Bersama ini saya kirimkan kesaksian dari seorang Sunda yg jadi salah satu anggota group lawak dari Bandung dan pimpinannya adalah sdr Us-us (mantan bintang film di thn 60 an).
Kesaksian ini saya dengar sendiri waktu ada rubrik kesaksian di Persekutuan doa yang siadakan dirumahnya Jendral (Purn) Pranowo, mantan dirjen Imigrasi. Fisik dari orang tersebut pendek sekitar 150 cm tapi giginya ada 4 buah yg copot karena dipukulin sama teman dan kerabatnya ketika dia pindah agama (bertobat). Kesaksian berikut ini saya ambil dari majalah Narwastu. Adalah kang Maman alias Pak Elisa Dari Sungai Ciliwung ke Sungai Yordan. Sebelumnya ia bernama Muhammad Shalat, karena ia dilahirkan pas jam sembayang (Shalat umat Muslim)
Panggilan akrabnya adalah Maman. Tapi…, kata dia, karena sekarang sudah menyeberang dari Sungai Ciliwung ke Sungai Yordan, maka namanya diganti menjadi Elisa. Wajahnya kelihatan awet muda, padahal usianya sudah 55 tahun. Boleh jadi karena ia memang selalu gembira, atau mungkin lantaran ia seorang pelawak.
Ditemui NARWASTU di sebuah gereja dibilangan Depok. Kang Maman atau Pak Eliza memberikan kesaksiannya berikut ini…
Dulu saya bukan orang Kristen, dan saya pernah juara membaca kitab suci agama saya yang dulu (Islam) karena itulah saya diangkat menjadi pegawai di Kantor Kecamatan. Saya juga mantan pelawak Grup Sangkuriang Bandung. Saya mengikut Kristus baru dua tahun ini. Ceritanya mula-mula ada orang datang ke kantor kecamatan tempat saya berkerja untuk mengurus surat-surat. Setelah saya baca, ternyata dia orang Kristen, dan saya nggak mau layani. Saya benci orang Kristen, lalu saya pulang padahal dia masih nunggu terus di kantor kecamatan. Di rumah saya sembahyang saya memang tidak pernah ketinggalan sembahyang. Waktu itu saya bersujud minta ampun kepada Tuhan. “Ya Tuhan ampunilah perbuatan-perbuatan saya yang salah tadi siang”.
tiba-tiba ada suara deru angin, dan saya langsung melek. Ternyata ada yang berdiri di hadapan saya. Dia menampakan wajah-Nya dan badan-Nya dengan pakaian yang putih, pakai selendang merah bawa tongkat. Merahnya menyala tidak ada bandingnya. Sendal-Nya seperti bakiak dan berwarna emas. Lalu Dia bilang begini,”Syalom…, syalom.” Saya nggak mengerti apa syalom itu. Tapi…, seperti langit mau pecah ketika terdengar suara-Nya. Ketika itu spontan saya mengucap “Astagafirullah aladzin.” Saya didatangi kira-kira sekitar 5 menit. Lalu Dia bilang begini, “anakku, Akulah Isa Almasih, dan Akulah Yesus Kristus. Akulah jalan yang lurus dan akulah yang terkemuka di dunia dan di akhirat. ” Saya seperti nggak sadar, lalu bertanya “Kau ini siapa?” Lalu Dia menaruh tangan-Nya di kepala saya. “Aku menumpangi kepala kamu, Aku akan memberkati kamu. Ikutlah Aku, Jalan yang lurus. “Astagafirullah aladzin…” ketika saya melek lagi Dia sudah nggak ada. Lalu saya membangunkan istri saya. “Mah.., bangun…” Dia tanya,”Aya naon(Ada apa)?”. Lalu saya ceritakan kejadian itu. Dia malah bilang,”Itu teh jurik, setan, iblis.” Dia suruh saya berdoa. Saya berdoa lagi, dan istri saya kembali tidur, saya nggak bisa tidur. Sampai satu minggu saya nggak bisa tidur. Pikiran saya nggak tenang. Saya merasa masih melihat wajah-Nya terus-menerus. Rumah tangga saya jadi guncang, dan akhirnya saya keluar dari pekerjaaan.
Suatu sore, saya berjalan-jalan sampai kedekat gereja. Waktu itu ada kebaktian, jemaatnya nggak banyak lalu saya dengerin saja dari luar. Tapi Pak Pendeta ngajak saya masuk. “Entar diberkati Tuhan,” katanya. Saya takut masuk, nanti saya disalib pikir saya begitu. Saya pulang saja…! Minggu berikutnya saya ikut seminar di Gereja itu, ada pelepasan katanya. Walaupun saya nggak tahu apa itu artinya pelepasan, namun saya mengikuti pelepasan tersebut, lalu dikasih Alkitab sama Pak Pendeta. Tapi nggak pernah saya bawa ke rumah. Saya taruh saja di kebun singkong, Takut… karena mertua saya kan ulama. Tapi saya belajar terus di gereja itu. Selama tiga bulan saya membohongi istri. Kalau ditanya,”Bapak dari mana?” Saya jawab’”Kondangan, Mah…”. Istri saya nggak percaya “Kok siang malam kondangan terus. Punya pacar kali?” katanya curiga. Saya nggak mau begitu terus, sayakan umat Kristus.
Akhirnya saya mulai mendoakan orang sakit, nggak dibawa ke dokter tapi sembuh. Yang lumpuh, saya doakan demi Nabi Isa Almasih, dia sembuh. Hingga suatu hari ada yang datang ke mertua saya, dan bilang,”Pak…, sekarang mantunya jadi dukun Kristen lho!”
Inilah titik awal dimana iman saya kepada Kristus diuji. Malam itu juga jam dua subuh saya dibangunin sama mertua saya.”Bangun setan, anjing laknat lu..!!!” Saya dibilang orang kafir lalu diusir. Saya pergi malam itu juga ngajak istri dan anak saya. Istri saya langsung minta dicerai, tapi saya nggak mau. Lalu saya sujud kepada-Nya”Tuhan sekarang saya hidup di dalam namaMu, Yesus Kristus jangan sampai sia-sia, berkati istri saya karena dia tidak mengenal Engkau”. Tuhan memberkati saya, saya bisa ngontrak rumah.
Tapi kemudian saya dianiaya oleh penduduk di situ. Waktu itu hari Jumat, saya dipukuli, mulut saya dimasuki kayu dengan paksa sampai gigi saya rontok. Waktu itu saya sedang jalan pulang ke rumah, Saya di cegat dan diseret sepanjang jalan menuju rumah saya, sampai tangan saya terkelupas semua kulitnya. tidak hanya sampai disitu, didalam rumah tangan saya dijepit pakai meja sampai patah. Kira-kira 5 bulan setelah penganiayaan itu saya sudah pulih kembali. Namun dianiaya lagi, dipukuli lagi hingga kaki saya cacat. Puji Tuhan, Karena kasih-Nya saya kembali dipulihkan, dan sampai sekarang saya bisa jalan.
Rumah tangga saya semakin terguncang, istri saya minta dicerai lagi, tapi saya nggak menceraikannya. Saya masih dianiaya terus sampai akhirnya saya minta cepat-cepat dibabtis.”Pak Pendeta, saya minta cepat dibabtis . Takut umur saya pendek.”Saya memang takut mati karena setiap hari berdarah trus.
Setelah dibabtis, saya masih juga dianiaya. Suatu hari, saya dipanggil oleh saudara-saudara saya di daerah Ciapus, Bogor. Saya disuruh minum kopi. Yang lain, empat orang, pada minum teh. Jadi saya curiga apa lagi mereka kelihatan bisik-bisik. Saya belum berani minum. Tapi Roh Kudus bilang, “AnakKu.., minumlah kopi itu, karena sudah dikuduskan oleh namaKu Yesus Kristus, hormatilah saudaramu”. Lalu saya minum kopi itu. Ketika saya meminum kopi tersebut mereka bisik-bisik. Tapi, Puji Tuhan, sampai pulang ke rumah saya nggak apa-apa. Kemudian, saya dipanggil oleh kakak saya. Disuruh betulin kandang kambingnya. Saya tidak tahu kalau di belakang saya waktu itu ada minyak tanah dalam ember. Tiba-tiba saya diguyur dan sempat dibakar. Katanya sih apinya sudah nyala, luar biasa… saya nggak merasakan apa-apa. Dan pernah juga kuku saya dicabut satu. Tapi dua hari kemudian sudah sembuh. Saya berdoa, agar Tuhan memberkati mereka yang menganiaya saya. Tapi kemudian, mertua saya meninggal. Sebelumnya dia pernah paksa saya supaya pindah lagi ke agama dulu. Jadi saya ini kenyang dianiaya. Saya dibenci masyarakat. Dibilang setan, kafir, anjing, dan segala macam. Tapi, Puji Tuhan.. saya selalu merasakan berkat dan pertolonganNya.
Kalau agama saya diejek orang, saya bilang,”Lho.. kenapa..? Inikan untuk keselamatan saya sendiri”. Saya dulu belum bisa menerangkan firman, buta rohani. Tapi saya kemudian belajar akan kebenaran Firman Tuhan. Saya mulai bertumbuh sampai sekarang. Saya mulai bersaksi di mana-mana, lama-lama makin banyak yang kenal. Saya sering diundang ke sana-sini, saya juga dikenalkan sama pendeta ini pendeta itu.
Saya selalu bertanya kepada istri saya, “setelah jadi Kristen, saya jahat nggak?” Puji Tuhan, istri saya nggak mau diceraikan sekarang. Sedikit demi sedikit istri saya dikasih tahu Injil, dia mulai berubah, walaupun masih sedikit. Saya percaya Tuhan akan memberkati dan memperlihatkan kuasa-Nya seperti kepada saya. Sekarang di dalam rumahtangga saya ada damai sejahtera dan tidak kekurangan apa-apa.