itu ternyata bergaul lebih akrab dengan orang Romawi daripada dengan orang Yahudi. Suatu hari saya memperhatikan, ada seorang anak muda di antara sekelompok orang, sedang bersandar pada sebatang pohon dan berbicara dengan tenang kepada kumpulan orang banyak yang mengelilingi-Nya. Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa itulah Yesus. Terdapat perbedaan yang jelas antara Dia dan orang-orang yang mengelilingi-Nya. Dari rambut dan janggutnya yang pirang, Ia kelihatan seperti "Tuhan" (Lord). Ia berumur sekitar 30 tahun, dan saya belum pernah melihat orang dengan wajah sedemikian simpatik dan menyenangkan seperti Dia. Apa yang membuat Ia kelihatan begitu berbeda dengan orang-orang yang sedang mendengarkan-Nya adalah pada wajah-Nya yang ceria. Karena saya tidak ingin mengganggu-Nya, saya meneruskan perjalanan saya, tetapi saya menyuruh sekretaris saya untuk bergabung dengan mereka dan turut mendengarkan pengajaran-Nya. Kemudian sekretaris saya melaporkan bahwa belum pernah ia membaca karya-karya ahli filsafat manapun yang dapat disejajarkan dengan ajaran Orang itu, dan bahwa Orang itu (Yesus) sama sekali tidak membawa orang ke jalan yang sesat, dan tidak pula menjadi penghasut. Oleh karena itulah kami memutuskan untuk membiarkan-Nya. Ia bebas untuk melakukan kegiatan-Nya berbicara dan mengumpulkan orang. Kebebasan yang tidak terbatas ini menggusarkan orang-orang Yahudi dan menimbulkan kemarahan mereka. Ia tidak menyusahkan orang miskin, tetapi merangsang kemarahan orang-orang kaya dan para tokoh masyarakat. Kemudian saya menulis surat kepada Yesus, meminta Ia untuk diwawancarai dalam suatu pertemuan. Ia datang. Pada saat Orang Nazaret itu tiba, saya sedang melakukan jalan pagi. Dan ketika saya memperhatikan-Nya, saya begitu tertegun. Kedua kaki saya serasa dibelenggu oleh rantai besi yang terikat pada lantai batu pualam. Seluruh tubuh saya gemetar bagaikan seorang yang bersalah berat. Namun Ia tenang saja. Tanpa beranjak, saya begitu terpukau dengan orang yang luarbiasa ini beberapa saat. Tidak ada yang tidak menyenangkan pada penampilan atau perilaku-Nya. Selama kehadiran-Nya saya menaruh hormat dan respek yang mendalam pada diri-Nya. Saya katakan kepada-Nya bahwa pada diri dan kepribadian-Nya terdapat sesuatu yang memancar dan menunjukkan kesederhanaan yang memukau, yang menempatkan Ia di atas para ahli filsafat dan cendekiawan masa kini. Ia meninggalkan kesan yang mendalam pada kami semua karena sikap-Nya yang simpatik, sederhana, rendah hati, dan penuh kasih. Saya telah meluangkan banyak waktu untuk mengamati aktivitas pelayanan menyangkut Yesus dari Nazaret ini. Pendapat saya adalah : Seseorang yang mampu mengubah air menjadi anggur, menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan menenangkan gelombang laut, tidak bersalah sebagai pelaku perbuatan kriminal sebagaimana dituduhkan oleh orang banyak. Kami harus mengakui bahwa sesungguhnya Ia adalah Putra Elohim. Pelayan anda yang setia, Pontius Pilatus. Surat di atas tersimpan di Perpustakaan Kepausan di Vatikan, dan salinannya mungkin dapat diperoleh di Perpustakaan Kongres Amerika. Dari surat di atas, tahulah kita mengapa Pilatus "tidak berani" menjatuhkan vonis hukuman mati atas Yesus (Matius 27:24, Yohanes 18 : 31-40 dan 19 : 4,6 - 16)

PEREMPUAN ITU KU PANGGIL MAMA

Perempuan itu ku panggil Mama Yang setiap malam selalu terjaga saat hati sibuah hatinya sedang gelisah... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu sibuk di subuh hari untuk menyiapkan sarapan dan keperluan sibuah hatinya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengajariku untuk menjadi bijaksana,... Yang selalu mengajariku untuk selalu dekat dengan Sang Khalik... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu turut merasakan kesusahanku,.. Yang selalu barusaha memenuhi kebutuhanku... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengkhawatirkan keadaanku saat ku jauh,.. Yang selalu menanyaiku dengan penuh kasih saat ku murung... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat penyakit itu bersarang ditubuhnya dan kubisikan: mama izinkan aku untuk merawatmu dan menjagaimu... Perempuan itu ku panggil Mama Yang yang terbaring lamah di pembaringan... Perempuan itu ku panggil Mama Yang dengan lemah berusaha duduk di pembaringan dan mengatakan pesan terakhirnya kepadaku: "RIS MARI BERBAGI DENGAN MAMA DALAM HIDUPMU"... Perempuan itu ku panggil Mama Yang di saat-saat terakhir hidupnya masih memintaku untuk bernyanyi memuju Sang Khalik serta bertelut dan berdoa untuknya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang malam itu tarikan napasnya semakin berat.... Perempuan itu ku panggil mama Yang saat itu kubertelut di kakinya sambil memanjatkan doa: TUHAN KUMOHON KEBESARAN KASIHMU DAN MUJIZATMU UNTUK KESEMBUHAN DAN MEMBERI PANJANG UMUR BAGI MAMAKU TERCINTA... Perempuan itu ku panggil Mama Yang disaat-saat terakhir hidupnya ku bersujud di kakinya sambil menangis dan memeohon ampun atas semua dosa dan kesalahan yang pernah kubuat selama hidupku bersamanya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang mengatakan kepadaku: RIS MAMA CAPEK DAN MAMA INGIN ISTIRAHAT... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kubisikan: MAMA, KALAU MAMA CAPEK BERISTIRAHATLAH MAMA......... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat detik - detik terakhir tarikan napasnya, aku masih tetap besujud di kakinya sambil meneteskan air mataku ke kakinya sambil berkata: MAMAKU, TOLONG RASAKAN BETAPA AKU SANGAT MENYAYANGI MAMA LEWAT HANGATNYA AIR MATAKU YANG MENETES DI KAKI MAMA INI... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kasih sayangku kepadanya dikalahkan oleh kasih sayang Sang khalik kepada mamaku, sehingga saat itu juga mamaku menghembuskan napasnya yang terakhir untuk pergi menghadap Sang Khalik, untuk pergi meninggalkan kami selamanya dan untuk mengakhiri segala penderitaan hidupnya di dunia ini... Perempuan itu ku panggil Mama yang disaat tubuhnya terbujur kaku dan dingin, kucium mamaku sambil berbisik: MAMAKU TERSAYANG, KASIH SAYANG MAMA KEPADAKU AKAN TETAP MENJADI BINTANG DI DALAM HATIKU YANG AKAN TETAP BERSINAR DAN SINAR KASIH SAYANG ITU AKAN TETAP KUPANCARKAN KEPADA SEMUA ADIK - ADIKU, SAUDARA - SAUDARAKU, DAN SEMUA ORANG YANG BERADA DI SEKITARKU AGAR MEREKA TAHU BAHWA MAMAKU ADALAH FIGUR YANG TERBAIK DAN YANG TELAH MENDIDIKKU MENJADI MANUSIA YANG BIJAKSANA... Perempuan itu ku panggil Mama yang selalu menyebut namaku di dalam setiap doanya Perempuan itu kupanggil Mama Yang kini menetap disurga bersama Sang Khalik yang mengasihinya... TERIMA KASIH MAMAKU TERCINTA, ATAS SEMUA KEHIDUPAN YANG INDAH, YANG TELAH KAU HADIRKAN SELAMA ENGKAU BERSAMAKU DI DUNIA INI........ LIWAT HEMBUSAN NAPASKU SERTA DOAKU, KU TITIPKAN CIUM YANG PALING MANIS UNTUK MAMA DI SURGA SANA....... (Untuk mengenang mamaku yang meninggal tanggal 5 Mei 2009 di Ambon) Anakmu Richard Sahetapy yang Kau panggil RIS

SENG ADA MAMA LAI

SU SENG ADA MAMA LAI PAR BIKING COLO - COLO SU SENG ADA MAMA LAI PAR TUANG PAPEDA DI SEMPE SU SENG ADA MAMA LAI PAR ATOR MAKAN DI MEJA MAKAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR CUCI BETA PUNG PAKIAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR DENGAR BETA PUNG SUSAH SU SENG ADA MAMA LAI PAR JAGA BETA WAKTU SAKIT MAMAE.... PAR APA LAI BETA PULANG KA RUMAH TUA KALO MAMA SU SENG ADA PAR LIA BETA PAR APALAI BETA DUDU DI MEJA MAKAN KALO MAMA PUNG TAMPA GARAM SU SENG ADA PAR SAPA LAI BETA MAU MANYANYI KALO MAMA SU SENG ADA PAR DENGAR... SIOOO MAMA E.... MAMA SU JAUH DARI BETA DENG BASUDARA MAMA SU TENANG DI TETEMANIS PUNG PANGKO TAPI MAMA PUNG PASANG DENG MAMA PUNG DOA TETAP JADI BINTANG YANG BERSINAR DI BETA PUNG HATI SELAMA HIDOP DI DUNIA. JUST FOR MY LOVE MAMA

Glitter Text
Make your own Glitter Graphics

Yesus Manis