Ada satu judul lagu yang beberapa saat lalu terkenal dan sering dinyanyikan orang yaitu lagu “LUPA” yang dinyanyikan grup vokalis KUBURAN. Salah satu bait lagu itu adalah : “Lupa, lupa lagi syairnya.” Lirik lagunya mengatakan bahwa syairnya lupa tapi yang diingat adalah kuncinya. Sebuah lagu yang membuat banyak orang menyenangi dan mau untuk menyanyikannya. Seperti lagu LUPA, kita sebagai umat Tuhan sering mengalami yang namanya “Lupa”. Lupa bahwa Tuhan itu Maha Pengasih, Lupa bahwa Tuhan itu baik, lupa bahwa Tuhan itu Maha Pengampun, dan lain sebagainya, yang diingat adalah masalahnya. Mengapa terjadi demikian? Mari kita lihat uraiannya.
Yesus mengatakan dalam suatu perumpamaan mengenai seorang penabur dalam Matius 13:1-23. Pada waktu menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari, sering kita berperan sebagai ladang Tuhan yang berupa tanah di pinggir jalan, berperan sebagai bebatuan yang tidak banyak tanahnya dan tanah di tengah semak duri, sehingga firman itu tidak dapat tumbuh dan berakar dengan baik. Kita sering mendengar firman, tapi tidak mengerti dan memahami maksud dan rencana Tuhan dalam firman itu. Sebaliknya, ada yang mengerti firman Tuhan, tapi tidak berakar karena menganggap bahwa firman itu hanya sebagai pengetahuan saja dan digunakan dengan maksud agar orang lain tahu bahwa dia menguasai dan bisa berdebat mengenai firman Tuhan. Ada yang tahu firman Tuhan tetapi digunakan untuk mencari titik lemah dari firman Tuhan.
Saudara, kita sebagai anak Tuhan sering diperhadapkan dengan situasi yang tidak menguntungkan dimana masalah-masalah yang ada datang silih berganti. Tapi itulah kehidupan, karena selama kita masih hidup di dunia ini, masalah akan datang terus. Kalau kita sudah meninggalkan dunia ini, maka kita tidak akan merasakan lagi yang namanya penderitaan. Perkaranya sekarang adalah ketika menghadapi masalah, kita lupa bahwa ada Tuhan Yesus yang dapat memberikan jalan keluar, ada firman Tuhan yang berkuasa. Ketika menghadapi masalah, cenderung yang diingat adalah diri sendiri, istri, anak dan keluarga. Ketika sakit datang menerpa, yang kita ingat terlebih dahulu adalah obat untuk menyembuhkan, ketika kita disakiti istri atau suami, yang kita ingat adalah rasa kebencian yang mendalam, ketika kita mengalami kemalangan, yang diingat adalah kemalangan itu sendiri dan lain sebagainya. Ketika dipukul orang lain, yang diingat adalah membalas orang tersebut. Ketika menghadapi masalah kita lupa firman Tuhan, kita lupa sujud di kaki Tuhan. Setelah kita menyerah karena tidak ada jalan keluar, baru kita datang kepada-Nya. Ini semua terjadi, karena firman yang telah ditabur jatuh ke tanah yang tidak subur, firman yang ditabur jatuh ke tanah di pinggir jalan, firman yang ditabur jatuh ke bebatuan, firman yang ditabur jatuh ke tengah semak belukar, sehingga Firman yang ditabur tidak berakar dan tidak berbuah. Kalau kita lupa firman Tuhan di dalam Matius 11:28 yang mengatakan: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”, maka masalah yang akan kita hadapi akan terasa semakin berat. Sebaliknya, ketika kita mengalami masalah dan menghadapi pencobaan, kita mengingat firman Tuhan dan segera berlutut dan berdoa di kaki Tuhan, maka ada kuasa dan mujizat terjadi, masalah yang dihadapi menjadi tidak berarti karena ada Yesus yang memberikan kelegaan, ketenangan dan jalan keluar. Oleh karena itu, marilah kita dengan tekun dan setia untuk selalu dapat membaca dan merenungkan firman Tuhan serta meminta pertolongan Roh Kudus, agar setiap firman yang kita dengar dapat berakar dan bertumbuh serta berbuah sehingga ketika masalah dan pencobaan datang menerpa, kita tetap kuat di dalam Tuhan dan ingat kepada-Nya sebagai pemberi jalan keluar.
Tuhan Yesus memberkati.
--------------------
Yesus mengatakan dalam suatu perumpamaan mengenai seorang penabur dalam Matius 13:1-23. Pada waktu menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari, sering kita berperan sebagai ladang Tuhan yang berupa tanah di pinggir jalan, berperan sebagai bebatuan yang tidak banyak tanahnya dan tanah di tengah semak duri, sehingga firman itu tidak dapat tumbuh dan berakar dengan baik. Kita sering mendengar firman, tapi tidak mengerti dan memahami maksud dan rencana Tuhan dalam firman itu. Sebaliknya, ada yang mengerti firman Tuhan, tapi tidak berakar karena menganggap bahwa firman itu hanya sebagai pengetahuan saja dan digunakan dengan maksud agar orang lain tahu bahwa dia menguasai dan bisa berdebat mengenai firman Tuhan. Ada yang tahu firman Tuhan tetapi digunakan untuk mencari titik lemah dari firman Tuhan.
Saudara, kita sebagai anak Tuhan sering diperhadapkan dengan situasi yang tidak menguntungkan dimana masalah-masalah yang ada datang silih berganti. Tapi itulah kehidupan, karena selama kita masih hidup di dunia ini, masalah akan datang terus. Kalau kita sudah meninggalkan dunia ini, maka kita tidak akan merasakan lagi yang namanya penderitaan. Perkaranya sekarang adalah ketika menghadapi masalah, kita lupa bahwa ada Tuhan Yesus yang dapat memberikan jalan keluar, ada firman Tuhan yang berkuasa. Ketika menghadapi masalah, cenderung yang diingat adalah diri sendiri, istri, anak dan keluarga. Ketika sakit datang menerpa, yang kita ingat terlebih dahulu adalah obat untuk menyembuhkan, ketika kita disakiti istri atau suami, yang kita ingat adalah rasa kebencian yang mendalam, ketika kita mengalami kemalangan, yang diingat adalah kemalangan itu sendiri dan lain sebagainya. Ketika dipukul orang lain, yang diingat adalah membalas orang tersebut. Ketika menghadapi masalah kita lupa firman Tuhan, kita lupa sujud di kaki Tuhan. Setelah kita menyerah karena tidak ada jalan keluar, baru kita datang kepada-Nya. Ini semua terjadi, karena firman yang telah ditabur jatuh ke tanah yang tidak subur, firman yang ditabur jatuh ke tanah di pinggir jalan, firman yang ditabur jatuh ke bebatuan, firman yang ditabur jatuh ke tengah semak belukar, sehingga Firman yang ditabur tidak berakar dan tidak berbuah. Kalau kita lupa firman Tuhan di dalam Matius 11:28 yang mengatakan: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”, maka masalah yang akan kita hadapi akan terasa semakin berat. Sebaliknya, ketika kita mengalami masalah dan menghadapi pencobaan, kita mengingat firman Tuhan dan segera berlutut dan berdoa di kaki Tuhan, maka ada kuasa dan mujizat terjadi, masalah yang dihadapi menjadi tidak berarti karena ada Yesus yang memberikan kelegaan, ketenangan dan jalan keluar. Oleh karena itu, marilah kita dengan tekun dan setia untuk selalu dapat membaca dan merenungkan firman Tuhan serta meminta pertolongan Roh Kudus, agar setiap firman yang kita dengar dapat berakar dan bertumbuh serta berbuah sehingga ketika masalah dan pencobaan datang menerpa, kita tetap kuat di dalam Tuhan dan ingat kepada-Nya sebagai pemberi jalan keluar.
Tuhan Yesus memberkati.
--------------------