9 November 2009

Terpanggil Untuk Bertindak

Sumber : Mujizat itu Nyata
Amanat Agung 06 November jam 20:29
Terpanggil Untuk Bertindak


"Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."(Matius 25:21)

Seringkali banyak orang yang berpikiran sempit menilai apa arti baik itu. Mereka hanya mengira bahwa baik itu berarti tidak jahat. Namun benarkah seperti itu? Bila ukuran itu yang dipakai oleh kita maka kita akan terperangkap dalam kesalahan yang terus menerus. Untuk lebih memahami hal ini, saya akan memberi sebuah ilustrasi.

Seorang ibu yang hendak bepergian keluar rumah menasihati anaknya yang masih kecil. Ia berkata kepadanya, "Nak, berlakulah yang baik selama Ibu pergi." Si anak mengangguk tanda mengerti dan ibu pun itu pergi. Selama di rumah, pria kecil tersebut hanyalah duduk di depan televisi menonton program-program seusianya. Beberapa jam kemudian, ibunya pun kembali. Si ibu menanyakan kepada si anak hal yang dinasihatinya, "Nak, apakah kamu telah berlaku baik?" dengan sigap si anak menjawab, "Ya bu, saya telah berlaku baik."

Sebenarnya kedua orang yang diceritakan dalam ilustrasi tersebut tidak mengerti antara baik dan tidak jahat. Si ibu berpikir dengan tidak memecahkan jendela atau menarik ekor kucing, dia sudah mengira si anak sudah berlaku baik. Lain lagi dengan pikiran si anak, ia menterjemahkan perkataan ibunya seperti ini: duduk manis di rumah, tidak mengerjakan apa-apa; itu semua baginya adalah berlaku baik. Pikiran dari ibu dan anak ini bukan berarti salah, tetap benar tetapi masih sempit.

Tidak ada seorang baik hanya berdasarkan apa yang tidak dilakukannya. Ada perbedaan besar antara baik dan tidak jahat. Panggilan Kristus untuk penyerahan diri adalah panggilan untuk menjalani hidup yang penuh kebaikan. Kita harus mempergunakan sebaik mungkin segala kemungkinan, kesempatan, dan kepercayaan yang diberikan kepada kita. Sekedar tidak berbuat jahat belum cukup. Yesus memanggil kita untuk berbuat baik dalam pengertian yang aktif. Ia memanggil kita untuk bertindak.

Perumpamaan tentang seorang kaya yang merencanakan untuk melakukan perjalanan jauh ke luar negeri (Matius 25:14-30) adalah cara yang Yesus lakukan untuk mengajar murid-muridnya mengenai bertindak. Diceritakan disana ada seorang kaya yang hendak bepergian jauh. Ia pun memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan miliknya kepada mereka. Kepada yang seorang ia memberikan lima talenta, kepada yang lain ia memberikan dua talenta, dan kepada yang lain ia memberikan satu talenta. Satu talenta adalah sejumlah uang yang besar, yang sebanding dengan upah pekerja selama setahun. Ia menyuruh hamba-hambanya itu untuk menjalankan kekayaannya untuk memperoleh laba salama ia pergi.

Seperti yang kita tahu dari kisah ini, tidak semua hamba menjalankan apa yang tuannya suruh. Hamba yang diberikan lima talenta dan dua talenta menjalankan apa yang disuruh tuannya, sedangkan hambanya yang diberi satu talenta tidak melakukan apa-apa. Ia menyembunyikan satu talenta itu dengan pikiran agar uang tersebut tetap aman sampai tuannya kembali. Ketika tuannya kembali datang dan menagih apa yang telah diperintahkannya, hamba-hambanya ini pun memberikan laporan dan menyerahkan talenta mereka. Dimulai dari hamba lima talenta, lalu dua talenta, dan terakhir satu talenta. Ketika hamba satu talenta melaporkan apa yang dilakukannya, sang tuan pun marah. Ia pun menyuruh hamba-hamba lain mengambil talenta itu dari hamba satu talenta dan memberikannya kepada hamba yang mempunyai sepuluh talenta.

Tuan dari hamba-hamba itu berkata kepada si hamba yang diberi satu talenta, "campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Disanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi" (Matius 25:30). Perhatikan tiga kata yang dipakai Yesus untuk menggambarkan hamba itu. Ia menyebutnya jahat, malas, dan tidak berguna.

Tidak melakukan apa-apa bukanlah hal yang baik di mata Tuhan. Bagi-Nya, orang-orang yang seperti itu adalah sama dengan mereka yang tidak mau bekerja lebih keras, pemalas, dan acuh tak acuh, tetapi mengharapkan pujian ketika Ia kembali. Tuhan tidak suka dengan sikap seperti ini.

Kita tidak boleh berdiam diri saja selama di dunia ini, ada tugas yang Ia berikan untuk diselesaikan selama kita masih di dunia ini. Jangan sia-siakan kesempatan dan talenta yang sudah Tuhan berikan karena ketika tiba masanya nanti semua yang seharusnya kita jalani di dunia ini tidak bisa kita lakukan.

Hari-hari ini adalah masa anugerah, mari kita sebagai umat Allah bekerja giat di ladang-Nya membawa banyak jiwa bagi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus melalui apa yang sudah Ia taruhkan dalam kehidupan kita masing-masing. Amin

MEMIKUL SALIB

Sumber : Come and Follow Jesus
Ada 3 orang; A, B ,dan C di beri tugas oleh Tuhan untuk memikul salib yang sama besar dan sangat berat menuju puncak sebuah bukit. Di sana Tuhan berjanji akan menjemput mereka ke Surga. Di tengah jalan ketiga orang itu melihat sebuah gergaji, si B mulai berpikir dan menghasut kedua temannya untuk memotong salib mereka supaya salib itu menjadi ringan.
Namun kedua temannya tidak menuruti usul si B karena mereka taat dan mengasihi Tuhan.

Kasih mereka kepada Tuhan membuat mereka mau dan rela memikul tanggung jawab yang Tuhan sudah berikan tanpa keluhan.

Singkat cerita si B memotong salibnya, sehingga dengan mudah ia mendahului kedua temannya. Sampai dipuncak bukit, si B melihat sebuah jurang yang teramat lebar memisahkan puncak bukit itu dengan gerbang Surga. Di seberang jurang terlihat malaikat Tuhan yang sudah menanti kedatangan mereka.

Dengan bersemangat si B menanyakan jalan mana yang bisa dipakainya untuk sampai ke gerbang Surga, tapi malaikat Tuhan itu menjawab, "Tuhan sudah sediakan jalan itu".

Si B sangat bingung karena dia sama sekali tidak melihat jalan yang dimaksud sang malaikat Tuhan.

Beberapa saat kemudian, si A dan C tiba di puncak bukit tersebut.

Seperti halnya si B, mereka bertanya tentang jalan ke seberang pada malaikat Tuhan, mereka mendapatkan jawaban yang sama, "Tuhan sudah menyediakan jalan itu".

Kemudian Roh Kudus bukakan pikiran mereka berdua dan mereka mengerti sesuatu, ukuran salib yang berat dan besar itu sudah Tuhan buat tepat sama dengan jarak antara puncak bukit dan terbang Surga, itulah jalan yang Tuhan sudah sediakan.

Mereka segera sadar akan hal itu dan bergegas meletakkan salib mereka dan mulai menyeberang. Si B kebingungan karena salib yang Tuhan beri untuk dia sudah dia potong hingga tidak bisa berfungsi sebagai jembatan. Namun dipikirnya dia dapat meminjam salib A atau C untuk menyeberang. Tapi sungguh kasihan, begitu A dan C selesai menyeberang dengan salib mereka, salib itu tiba-tiba menghilang, itu berarti si B tidak dapat menyeberang ke pintu Surga.....

Dari ilustrasi ini, ditunjukkan bahwa seringkali kita menganggap Tuhan begitu kejam mengijinkan "salib" itu ada dalam hidup kita, kita juga sering mengeluh karena sepertinya pemrosesan (yang pahit) itu tidak kunjung selesai. Akibatnya kita terlalu sering mencari jalan keluar sendiri dan tidak mau taat pada Tuhan, sehingga memotong salib yang seharusnya kita pikul. Namun, justru "salib" itulah yang akan menolong kita mengerti akan kasih Tuhan pada kita.

Ia ijinkan kita mengalami pemrosesan yang sulit supaya kita menjadi semakin sempurna.

MARKUS 8:34 "Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."

-----------------------------------------------------------------------------------------
English Version

Cross,

There are 3 people; A, B, and C in the given task by God to carry the cross of the same size and very heavy towards the top of a hill. There, God promised to meet them to Heaven. In the middle of the street three men saw a saw, person B started to think and to incite the other two cross cutting them to cross into light.
But the other two proposals do not comply with the B because they are obedient and loving God.

Their love for God makes them want to and willing to take responsibility that God has given without complaint.

Long story short the B cut his cross, so he was easily ahead of two friends. Reached the top of the hill, the B saw a very wide gap that separates the top of the hill to the gates of Heaven. Across the gulf seen an angel of God who was waiting their arrival.

Person B excitedly asked which way to put in to get to the gates of Heaven, but the angel of the Lord answered, "God had already prepared the way".

Person B is very upset because she did not see the road is the angel of the Lord.

A few moments later, the A and C arrive at the top of the hill.

Like the B, they were asked about the way across the angel of the Lord, they get the same answer, "God has provided a way that".

Then the Holy Spirit opened their minds together and they understand something, the size of the cross is heavy and it was God's great for exactly the same as the distance between the top of the hill and fly Heaven, that's the way God has provided.

They soon realized that and they rushed to put the cross and began to cross. The B confusion because of the cross which God gave to him was he could not cut to serve as a bridge. But she thinks she can borrow the cross A or C to cross. But really sorry, so A and C completed their crossing with the cross, the cross suddenly disappear, it means that person B can not cross to the door of heaven .....

From this illustration, shown that we often think of God so cruel to allow "cross" it is in our lives, we also often complain that seemed processing (bitter) was not finished. As a result we too often find their own solutions and do not want to obey God, thereby cutting off the cross we should bear. However, it was "cross" that will help us understand the love of God to us.

He allowed us through a difficult process so that we become more perfect.

MARKUS 8:34 "Then Jesus called the crowds and the disciples to him and said to them:" Every person who would come after Me, he must deny himself and take up his cross and follow me.

God Bless us...
--------------------

Selamat Pagi

"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara
kamu." . Jangan jadikan Tuhan sebatas lampu emergency,
yang hanya menyala ketika dibutuhkan, namun jadikanlah Tuhan sebagai
partner dalam menempuh perjalanan hidup. Libatkan Tuhan dalam segala
aspek kehidupan Kita...

Selamat beraktifitas.. Jangan lupa, jaga kesehatan dan keselamatan..Tetap semangat.. Have a nice day..Good luck and God bless..!!
--------------------

BINTANG LAUT

Sumber : Ellia Stories

Ada seorang pengusaha yang sangat sukses,setiap pagi sebelum berangkat kekantor pagi-pagi sekali dia selalu menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di pantai didekat rumahnya, setiap kali pada saat dia jalan di pantai dia melihat seorang pemuda yang berlari-lari kesana kemari sedang menari-nari. Dia merasa sangat heran melihat pemuda itu setiap pagi menari-nari di pantai, tetapi dia hanya memperhatikan dan terus melanjutkan perjalanannya. Akhirnya pada suatu pagi karena sangat penasaran pengusaha tersebut memberanikan diri untuk berhenti dan bertanya kepada pemuda tersebut "hai, anak muda boleh aku bertanya kepada mu?" , anak muda tersebut berhenti sebentar kemudian menjawab "boleh,ada apa Pak?"

Pengusaha: "kenapa setiap pagi kau selalu menari-nari dan berlari kesana kemari?"

Anak muda: " saya tidak menari !!??"

Pengusaha: " lalu apa yang sedang kau lakukan di pantai ini !!??"

Anak muda: " saya harus cepat-cepat mengambil bintang laut ini (sambil mengangkat seekor bintang laut) dan melemparkanya kembali kelaut "(kemudian dia melemparkan bintang laut tersebut sejauh mungkin dari pantai kembali ke laut)

Pengusaha: "kenapa kau lakukan itu?"

Anak muda: "agar bintang laut ini tidak mati,karena sebentar lagi matahari akan bersinar dan kalau saya tidak cepat-cepat mengembalikan bintang laut ini ke laut maka bintang laut ini akan mati kekeringan !!"

Pengusaha:" anak muda apa yang kau lakukan itu sangat percuma dan tidak ada gunanya !! karena kau lihat !!...begitu banyak bahkan ada ribuan bintang laut dipantai ini, seberapa cepat kau melemparkannya pasti bintang laut-bintang laut ini akan mati semua, karena kau lihat matahari sudah mulai bersinar !!!"

mendengar jawaban seperti itu Pemuda tersebut diam sebentar....melihat ke semua arah di pantai tersebut dan melihat begitu banyak bintang laut di pantai tersebut, kemudian dia menoleh kembali ke pengusaha tersebut, dia mengambil seekor bintang laut dan berkata " yah....tapi tidak untuk bintang laut ini !!! " lalu melemparkannya kembali ke laut,kemudian terus melanjutkan kegiatannya melemparkan bintang laut-bintang laut tersebut kembali ke laut.

Pengusaha tersebut hanya melihat dengan heran dan tidak berkata sepatah katapun, kemudian melanjutkan perjalanannya.

keesokan harinya ketika kembali berjalan di pantai dia melihat pemuda tersebut tetap melakukan kegiatannya,tapi kali ini dia tetap meneruskan perjalanannya. Hari berganti hari....... sampai suatu hari pengusaha tersebut berhenti dan kemudian bersama-sama dengan pemuda tersebut melemparkan satu persatu bintang laut-bintang laut itu kembali ke laut.

Perbedaan dan Perubahan sekecil apapun yang kita buat sebagai umat pilihan Allah didalam lingkungan sekitar kita untuk kemuliaan NYA, itu akan membuat terang kasih Kristus akan bersinar dan kemuliaan Tuhan akan terbit di atas kita.

"Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-NYA menjadi nyata atasmu." (Amsal 60: 1-2)

Catatan

Sumber : Come and Folow Jesus
1. Belajar tersenyum bila masalah datang
2. Tulus seperti merpati supaya jangan menipu, cerdik seperti ular supaya jangan ditipu (berhikmat)
3. Boleh lupa dompet asal jangan lupa doa.
4. Punyailah iman yang dapat melihat kesempatan dalam kesulitan dan bukan melihat kesulitan dalam kesempatan
5. Layanilah Tuhan dengan karunia yang Tuhan berikan, karena banyak yang mampu (melayani) tetapi tidak mau dan banyak yang mau tapi tidak mampu.
6. Jadikan persembahan saudara menjadi penyembahan dan bukan penyesalan
7. Layanilah Tuhan dengan sukacita dan bukan dengan suka-suka
8. Pilihlah makanan saudara sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan
9. Jadilah Kristen yang kritis tetapi jangan penuh kritik
10. Jadikanlah Alkitab sebagai "Obat Kuat" dan bukan "Obat Tidur"
11. Lakukanlah yang benar, bukan apa yang kamu rasa benar
12. Terimalah orang lain apa adanya, bukan "ada apanya".

Salam Sejahtera bagimu..
Tuhan Memberkati Kita semua.
--------------------

Bermimpi...

Sumber : Come and Follow Jesus
Ada seorang gadis kecil berdiri di pinggir keramaian selagi ayahnya memberikan suatu kesaksian tentang apa yang telah diperbuat Tuhan Yesus dalam hidupnya. Dia menyaksikan bagaimana Tuhan telah menyelamatkan dia dan menarik dia dari gaya hidupnya sebagai seorang pemabuk.

Pada hari itu ada seorang sinis yang berdiri di antara kerumunan tersebut yang tidak tahan lagi mendengar segala omong kosong tentang agama tersebut. Dia berteriak, "Kenapa anda tidak duduk dan diam saja, orang tua. Anda hanyalah bermimpi."

Tak beberapa lama, orang skeptik ini merasa ada tarikan di lengan jaketnya. Dia menoleh ke bawah dan ternyata itu adalah gadis kecil ini. Anak itu menatapnya lekat-lekat dan berkata, "Tuan, itu adalah ayah saya yang anda bicarakan. Anda mengatakan ayah saya seorang pemimpi? Biar saya ceritakan kepada anda tentang ayah saya.

"Ayah saya dulu seorang pemabuk dan malam-malam pulang ke rumah, dan memukuli ibu saya. Ibu menangis sepanjang malam. Dan Tuan, kami tidak memiliki pakaian-pakaian bagus untuk dipakai karena ayah saya membelanjakan seluruh uangnya untuk whiski. Kadang-kadang saya bahkan tidak memiliki sepatu untuk dikenakan ke sekolah. Tapi lihatlah sepatu dan baju ini! Ayah saya mempunyai pekerjaan yang baik sekarang!".

Lalu sambil menunjuk ke suatu arah, dia mengatakan, "Apakah anda melihat seorang wanita yang sedang tersenyum di sana? Itu adalah ibu saya. Dia tidak menangis sepanjang malam lagi sekarang. Sekarang dia menyanyi."

Kemudian suatu pukulan yang hebat. Anak itu berkata, "Yesus telah merubah ayah saya. Yesus telah merubah rumah kami. Tuan, jika ayah saya sedang bermimpi, tolong jangan bangunkan dia!"

LUKAS 19
(1) Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.

(2) Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.

(3) Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.

(4) Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

(5) Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."

(6) Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.

(7) Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa."

(8) Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."

(9) Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.

(10) Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
-----------------------------------------------------------------------------------------
English Version


Dreaming,

There was a little girl standing at the edge of the crowd while his father gave a testimony about what Jesus has done in his life. He saw how God had saved him and pulled him from his lifestyle as a drunkard.

On that day there was a cynic who stood among the crowd who could not bear to hear any nonsense about religion. He shouted, "Why do you not sit and be quiet, old man. You are just dreaming."

Not for a while, people feel there are skeptics in the arm pull his jacket. He looked down and it was this little girl. The boy looked at him hard and said, "Sir, it was my father you are talking about. You say my father was a dreamer? Let me tell you about my father.

"My father was an alcoholic and at night go home and beat my mother. My mother cried all night. And Lord, we do not have nice clothes to wear because my father spent all his money for whiskey. Sometimes I even did not have shoes to wear to school. But look at these shoes and clothes! my dad had a good job right now! ".

Then, pointing to a direction, he said, "Do you see a woman who was smiling there? That is my mother. She did not cry all night now. Now he's singing."

Then a great blow. The boy said, "Jesus has changed my father. Jesus has changed our house. Sir, if my father was dreaming, please do not wake him!"
--------------------

KEMURAHAN

Sumber : Come and Follow Jesus
LUKAS 6:36
"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

Anak lelaki itu duduk membungkuk. Tatapannya menantang dan tangannya dikepalnya. "Ayo, berikan pada saya."

Sang kepala sekolah melihat ke bawah, ke arah si pemberontak muda ini. "Sudah sesering apa kamu berada di sini?"

Anak lelaki itu mendengus menantang.

"Kelihatannya belum cukup sering." Kepala Sekolah melihat anak itu dengan tatapan aneh. "Dan tiap kali kamu ke sini, kamu selalu dihukum. Benar, bukan?"
"Ya, saya sudah dihukum berkali-kali, jika itu yang Bapak maksud." Dia membusungkan dadanya yang kecil. "Ayo. Saya bisa menghadapi hukuman apapun yang Bapak berikan. Saya selalu mampu."

"Dan tidak pernah sekalipun pikiran mengenai hukuman yang akan menantimu terlintas di kepalamu tiap kali kamu ingin melanggar peraturan lagi, benar tidak?"

"Ya. Saya selalu melakukan apa yang ingin saya lakukan. Tidak ada satupun yang bisa kalian lakukan untuk menyetop saya."

Kepala Sekolah menoleh kepada guru anak itu yang berdiri di sampingnya. "Apa yang dia lakukan kali ini?"

"Berkelahi. Dia menarik si Tommy kecil dan memasukkan kepalanya ke kotak pasir."

Kepala Sekolah menoleh kembali ke arah si anak. "Mengapa kamu lakukan itu? Apa yang diperbuat si kecil Tommy kepadamu sampai kau lakukan ha itu?"

"Dia tidak berbuat apa-apa. Saya hanya tidak suka melihat cara dia memandang saya, sama seperti saya tidak suka cara Bapak melihat saya! Dan jika saya pikir saya dapat melakukannya, saya akan memasukkan kepala anda ke sesuatu juga."

Si guru menjadi tegang dan mulai bangkit berdiri saat Kepala Sekolah menatapnya sejenak, melarangnya untuk bertindak.

Kepala Sekolah berpikir sejenak sambil melihat anak itu. Lalu beliau berkata pelan, "Hari ini, anak muda, kamu harus belajar mengenai kemurahan."

"Kemurahan? Bukankah itu yang kalian orang tua lakukan sebelum makan? (Berdoa, atau 'saying grace', red). Saya tidak butuh kemurahan apapun."

"Oh, kamu butuh." Kepala Sekolah mempelajari wajah anak kecil itu dan berbisik. "Oh ya, kamu benar-benar butuh kemurahan.."

Si anak terus saja memandang marah saat Kepala Sekolah melanjutkan, "Definisi singkat 'Kemurahan' adalah ‘Kebaikan yang tidak sepantasnya diberikan’. Kamu tidak pantas untuk mendapatkannya, hal itu adalah hadiah dan selalu diberikan dengan cuma-cuma. 'Kemurahan' berarti kamu tidak akan mendapat apa yang sepantasnya kamu terima."

Anak kecil itu menampakkan kesan bingung. "Bapak tidak akan memukul saya? Bapak akan membiarkan saya pergi dari sini begitu saja?"

Kepala Sekolah memandang anak yang pantang menyerah itu. "Ya, saya akan mengijinkan kamu pulang begitu saja."

Si anak menyelidiki wajah Kepala Sekolah, "Tidak ada hukuman sama sekali? Meskipun saya sudah menyakiti si Tommy dan memasukkan kepalanya ke kotak pasir?"

"Oh, hukuman pasti ada. Apa yang kamu lakukan itu salah dan perbuatan kita selalu ada konsekuensinya. Hukumannya ada. 'Kemurahan' bukan alasan untuk melakukan hal yang salah."

"Tuh kan," dengus si anak saat dia menyerahkan tangannya untuk dipukul. "Ayo, lakukan saja sekarang."

Kepala Sekolah mengangguk kepada Guru. "Tolong bawa ke sini ikat pinggangnya."

Si Guru memberikan ikat pinggang kepada Kepala Sekolah, yang kemudian melipatnya dengan hati-hati, dan menyerahkannya kembali ke si Guru. Dia memandang si anak saat berkata, "Hitung pukulan-pukulannya."

Dia keluar dari belakang mejanya dan berjalan lurus ke arah si anak. Dengan lembut ditekuknya tangan si anak yang terjulur ke depan untuk menunggu pukulan-pukulan tersebut. Lalu dia berbalik ke arah si Guru dengan menjulurkan tangannya sendiri. Satu kata keluar dari mulutnya dengan pelan. "Mulai."

Ikat pinggang itu melecut tangan Kepala Sekolah yang terjulur. Krek! Anak kecil itu meloncat 2 meter ke udara. Wajahnya diliputi kekejutan.

"Satu," bisiknya. Krek!

"Dua."

Suaranya naik satu oktaf. Krek!

"Tiga."

Dia tidak dapat mempercayai hal ini. Krek!

"Empat."

Air mata mulai menggenangi mata si pemberontak cilik.

"OK, stop! Sudah cukup!" Krek!

Ikat pinggang melecut tangan yang saat itu sudah mati rasa. Krek!

Si anak meringis tiap kali lecutan menghantam, air mata kini mengaliri wajahnya. Krek! Krek! "Tolong berhenti," ratap si bekas pemberontak, "Stop! Saya yang lakukan kenakalan itu, saya yang harusnya dilecut. Stop! Tolong hentikan."

Tetap saja lecutan demi lecutan datang, Krek! Krek!, yang satu menyusul yang sebelumnya.

Akhirnya berakhir juga semuanya.

Kepala Sekolah berdiri dengan kening yang berkilauan oleh keringat dan butiran keringat menetes dari wajahnya. Dia berlutut dengan perlahan-lahan. Dia mempelajari wajah si anak sesaat, lalu mengulurkan tangannya yang bengkak untuk mengelus wajah si anak yang tengah menangis. Lalu dia mengucapkan kata ini dengan lembut, "Kemurahan."

ROMA 2:4
"Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?"
-----------------------------------------------------------------------------------------
English Version
-------------------

Generosity,

LUKAS 6:36
"Be merciful, just as your Father is compassionate."

The boy sat hunched. Challenging gaze and his fists. "Come on, give it to me."

The principal looked down at the young rebels. "It's often what you're here?"

The boy snorted defiantly.

"Apparently not enough." The principal saw the child with a strange look. "And every time you come here, you are always punished. Right?"
"Yes, I was punished many times, if that's what you mean." He puffed out his chest a little. "Come on. I can face whatever punishment you give. I was always able to."

"And never once thought about the punishment that would await you came to your head every time you want to break the rules again, right?"

"Yes. I always do what I wanted to do. There is nothing you can do to stop me."

Principal teacher turned to the boy who stood beside him. "What did he do this time?"

"Fighting. He pulled the little Tommy and put his head into the sand box."

Head turned back toward the child. "Why did you do that? What's done little Tommy do to you until you just that?"

"He did not do anything. I just do not like the way she looked at me, just like I do not like the way you look at me! And if I thought I could do it, I'll put your head into something, too."

The teacher became tense and began to rise as the principal looked at him a moment, forbade him to act.

The principal thought for a moment as he saw the child. Then he said quietly, "Today, young children, you must learn about generosity."

"Grace? Is not that what your parents do before eating? (Pray, or 'saying grace', red). I do not need any mercy."

"Oh, you need to." Principal study child's face and whispered. "Oh yes, you really need a favor .."

The child continued to look angry when the principal continued, "a brief definition of 'Grace' is a 'good that it is inappropriate given'. You do not deserve to get it, it is a gift and was always given freely. 'Generosity' means you do not 'll get what you deserve thanks. "

The little boy appeared puzzled. "You're not going to hit me? You would let me out of here just like that?"

Head looked at children who were unyielding. "Yes, I'll let you go away."

The children investigate the principal's face, "There is no punishment at all? Although I've hurt the Tommy and put his head into the sand box?"

"Oh, there must be punishment. What do you do it wrong and our actions there are always consequences. His sentence there. 'Grace' is not a reason for doing the wrong thing."

"See," sniffed the boy as he handed his hand to hit. "Come on, do it now."

Headmaster nodded to teacher. "Please take the belt here."

The teacher gave the belt to the principal, who then fold it carefully, and handed it back to the teacher. He looked at the boy as saying, "Count the blows."

He came out from behind his desk and walked straight toward the child. Gently bend the child's hand outstretched to the front to wait for these beatings. Then he turned toward the teacher with his own hands stretched out. One word out of her mouth slowly. "Start."

Belt whip hand outstretched Principal. Crack! The little boy jumped 2 feet into the air. His face was filled with consternation.

"One," he whispered. Crack!

"Two."

His voice rose an octave. Crack!

"Three."

He could not believe this. Crack!

"Four."

Tears began to fill the eyes of the little rebel.

"OK, stop! Enough is enough!" Crack!

Belt whip hand when it was numb. Crack!

The boy grimaced each time crack hit, tears now streaming down his face. Crack! Crack! "Please stop," lamented the former rebels, "Stop! I are doing mischief, I who should be punished. Stop! Please stop."

Still, lash by lash came, Crack! Crack!, Which followed the previous one.

Finally, everything ends well.

The principal stood with her forehead glistening with sweat and beads of sweat dripping from his face. He knelt down slowly. He studied the boy's face for a moment, then reached out his hand to stroke the swollen face of the child who was crying. Then he uttered these words softly, "Grace."

That is what Jesus has done for us.


ROMA 2:4
"Will you ignore the wealth of His kindness, His patience and His broad-mindedness? Do not you know, that God's kindness is meant to lead you to repentance?"
Itulah yang Yesus telah perbuat untuk kita.
--------------------

SURAT PILATUS KEPADA KAISAR TIBERIUS

Ternyata selama masa pemerintahannya sebagai Gubernur Yudea, Pontius Pilatus pernah menulis sebuah surat kepada Kaisar Tiberius di Roma melaporkan mengenai aktivitas dari pelayanan Yesus. Surat ini ditulisnya pada tahun 32 AD. Berikut adalah isi suratnya : Kepada Yang Mulia Kaisar Tiberius ... Seorang anak muda telah muncul di Galilea dan atas nama Elohim yang mengutusnya, Dia telah berkhotbah dalam sebuah hukum yang baru, dengan perilaku yang rendah hati. Pada mulanya saya mengira tujuan-Nya adalah untuk menimbulkan gerakan revolusi rakyat untuk melawan pemerintahan Roma. Dugaan saya keliru, Yesus Orang Nazaret itu ternyata bergaul lebih akrab dengan orang Romawi daripada dengan orang Yahudi. Suatu hari saya memperhatikan, ada seorang anak muda di antara sekelompok orang, sedang bersandar pada sebatang pohon dan berbicara dengan tenang kepada kumpulan orang banyak yang mengelilingi-Nya. Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa itulah Yesus. Terdapat perbedaan yang jelas antara Dia dan orang-orang yang mengelilingi-Nya. Dari rambut dan janggutnya yang pirang, Ia kelihatan seperti "Tuhan" (Lord). Ia berumur sekitar 30 tahun, dan saya belum pernah melihat orang dengan wajah sedemikian simpatik dan menyenangkan seperti Dia. Apa yang membuat Ia kelihatan begitu berbeda dengan orang-orang yang sedang mendengarkan-Nya adalah pada wajah-Nya yang ceria. Karena saya tidak ingin mengganggu-Nya, saya meneruskan perjalanan saya, tetapi saya menyuruh sekretaris saya untuk bergabung dengan mereka dan turut mendengarkan pengajaran-Nya. Kemudian sekretaris saya melaporkan bahwa belum pernah ia membaca karya-karya ahli filsafat manapun yang dapat disejajarkan dengan ajaran Orang itu, dan bahwa Orang itu (Yesus) sama sekali tidak membawa orang ke jalan yang sesat, dan tidak pula menjadi penghasut. Oleh karena itulah kami memutuskan untuk membiarkan-Nya. Ia bebas untuk melakukan kegiatan-Nya berbicara dan mengumpulkan orang. Kebebasan yang tidak terbatas ini menggusarkan orang-orang Yahudi dan menimbulkan kemarahan mereka. Ia tidak menyusahkan orang miskin, tetapi merangsang kemarahan orang-orang kaya dan para tokoh masyarakat. Kemudian saya menulis surat kepada Yesus, meminta Ia untuk diwawancarai dalam suatu pertemuan. Ia datang. Pada saat Orang Nazaret itu tiba, saya sedang melakukan jalan pagi. Dan ketika saya memperhatikan-Nya, saya begitu tertegun. Kedua kaki saya serasa dibelenggu oleh rantai besi yang terikat pada lantai batu pualam. Seluruh tubuh saya gemetar bagaikan seorang yang bersalah berat. Namun Ia tenang saja. Tanpa beranjak, saya begitu terpukau dengan orang yang luarbiasa ini beberapa saat. Tidak ada yang tidak menyenangkan pada penampilan atau perilaku-Nya. Selama kehadiran-Nya saya menaruh hormat dan respek yang mendalam pada diri-Nya. Saya katakan kepada-Nya bahwa pada diri dan kepribadian-Nya terdapat sesuatu yang memancar dan menunjukkan kesederhanaan yang memukau, yang menempatkan Ia di atas para ahli filsafat dan cendekiawan masa kini. Ia meninggalkan kesan yang mendalam pada kami semua karena sikap-Nya yang simpatik, sederhana, rendah hati, dan penuh kasih. Saya telah meluangkan banyak waktu untuk mengamati aktivitas pelayanan menyangkut Yesus dari Nazaret ini. Pendapat saya adalah : Seseorang yang mampu mengubah air menjadi anggur, menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan menenangkan gelombang laut, tidak bersalah sebagai pelaku perbuatan kriminal sebagaimana dituduhkan oleh orang banyak. Kami harus mengakui bahwa sesungguhnya Ia adalah Putra Elohim. Pelayan anda yang setia, Pontius Pilatus. Surat di atas tersimpan di Perpustakaan Kepausan di Vatikan, dan salinannya mungkin dapat diperoleh di Perpustakaan Kongres Amerika. Dari surat di atas, tahulah kita mengapa Pilatus "tidak berani" menjatuhkan vonis hukuman mati atas Yesus (Matius 27:24, Yohanes 18 : 31-40 dan 19 : 4,6 - 16)

PEREMPUAN ITU KU PANGGIL MAMA

Perempuan itu ku panggil Mama Yang setiap malam selalu terjaga saat hati sibuah hatinya sedang gelisah... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu sibuk di subuh hari untuk menyiapkan sarapan dan keperluan sibuah hatinya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengajariku untuk menjadi bijaksana,... Yang selalu mengajariku untuk selalu dekat dengan Sang Khalik... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu turut merasakan kesusahanku,.. Yang selalu barusaha memenuhi kebutuhanku... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengkhawatirkan keadaanku saat ku jauh,.. Yang selalu menanyaiku dengan penuh kasih saat ku murung... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat penyakit itu bersarang ditubuhnya dan kubisikan: mama izinkan aku untuk merawatmu dan menjagaimu... Perempuan itu ku panggil Mama Yang yang terbaring lamah di pembaringan... Perempuan itu ku panggil Mama Yang dengan lemah berusaha duduk di pembaringan dan mengatakan pesan terakhirnya kepadaku: "RIS MARI BERBAGI DENGAN MAMA DALAM HIDUPMU"... Perempuan itu ku panggil Mama Yang di saat-saat terakhir hidupnya masih memintaku untuk bernyanyi memuju Sang Khalik serta bertelut dan berdoa untuknya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang malam itu tarikan napasnya semakin berat.... Perempuan itu ku panggil mama Yang saat itu kubertelut di kakinya sambil memanjatkan doa: TUHAN KUMOHON KEBESARAN KASIHMU DAN MUJIZATMU UNTUK KESEMBUHAN DAN MEMBERI PANJANG UMUR BAGI MAMAKU TERCINTA... Perempuan itu ku panggil Mama Yang disaat-saat terakhir hidupnya ku bersujud di kakinya sambil menangis dan memeohon ampun atas semua dosa dan kesalahan yang pernah kubuat selama hidupku bersamanya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang mengatakan kepadaku: RIS MAMA CAPEK DAN MAMA INGIN ISTIRAHAT... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kubisikan: MAMA, KALAU MAMA CAPEK BERISTIRAHATLAH MAMA......... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat detik - detik terakhir tarikan napasnya, aku masih tetap besujud di kakinya sambil meneteskan air mataku ke kakinya sambil berkata: MAMAKU, TOLONG RASAKAN BETAPA AKU SANGAT MENYAYANGI MAMA LEWAT HANGATNYA AIR MATAKU YANG MENETES DI KAKI MAMA INI... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kasih sayangku kepadanya dikalahkan oleh kasih sayang Sang khalik kepada mamaku, sehingga saat itu juga mamaku menghembuskan napasnya yang terakhir untuk pergi menghadap Sang Khalik, untuk pergi meninggalkan kami selamanya dan untuk mengakhiri segala penderitaan hidupnya di dunia ini... Perempuan itu ku panggil Mama yang disaat tubuhnya terbujur kaku dan dingin, kucium mamaku sambil berbisik: MAMAKU TERSAYANG, KASIH SAYANG MAMA KEPADAKU AKAN TETAP MENJADI BINTANG DI DALAM HATIKU YANG AKAN TETAP BERSINAR DAN SINAR KASIH SAYANG ITU AKAN TETAP KUPANCARKAN KEPADA SEMUA ADIK - ADIKU, SAUDARA - SAUDARAKU, DAN SEMUA ORANG YANG BERADA DI SEKITARKU AGAR MEREKA TAHU BAHWA MAMAKU ADALAH FIGUR YANG TERBAIK DAN YANG TELAH MENDIDIKKU MENJADI MANUSIA YANG BIJAKSANA... Perempuan itu ku panggil Mama yang selalu menyebut namaku di dalam setiap doanya Perempuan itu kupanggil Mama Yang kini menetap disurga bersama Sang Khalik yang mengasihinya... TERIMA KASIH MAMAKU TERCINTA, ATAS SEMUA KEHIDUPAN YANG INDAH, YANG TELAH KAU HADIRKAN SELAMA ENGKAU BERSAMAKU DI DUNIA INI........ LIWAT HEMBUSAN NAPASKU SERTA DOAKU, KU TITIPKAN CIUM YANG PALING MANIS UNTUK MAMA DI SURGA SANA....... (Untuk mengenang mamaku yang meninggal tanggal 5 Mei 2009 di Ambon) Anakmu Richard Sahetapy yang Kau panggil RIS

SENG ADA MAMA LAI

SU SENG ADA MAMA LAI PAR BIKING COLO - COLO SU SENG ADA MAMA LAI PAR TUANG PAPEDA DI SEMPE SU SENG ADA MAMA LAI PAR ATOR MAKAN DI MEJA MAKAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR CUCI BETA PUNG PAKIAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR DENGAR BETA PUNG SUSAH SU SENG ADA MAMA LAI PAR JAGA BETA WAKTU SAKIT MAMAE.... PAR APA LAI BETA PULANG KA RUMAH TUA KALO MAMA SU SENG ADA PAR LIA BETA PAR APALAI BETA DUDU DI MEJA MAKAN KALO MAMA PUNG TAMPA GARAM SU SENG ADA PAR SAPA LAI BETA MAU MANYANYI KALO MAMA SU SENG ADA PAR DENGAR... SIOOO MAMA E.... MAMA SU JAUH DARI BETA DENG BASUDARA MAMA SU TENANG DI TETEMANIS PUNG PANGKO TAPI MAMA PUNG PASANG DENG MAMA PUNG DOA TETAP JADI BINTANG YANG BERSINAR DI BETA PUNG HATI SELAMA HIDOP DI DUNIA. JUST FOR MY LOVE MAMA

Glitter Text
Make your own Glitter Graphics

Yesus Manis