25 Juli 2011

THE BULLDOG

Sumber : Elia stories Care
Saya (Dr. Stephen Abdul Ganiyu Adewale) dilahirkan tanggal 9 Agustus 1965 dalam keluarga poligami, sehingga saya selalu kebingungan saat harus menjelaskan hubungan keluarga saya kepada saudara saya yang lain. Itu terjadi karena saya lahir bukan dari latar belakang Kristen, namun penentang kekristenan. Saya anak sulung dari dua puluh bersaudara dalam satu ayah. Ayah saya adalah seorang polisi yang selalu ditempatkan di daerah yang berbeda-beda sesuai tugas, sehingga hidup saya selalu berpindah-pindah, tidak pernah menetap. Dengan adik yang banyak dan hidup yang berpindah-pindah, saya hidup dalam situasi ekonomi yang sangat sulit. Sekolah tidak pernah tetap, bisa tiap tahun saya berpindah sekolah. Ayah biasa menitipkan saya pada kenalannya karena tidak mampu mengurusi saya. Kenalan-kenalan ayah tersebut jelas tidak menyayangi saya karena hanya terpaksa saja menerima saya.

Saya pernah tinggal dengan seorang ibu yang memiliki usaha kantin. Saya dipaksa bekerja sendirian dalam memasak, melayani tamu, sampai mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Mungkin alasannya mau menerima saya adalah karena ia mendapatkan pekerja tanpa harus membayar. Saat ayah harus pindah lagi, kali ini saya dititipkan pada temannya yang seorang tukang roti. Saya mendapatkan perlakuan yang lebih buruk dari sebelumnya, ia sering memukuli saya hanya untuk melampiaskan kemarahannya. Saya harus mengalami kerja paksa; bangun pagi-pagi sekali, sampai hari menjelang siang, ia baru membiarkan saya pergi sekolah. Karena sudah terlalu siang, saya tidak berani masuk sekolah. Saya hanya berputar-putar di sekitar sekolahan sambil bersembunyi, takut mendapat hukuman dari sekolah. Hal ini tentu saja membuat saya tidak naik kelas. Sebaliknya, saya malah masuk dalam pergaulan yang salah.

Keterlibatan saya yang semakin jauh dalam pergaulan geng, membuat masa depan saya semakin kelam. Saya melakukan segala macam kejahatan geng, mulai dari pemerasan, teror, pencurian, sampai perampokan. Di kalangan kriminal, saya cukup ditakuti. Mereka menjuluki saya "Bulldog". Itulah panggilan saya sehari-hari -- punya banyak musuh. Saya dikejar-kejar polisi dan masuk dalam daftar pencarian orang, sehingga saya harus melarikan diri berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain. Kadang saya juga takut dosa kalau teringat agama. Walaupun saya orang jahat, saya masih rajin bersembahyang seperti yang agama saya ajarkan. Untuk itu, saya mencoba bertobat; berhenti melakukan hal jahat dan melakukan pekerjaan lain yang baik. Saya melakukan pekerjaan apa saja, mulai dari kondektur bus, pekerja bangunan, pemotong kayu, buruh kasar, dan sebagainya.

Namun, hidup sepertinya tetap tidak berpihak pada saya, pekerjaan-pekerjaan tersebut tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan saya. Untuk makan, saya masih sering kelaparan. Hanya untuk mengganjal perut, saya sering makan dedaunan atau minum air mentah yang banyak sampai perut saya terasa penuh. Saya tidak tahan lagi. Suatu hari, saat saya kembali merampok sebuah toko, rupanya ada yang melihat dan melapor polisi. Polisi langsung mengepung tempat itu dan mencari-cari saya. Untungnya saya masih sempat lolos dan lari sejauh mungkin. Dalam pelarian, saya hidup luntang-lantung dan kelaparan, namun saya tidak mau berbuat jahat lagi. Suatu hari, saya melewati halaman sebuah sekolah Kristen. Di balik pagar sekolah itu, saya mendengarkan murid-murid yang sedang berlatih paduan suara. Begitu indahnya lagu yang mereka nyanyikan, saya berdiri diam di sana dan menikmati nyanyian itu. Ada sebuah kedamaian meresap ke dalam hati saya.

Saya keluarkan sebuah kitab Injil kecil yang kumuh dan lusuh dari balik baju saya. Kitab kecil itu adalah pemberian seorang teman saya waktu bekerja dahulu. Menurutnya, itu adalah harta yang paling berharga baginya, dan dia memberikan pada saya karena katanya buku itu bisa melindungi saya. Bahkan, ia mengajarkan beberapa doa dari kitab Mazmur, katanya untuk perlindungan dan kekuatan. Memang saya masih rajin bersembahyang, namun kadang-kadang saya tergoda untuk berdoa dengan cara teman saya karena merasakan kemanjuran dari doa-doa tersebut. Saya merasakan pikiran saya menjadi lebih tenang dan memiliki kekuatan untuk tetap bertahan. Kemudian, saya naik gunung, menyendiri, berdoa, dan bertapa. Hal ini biasa dilakukan oleh orang pemeluk agama saya untuk mencari pencerahan. Saya minta petunjuk atas hidup saya yang tidak pantas dijalani ini. Berdoa dengan tasbih, mengulangi doa-doa yang sama. Namun, terkadang saya membaca Injil dan turut berdoa dengan kalimat-kalimat dalam Mazmur.

Saya merasa mendapatkan kekuatan karena doa-doa itu, dan kemudian turun gunung. Saya menumpang pada seorang Kristen yang saya kenal begitu saja di jalan. Dia begitu baik, menyediakan segala yang saya perlukan setiap hari. Suatu hari, tanpa sengaja saya pergi mengikuti kebaktiannya. Saya pikir tidak ada salahnya, toh saya juga sudah membaca Mazmur dan doa-doa dalam kitab itu juga sudah menjadi doa saya. Namun kemudian, yang terjadi tidak disangka-sangka, ada semacam aliran yang terasa begitu hebat menjamah saya. Saya bertobat dan menyerahkan hidup saya pada Kristus. Setelah itu, saya kembali ke kampung halaman. Karena tidak enak pada saudara-saudara, saya tetap meneruskan sembahyang dengan cara mereka, walaupun saya gelisah dan tidak menemukan damai saat melakukannya. Saya masuk dalam pergumulan yang berat, mana yang harus saya pilih, keyakinan saya yang lama atau Kristus? Bermalam-malam saya tidak bisa tidur dan terus memikirkannya.

Sampai suatu malam saya bermimpi. Mimpi itu jelas sekali. Saya bermimpi ada di sebuah persimpangan dengan banyak jalan. Saya kebingungan dan menimbang-nimbang, jalan mana yang harus saya pilih? Ada sesuatu mendekati saya, walau saya tidak dapat melihat wujudnya, namun saya dapat mendengar suaranya. Ia berkata, "Ikutlah jalan ke mana engkau telah mulai melangkahkan kakimu ke situ, dan kau akan melihat ke mana jalan itu akan membawamu." Saya mematuhi suara itu dan mulai berjalan. Walaupun saya tidak melihatnya, saya tahu Ia mengikuti saya. Tidak lama kemudian, saya tiba di sebuah tempat yang sangat indah, tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Saya katakana pada sosok itu, saya ingin tinggal di tempat yang indah itu dan tidak ingin kembali lagi. Ia menjawab, "Terserah padamu untuk memilih datang ke sini atau tidak, tapi untuk sekarang, mari kita pergi." Dan saya pun terbangun dari mimpi itu.

Saya mulai berdoa, Tuhan saya ingin sampai di tempat itu dan tinggal di sana, apapun yang terjadi. Perjumpaan saya dengan Kristus telah membulatkan tekad saya. Orang-orang sekitar saya mulai mengetahui perubahan keyakinan saya dan mereka mulai membenci, melecehkan, dan menindas saya. Hal itu juga sampai ke telinga ayah, dan ia pun memanggil saya. Walaupun takut, saya memberanikan diri menjumpainya. Ia bertanya, apa betul apa yang telah ia dengar, apa ada yang salah dengan saya? Saya katakan padanya betul, saya telah berjumpa dengan Yesus. Reaksinya akan jawaban saya, sudah saya duga sebelumnya. Ia menjadi sangat marah dan memukuli saya, kemudian mengusir saya keluar dari rumah. Sambil bersumpah, siapapun yang menerima saya menumpang di rumahnya, ia akan membakar habis rumah tersebut. Pada kemudian hari, ia mengurus di pengadilan dan menyatakan saya secara resmi bukan anaknya lagi.

Selama setahun, saya menjadi tunawisma dan bekerja apa saja untuk memperoleh makan. Namun, kali ini lebih sulit daripada yang dahulu. Semua orang yang saya kenal tidak mau menerima saya, bahkan kalau tidak kenal pun, ayah saya akan datang pada pemilik usaha itu dengan seragam polisinya, memerintahkan agar saya segera dikeluarkan. Pengusaha itu pasti mengikuti perintah ayah saya karena dia tidak mau terlibat masalah. Bila itu terjadi, saya hanya tersenyum. Saya tahu semua yang terjadi ini hanya sementara, dibanding nanti saya akan tinggal selamanya di tempat indah yang telah saya lihat itu. Saya mencoba menumpang pada sebuah gereja dan saya mau melakukan apa saja asal diberikan tempat berteduh. Walau awalnya curiga, mereka mau menerima saya. Hidup saya berpindah-pindah dari satu jemaat ke jemaat lain. Saya tak mau menetap dan mendatangkan masalah pada keluarga di mana saya tinggal karena ayah mungkin akan mendatangi mereka. Saya melakukan apa saja untuk menolong mereka tanpa dibayar, asal mendapat tempat berteduh dan sedikit makan -- memotong rumput, membelah kayu, membangun rumah, dan berbagai macam pekerjaan kasar yang lain. Semua itu saya lakukan dengan sungguh-sungguh dan bersukacita.

Dalam waktu beberapa tahun, saya mulai dikenal baik oleh jemaat gereja tersebut sebagai seorang Kristen muda yang rajin dan sungguh-sungguh. Para jemaat menjadi tertarik untuk membiayai sekolah saya -- mereka bergantian membiayai saya. Yang satu memberikan biaya masuk, yang lain biaya buku-buku, yang lain lagi biaya ujian, begitu seterusnya. Dan Tuhan sungguh baik, tiap kali saya memerlukan sesuatu, Dia menyediakan tepat pada waktunya. Anugerah ini sungguh tidak saya sia-siakan, walaupun saya begitu bodoh dan ketinggalan jauh sekali dalam pelajaran, Tuhan membantu saya menjadi mudah mengingat semuanya. Saya menjadi berprestasi, lulus dengan baik, bahkan kemudian universitas meminta saya sebagai dosen di tempat itu. Saya yang begitu bodoh, telah Tuhan buat menjadi pengajar orang lain. Lihat apa yang telah Tuhan Yesus lakukan dalam kehidupan saya. Ia telah menggenapi firman-Nya dalam Mazmur, kitab kecintaan saya. Banyak buku yang sudah saya tulis telah diterbitkan dan dibaca kalangan luas, sekali lagi itu bukan kepintaran saya, melainkan hikmat dari Tuhan.

Saya dihormati di kalangan petinggi dan raja-raja, persis seperti yang dikatakan dalam Mazmur. Semuanya datang begitu saja, penghargaan-penghargaan itu saya gantung berderet di dinding rumah, bukan untuk memegahkan diri, melainkan untuk menjadi kesaksian, bagaimana seorang pengemis dan penjahat yang hancur dan tidak punya harapan seperti saya, Tuhan angkat tinggi menjadi seperti sekarang. Terpujilah nama Tuhan Yesus.

Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama majalah: VOICE Indonesia, Edisi 86, Tahun 2006 Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Communication Department -- Full Gospel Business's Men Fellowship International -- Indonesia: Yayasan Usahawan Injil Sepenuhnya Internasional (PUISI), Jakarta 2006 Halaman: 17 -- 21

Tidak ada komentar:

SURAT PILATUS KEPADA KAISAR TIBERIUS

Ternyata selama masa pemerintahannya sebagai Gubernur Yudea, Pontius Pilatus pernah menulis sebuah surat kepada Kaisar Tiberius di Roma melaporkan mengenai aktivitas dari pelayanan Yesus. Surat ini ditulisnya pada tahun 32 AD. Berikut adalah isi suratnya : Kepada Yang Mulia Kaisar Tiberius ... Seorang anak muda telah muncul di Galilea dan atas nama Elohim yang mengutusnya, Dia telah berkhotbah dalam sebuah hukum yang baru, dengan perilaku yang rendah hati. Pada mulanya saya mengira tujuan-Nya adalah untuk menimbulkan gerakan revolusi rakyat untuk melawan pemerintahan Roma. Dugaan saya keliru, Yesus Orang Nazaret itu ternyata bergaul lebih akrab dengan orang Romawi daripada dengan orang Yahudi. Suatu hari saya memperhatikan, ada seorang anak muda di antara sekelompok orang, sedang bersandar pada sebatang pohon dan berbicara dengan tenang kepada kumpulan orang banyak yang mengelilingi-Nya. Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa itulah Yesus. Terdapat perbedaan yang jelas antara Dia dan orang-orang yang mengelilingi-Nya. Dari rambut dan janggutnya yang pirang, Ia kelihatan seperti "Tuhan" (Lord). Ia berumur sekitar 30 tahun, dan saya belum pernah melihat orang dengan wajah sedemikian simpatik dan menyenangkan seperti Dia. Apa yang membuat Ia kelihatan begitu berbeda dengan orang-orang yang sedang mendengarkan-Nya adalah pada wajah-Nya yang ceria. Karena saya tidak ingin mengganggu-Nya, saya meneruskan perjalanan saya, tetapi saya menyuruh sekretaris saya untuk bergabung dengan mereka dan turut mendengarkan pengajaran-Nya. Kemudian sekretaris saya melaporkan bahwa belum pernah ia membaca karya-karya ahli filsafat manapun yang dapat disejajarkan dengan ajaran Orang itu, dan bahwa Orang itu (Yesus) sama sekali tidak membawa orang ke jalan yang sesat, dan tidak pula menjadi penghasut. Oleh karena itulah kami memutuskan untuk membiarkan-Nya. Ia bebas untuk melakukan kegiatan-Nya berbicara dan mengumpulkan orang. Kebebasan yang tidak terbatas ini menggusarkan orang-orang Yahudi dan menimbulkan kemarahan mereka. Ia tidak menyusahkan orang miskin, tetapi merangsang kemarahan orang-orang kaya dan para tokoh masyarakat. Kemudian saya menulis surat kepada Yesus, meminta Ia untuk diwawancarai dalam suatu pertemuan. Ia datang. Pada saat Orang Nazaret itu tiba, saya sedang melakukan jalan pagi. Dan ketika saya memperhatikan-Nya, saya begitu tertegun. Kedua kaki saya serasa dibelenggu oleh rantai besi yang terikat pada lantai batu pualam. Seluruh tubuh saya gemetar bagaikan seorang yang bersalah berat. Namun Ia tenang saja. Tanpa beranjak, saya begitu terpukau dengan orang yang luarbiasa ini beberapa saat. Tidak ada yang tidak menyenangkan pada penampilan atau perilaku-Nya. Selama kehadiran-Nya saya menaruh hormat dan respek yang mendalam pada diri-Nya. Saya katakan kepada-Nya bahwa pada diri dan kepribadian-Nya terdapat sesuatu yang memancar dan menunjukkan kesederhanaan yang memukau, yang menempatkan Ia di atas para ahli filsafat dan cendekiawan masa kini. Ia meninggalkan kesan yang mendalam pada kami semua karena sikap-Nya yang simpatik, sederhana, rendah hati, dan penuh kasih. Saya telah meluangkan banyak waktu untuk mengamati aktivitas pelayanan menyangkut Yesus dari Nazaret ini. Pendapat saya adalah : Seseorang yang mampu mengubah air menjadi anggur, menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan menenangkan gelombang laut, tidak bersalah sebagai pelaku perbuatan kriminal sebagaimana dituduhkan oleh orang banyak. Kami harus mengakui bahwa sesungguhnya Ia adalah Putra Elohim. Pelayan anda yang setia, Pontius Pilatus. Surat di atas tersimpan di Perpustakaan Kepausan di Vatikan, dan salinannya mungkin dapat diperoleh di Perpustakaan Kongres Amerika. Dari surat di atas, tahulah kita mengapa Pilatus "tidak berani" menjatuhkan vonis hukuman mati atas Yesus (Matius 27:24, Yohanes 18 : 31-40 dan 19 : 4,6 - 16)

PEREMPUAN ITU KU PANGGIL MAMA

Perempuan itu ku panggil Mama Yang setiap malam selalu terjaga saat hati sibuah hatinya sedang gelisah... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu sibuk di subuh hari untuk menyiapkan sarapan dan keperluan sibuah hatinya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengajariku untuk menjadi bijaksana,... Yang selalu mengajariku untuk selalu dekat dengan Sang Khalik... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu turut merasakan kesusahanku,.. Yang selalu barusaha memenuhi kebutuhanku... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengkhawatirkan keadaanku saat ku jauh,.. Yang selalu menanyaiku dengan penuh kasih saat ku murung... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat penyakit itu bersarang ditubuhnya dan kubisikan: mama izinkan aku untuk merawatmu dan menjagaimu... Perempuan itu ku panggil Mama Yang yang terbaring lamah di pembaringan... Perempuan itu ku panggil Mama Yang dengan lemah berusaha duduk di pembaringan dan mengatakan pesan terakhirnya kepadaku: "RIS MARI BERBAGI DENGAN MAMA DALAM HIDUPMU"... Perempuan itu ku panggil Mama Yang di saat-saat terakhir hidupnya masih memintaku untuk bernyanyi memuju Sang Khalik serta bertelut dan berdoa untuknya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang malam itu tarikan napasnya semakin berat.... Perempuan itu ku panggil mama Yang saat itu kubertelut di kakinya sambil memanjatkan doa: TUHAN KUMOHON KEBESARAN KASIHMU DAN MUJIZATMU UNTUK KESEMBUHAN DAN MEMBERI PANJANG UMUR BAGI MAMAKU TERCINTA... Perempuan itu ku panggil Mama Yang disaat-saat terakhir hidupnya ku bersujud di kakinya sambil menangis dan memeohon ampun atas semua dosa dan kesalahan yang pernah kubuat selama hidupku bersamanya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang mengatakan kepadaku: RIS MAMA CAPEK DAN MAMA INGIN ISTIRAHAT... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kubisikan: MAMA, KALAU MAMA CAPEK BERISTIRAHATLAH MAMA......... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat detik - detik terakhir tarikan napasnya, aku masih tetap besujud di kakinya sambil meneteskan air mataku ke kakinya sambil berkata: MAMAKU, TOLONG RASAKAN BETAPA AKU SANGAT MENYAYANGI MAMA LEWAT HANGATNYA AIR MATAKU YANG MENETES DI KAKI MAMA INI... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kasih sayangku kepadanya dikalahkan oleh kasih sayang Sang khalik kepada mamaku, sehingga saat itu juga mamaku menghembuskan napasnya yang terakhir untuk pergi menghadap Sang Khalik, untuk pergi meninggalkan kami selamanya dan untuk mengakhiri segala penderitaan hidupnya di dunia ini... Perempuan itu ku panggil Mama yang disaat tubuhnya terbujur kaku dan dingin, kucium mamaku sambil berbisik: MAMAKU TERSAYANG, KASIH SAYANG MAMA KEPADAKU AKAN TETAP MENJADI BINTANG DI DALAM HATIKU YANG AKAN TETAP BERSINAR DAN SINAR KASIH SAYANG ITU AKAN TETAP KUPANCARKAN KEPADA SEMUA ADIK - ADIKU, SAUDARA - SAUDARAKU, DAN SEMUA ORANG YANG BERADA DI SEKITARKU AGAR MEREKA TAHU BAHWA MAMAKU ADALAH FIGUR YANG TERBAIK DAN YANG TELAH MENDIDIKKU MENJADI MANUSIA YANG BIJAKSANA... Perempuan itu ku panggil Mama yang selalu menyebut namaku di dalam setiap doanya Perempuan itu kupanggil Mama Yang kini menetap disurga bersama Sang Khalik yang mengasihinya... TERIMA KASIH MAMAKU TERCINTA, ATAS SEMUA KEHIDUPAN YANG INDAH, YANG TELAH KAU HADIRKAN SELAMA ENGKAU BERSAMAKU DI DUNIA INI........ LIWAT HEMBUSAN NAPASKU SERTA DOAKU, KU TITIPKAN CIUM YANG PALING MANIS UNTUK MAMA DI SURGA SANA....... (Untuk mengenang mamaku yang meninggal tanggal 5 Mei 2009 di Ambon) Anakmu Richard Sahetapy yang Kau panggil RIS

SENG ADA MAMA LAI

SU SENG ADA MAMA LAI PAR BIKING COLO - COLO SU SENG ADA MAMA LAI PAR TUANG PAPEDA DI SEMPE SU SENG ADA MAMA LAI PAR ATOR MAKAN DI MEJA MAKAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR CUCI BETA PUNG PAKIAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR DENGAR BETA PUNG SUSAH SU SENG ADA MAMA LAI PAR JAGA BETA WAKTU SAKIT MAMAE.... PAR APA LAI BETA PULANG KA RUMAH TUA KALO MAMA SU SENG ADA PAR LIA BETA PAR APALAI BETA DUDU DI MEJA MAKAN KALO MAMA PUNG TAMPA GARAM SU SENG ADA PAR SAPA LAI BETA MAU MANYANYI KALO MAMA SU SENG ADA PAR DENGAR... SIOOO MAMA E.... MAMA SU JAUH DARI BETA DENG BASUDARA MAMA SU TENANG DI TETEMANIS PUNG PANGKO TAPI MAMA PUNG PASANG DENG MAMA PUNG DOA TETAP JADI BINTANG YANG BERSINAR DI BETA PUNG HATI SELAMA HIDOP DI DUNIA. JUST FOR MY LOVE MAMA

Glitter Text
Make your own Glitter Graphics

Yesus Manis