21 Desember 2009

RESPON TERHADAP KELAHIRAN KRISTUS

Sumber : Elia Stories

oleh: Denny Teguh Sutandio

“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.” (Luk 2:8-19)

Sebentar lagi kita akan merayakan hari Natal, yaitu hari kelahiran Tuhan Yesus. Respons terhadap kelahiran Tuhan Yesus beraneka ragam. Yang pasti umat Tuhan pasti bersukacita menyambut kelahiran Kristus, namun bagi orang lain bukan merupakan sukacita sejati. Hal itu semua dilatarbelakangi oleh motivasi yang beres/murni Vs tidak beres/tidak murni. Mereka yang bersukacita atas kelahiran Kristus sebenarnya dilatarbelakangi oleh motivasi yang tulus dari umat-Nya karena mereka menyadari Sang Penyelamat telah lahir yang nantinya mati dan bangkit demi manusia berdosa. Sebaliknya, mereka yang tidak bersukacita atas kelahiran Kristus dilatarbelakangi oleh motivasi yang kurang tulus. Mereka hendak memanfaatkan momen kelahiran Kristus demi keuntungan pribadi mereka sendiri. Realitas ini ternyata dijumpai baik di seputar kelahiran Tuhan Yesus sampai zaman sekarang. Kesemuanya itu menyangkut lahirnya atau kehadiran Tuhan Yesus yang berinkarnasi di bumi ini. Mari kita menelusuri jejaknya beserta implikasi praktisnya.

Respons terhadap Kelahiran Tuhan Yesus

Ketika kita kembali menelusuri seputar kelahiran Tuhan Yesus di Alkitab, kita mendapati respons orang-orang mendengar berita lahirnya Tuhan Yesus. Mari kita membaca Lukas 2:8-20 dan Matius 2. Matthew Henry di dalam tafsirannya menyebutkan bahwa para gembala adalah orang-orang pertama yang menaruh perhatian setelah Kristus lahir.[1][1] Pada saat itu, mereka menjaga kawanan ternak. Albert Barnes dan Adam Clarke di dalam tafsiran mereka menyebutkan bahwa kejadian ini menjadi alasan bahwa penempatan tanggal 25 Desember sebagai hari lahir Tuhan Yesus itu tidak tepat. Mengapa? Karena di situ, bulan Desember suhu udaranya dingin, sehingga tidak mungkin gembala dan ternak bisa berkeliaran di padang di musim dingin. Kembali, ketika sedang menjaga kawanan ternak, tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan memberitakan sukacita besar bagi semua bangsa, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Luk. 2:11) Kemudian malaikat tersebut menunjukkan lokasinya. Setelah itu, para malaikat memuji Allah (ay. 14). Sesudah itu, para gembala ke Betlehem sesuai dengan petunjuk malaikat dan ketika bertemu dengan Maria dan Yusuf, para gembala menceritakan semua yang dikatakan malaikat. Akibatnya, semua orang heran mendengar apa yang dikatakan oleh para gembala (ay. 18). Segera setelah itu, Alkitab mencatat dua respons. Respons pertama adalah respons Maria yang “menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.” (ay. 19) Dan respons kedua adalah respons para gembala (ay. 20).

Sekarang, kita beralih ke Injil Matius 2. Injil Matius 1 mencatat kelahiran Tuhan Yesus. Setelah itu, di pasal 2 disusul dengan respons orang-orang setelah mendengar berita kelahiran Kristus. Respons ketiga dan keempat yang akan kita soroti adalah respons para orang Majus dan raja Herodes. Kedatangan para orang Majus ini, menurut Matthew Henry, dua tahun setelah kelahiran-Nya. Di dalam pasal ini di ayat 2, orang-orang Majus yang mendengar berita kelahiran Kristus langsung bertanya, “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Kita mungkin bertanya-tanya, siapakah orang Majus itu? Matthew Henry dalam tafsirannya menjelaskan bahwa majus di dalam Injil disebut Magoi (ahli sihir).[2][2] Ada beragam tafsiran mengenai siapakah orang majus ini. Henry menjelaskan dua tafsiran. Pertama, bagi orang Persia, para Magi merupakan ahli filsafat dan imam. Mereka tidak akan mengakui siapa pun sebagai raja, jika tidak termasuk dalam kelompok Magi ini. Ada juga yang menyebut Magi ini sebagai orang yang berurusan dengan keahlian-keahlian terlarang, seperti tukang sihir (seperti Simon di Kis. 8:9, 11 dan Elimas di Kis. 13:6, 8). Henry sendiri tidak mengatakan mana yang benar, namun beliau memaparkan tiga fakta penting yang pasti tentang siapakah orang majus itu. Pertama, orang Majus ini tentu tidak termasuk bangsa Israel. Kedua, mereka merupakan cendekiawan yang berurusan dengan ilmu yang membutuhkan penyelidikan yang saksama. Ketiga, mereka datang dari Timur yang terkenal dengan tenung (Yes. 2:6). “Tanah Arab disebut Tanah Timur (Kej. 25:6), sedangkan bangsa Arab disebut orang-orang dari sebelah timur (Hak. 6:3).”[3][3] Geneva Bible Translation Notes menafsirkan orang majus ini sebagai “wise and learned men” (orang-orang yang bijaksana dan terpelajar).

Lalu, bagaimana cara para orang Majus itu mencari kelahiran Kristus tersebut? Dari penjelasan tafsiran Matthew Henry, saya menyimpulkan bahwa mereka bisa mencari kelahiran Kristus tersebut melalui tanda di langit yaitu berupa bintang (Mat. 2:9) yang tampak berhenti agak rendah di langit seperti sebuah komet atau lebih mungkin sebuah meteor dan itu terjadi tepat di atas Yudea. Karena seorang cendekiawan, maka mereka menafsirkan bahwa tanda bintang yang tidak biasa ini menandakan suatu peristiwa yang tidak biasa juga.[4][4] Yang menjadi pertanyaan kita kemudian, mengapa mereka melaksanakan pencarian itu di Yerusalem? Henry menafsirkan bahwa mereka datang dari Timur ke Yerusalem, karena Yerusalem merupakan ibu kota Yudea di mana bintang itu bersinar dengan terang tersebut.[5][5]

Kedatangan para orang majus ke Yerusalem mengakibatkan raja Herodes panik (2:3-3:18). Siapa Herodes? Herodes adalah orang Edom yang diangkat menjadi raja atas Yudea oleh Kaisar Augustus dan Antonius, penguasa Romawi waktu itu. Dia sangat jahat dan keji, meskipun demikian, ia digelari Herodes yang Agung.[6][6] Jika kita menelusuri reaksi raja Herodes, kita seolah-olah terkecoh dengan respeknya akan kelahiran Kristus, namun setelah kita mengerti totalitas ceritanya, maka kita akan benar-benar mengerti siapa raja Herodes itu. Pada waktu itu, raja Herodes memanggil para imam kepala dan ahli Taurat untuk menanyakan tentang lahirnya Mesias itu dan mereka memberitahukan bahwa Mesias lahir di Betlehem (ay. 4-6). Setelah itu, Herodes memanggil para orang majus yang sudah mengetahui tanda bintang itu. Perhatikan apa yang Herodes katakan kepada orang majus, “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.” (ay. 8) Perhatikan empat kalimat yang saya garis bawahi. Herodes berkata kepada orang majus agar mereka menyelidiki tempat kelahiran Mesias, supaya dia datang menyembah Mesias. Tetapi, benarkah motivasi Herodes itu tulus? TIDAK. Kebusukan motivasi Herodes sudah Tuhan ketahui, sehingga Ia menyuruh para orang majus untuk tidak kembali kepada Herodes (ay. 12) dan memang benar Herodes memang bermotivasi busuk ingin menyingkirkan Mesias, karena kehadiran Mesias bisa menganggu otoritasnya sebagai raja Yudea. Demi mencapai tujuannya, ia memerintahkan membunuh semua anak di bawah umur 2 tahun di Betlehem (ay. 16-18).

Kembali ke kisah orang majus. Setelah mendengar kata-kata dari Herodes, maka para orang majus melanjutkan perjalanan menyelidiki arah bintang Timur itu dan bintang Timur itu akhirnya berhenti tepat di palungan tempat Kristus lahir. Setelah sampai tujuan, maka Alkitab mencatat bahwa orang majus itu bersukacita (ay. 10). Setelah itu, mereka menyembah Dia dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu: emas, kemenyan, dan mur (ay. 11).

Respons terhadap Kelahiran Tuhan Yesus dan Implikasinya

Setelah menyimak empat respons terhadap kelahiran Tuhan Yesus baik dari Lukas 2 maupun Matius 2, maka sekarang kita akan menarik implikasi praktisnya. Tiga respons pertama (Maria, para gembala, dan para orang majus) adalah respons umat Tuhan terhadap berita kelahiran Kristus dan respons terakhir (raja Herodes) terhadap berita kelahiran Kristus menunjukkan respons manusia duniawi.

Respons umat Tuhan terhadap berita kelahiran Kristus adalah:

Pertama, bersukacita. Alkitab mencatat baik para gembala maupun para orang majus sangat bersukacita ketika mereka mendengar kabar kelahiran Kristus. Jika para gembala bersukacita akan kelahiran Kristus itu wajar, karena mereka diperkirakan adalah orang-orang Yahudi, namun jika para orang majus yang bersukacita, itu merupakan hal unik. Mengapa? Karena para orang majus bukanlah seorang yang mempelajari Taurat Musa. Di sinilah, anugerah Allah tiba pada orang non-Yahudi di momen kelahiran Kristus. Jika kita bandingkan dengan reaksi orang-orang Yahudi, hal ini sungguh aneh. Pada saat kelahiran Kristus di Betlehem, sedikit sekali orang-orang Yahudi yang mengetahui bahkan merayakannya, padahal mereka sangat dekat dengan tempat di mana Kristus lahir. Berkenaan dengan perbandingan dua realitas ini, Matthew Henry menafsirkan, “Orang Yahudi tidak peduli dengan Kristus, tetapi orang-orang dari bangsa bukan-Yahudi ini mencari keterangan mengenai diri-Nya. Perhatikanlah, sering kali mereka yang terdekat dengan sumber justru adalah yang paling jauh dari tujuan (Mat. 8:11-12). Rasa hormat yang ditunjukkan kepada Kristus oleh orang-orang dari bangsa bukan-Yahudi ini merupakan pertanda dan contoh indah tentang apa yang akan terjadi ketika mereka yang jauh akan dibuat menjadi dekat oleh Kristus.”[7][7]

Bagaimana dengan kita? Karena setiap tahun merayakan Natal, maka Natal bukan lagi momen yang indah, karena Natal sudah menjadi rutinitas. Sering kali Natal menjadi momen di mana kita melupakan inti Natal sesungguhnya. Kita sibuk dengan merias pohon Natal, gereja sibuk mengadakan Christmas Carol, menyelenggarakan kebaktian Natal, dll. Hal-hal tersebut tentu tidak salah, tetapi terlalu memfokuskan pada hal-hal demikian lama-kelamaan akan mengakibatkan kita menjadi kehilangan makna Natal sesungguhnya. Kita bersukacita bukan karena Kristus yang lahir, tetapi karena semaraknya kebaktian Natal, yang lebih parah lagi, karena semaraknya hiasan Natal di gereja dan toko-toko. Sukacita yang kita tunjukkan karena kelahiran Kristus seharusnya ditunjukkan bukan melalui gegap gempita sebuah perayaan Natal atau hiasan Natal di gereja, namun melalui kerelaan kita mewartakan inti berita Natal itu kepada orang-orang yang belum mengenal Kristus. Ingatlah, Tuhan memperingatkan kita melalui para orang majus (non-Yahudi) bisa mengetahui tempat kelahiran Kristus bahkan menyembah-Nya bahwa Ia menginginkan kita merayakan kelahiran-Nya dengan mewartakan Injil kepada mereka yang belum percaya. Natal dan Injil adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Natal tanpa Injil menjadi Natal rutinitas dan yang lebih parah lagi menjadi Natal humanis egois yang jauh dari esensi Natal sesungguhnya.

Kedua, merenungkan. Setelah heran mendengar perkataan para gembala tentang berita yang mereka dengar dari para malaikat, maka Alkitab mencatat respons Maria adalah menyimpan hal tersebut dan merenungkannya. Ya, merenungkan Natal dan artinya adalah sebuah tindakan yang Tuhan inginkan. Kita tidak hanya cukup bersukacita merayakan kelahiran Kristus, namun kita juga harus merenungkan makna kelahiran Kristus itu. Kelahiran Kristus yang disebut inkarnasi (Allah menjadi manusia) adalah sebuah momen agung yang tidak ada bandingannya yang Allah kerjakan bagi umat-Nya. Mengapa? Karena Allah sendiri menjadi manusia. Orang-orang non-Kristen menjebak Kekristenan dengan mengatakan bahwa manusia tidak mungkin menjadi Allah. Hal tersebut memang benar. Namun yang mereka tangkap itu salah. Tuhan Yesus bukan manusia yang dijadikan Allah, namun Allah sendiri yang menjadi manusia. Ketika Sang Pencipta menjadi ciptaan, itulah momen di mana Allah rela membatas diri agar dapat dikenal oleh umat-Nya. Itulah bukti imanensi Allah, Allah yang dekat dengan umat-Nya. Semua agama di luar Kristen hampir tidak ada yang memiliki konsep imanensi Allah di mana Ia dekat dengan umat-Nya. Meskipun ada agama yang mengajarkan bahwa Allah dekat dengan umat-Nya, namun sayangnya, itu hanya konsep dan tidak ada bukti kuat yang menunjukkan hal tersebut. Tetapi puji Tuhan, Alkitab berkata bahwa Ia dekat dengan umat-Nya dan hal tersebut dibuktikannya dengan menjelmanya Allah sebagai manusia di dalam Pribadi Tuhan Yesus Kristus. Bukankah ketika kita merenungkan agungnya Natal ini seharusnya membuat kita makin bersyukur atas anugerah-Nya?

Ketiga, menyembah Dia. Alkitab tidak mencatat respons menyembah Kristus dari para gembala, namun sebaliknya Alkitab mencatat bahwa para orang majus yang datang menyembah setelah menemui bayi Yesus (Mat. 2:11). Dari peristiwa ini, kita belajar prinsip penting bahwa Natal identik dengan penyembahan kepada Kristus (atau berpusat kepada Kristus). Natal yang dipisahkan dari penyembahan kepada Kristus adalah Natal yang sia-sia dan yang lebih fatal lagi menjadi Natal humanis atheis. Dewasa ini, kita menjumpai berita Natal sudah mulai diselewengkan oleh beberapa gereja baik dari gereja arus utama maupun gereja kontemporer yang pop. Gereja arus utama menekankan aspek sosial dari Natal, sehingga Injil Kristus sejati jarang ditekankan. Aspek sosial tidaklah salah, namun terlalu menekankan aspek sosial lebih daripada Injil Kristus itu bisa berbahaya. Sebaliknya, beberapa gereja kontemporer yang pop menekankan aspek materialistis dari Natal. Mereka mengajar bahwa ketika Raja segala raja lahir, maka anak-anak Raja akan diberkati dan menjadi kaya, kemudian jemaat serentak bersuara, “Haleluya.” Sebenarnya dua berita Natal yang didengungkan oleh aliran-aliran kurang bertanggungjawab tersebut seharusnya menyadarkan kita akan pentingnya memberitakan kembali Kristus di hari Natal. Natal yang berpusat kepada Kristus mengakibatkan hidup kita pun berpusat kepada Kristus, sebagaimana penginjilan yang berpusat kepada Allah mengakibatkan gaya hidup orang yang bertobat juga berpusat kepada Allah. Will Metzger mengatakan, “Mereka yang diselamatkan melalui penginjilan yang berpusat kepada Allah dan berorientasi pada anugerah akan memiliki kerangka dasar yang ajaib untuk suatu kehidupan Kristen yang dikuduskan dengan berpusat pada Allah, dan berorientasi pada anugerah.”[8][8] Bagaimana dengan kita, khususnya para pengkhotbah mimbar? Apakah Anda masih memberitakan Natal dengan berpusat kepada Kristus? Ataukah Anda masih memberitakan hal-hal yang sebenarnya kurang berkaitan dengan Natal? Biarlah Tuhan menguji dan membakar hati Anda kembali untuk memberitakan Kristus di hari Natal, karena itu inti Natal.

Keempat, memberi persembahan kepada-Nya. Dari ketiga respons, Alkitab hanya mencatat bahwa para orang majus lah yang memberi persembahan kepada Kristus, yaitu: emas, kemenyan, dan mur (Mat. 2:11b). Ada yang menafsirkan bahwa ketiga jenis persembahan itu bukti/tanda bahwa Kristus adalah Raja, Imam, dan Nabi. Apa pun arti ketiga jenis persembahan itu, satu hal yang dapat kita pelajari adalah respons orang majus terhadap Kristus yaitu memberi persembahan kepada-Nya. Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa justru orang non-Yahudi yang menghormati dan menyembah-Nya bahkan memberi persembahan yang tentu tidak murah harganya kepada-Nya. Ketika mereka memberi persembahan kepada-Nya, tentu lahir dari hati yang tulus ingin menyembah dan memuliakan-Nya. Dengan kata lain, selain sebagai momen yang memberitakan Kristus, Natal juga sebagai momen kita memberi persembahan kepada-Nya. Tuhan tidak menuntut kita memberi persembahan yang mahal. Tuhan menuntut ketulusan hati kita di dalam memberi persembahan kepada-Nya di saat Natal. Apa yang harus kita persembahkan? Tuhan menuntut hati dan ketaatan kita. Ketika kita mempersembahkan hati kita kepada-Nya, maka seluruh hidup kita akan menjadi berubah di dalam proses pengudusan yang Roh Kudus kerjakan. Sudahkah kita rela dan terus-menerus taat memberi persembahan kepada-Nya berupa hati kita? Ketika dunia menawarkan dan menjalankan konsep bermuka dua dan tidak tulus/murni hatinya, maka sudah seharusnya orang Kristen (anak Tuhan) memiliki hati yang murni di hadapan-Nya. Hati yang murni mengakibatkan seluruh pikiran, perkataan, tingkah laku, gaya hidup, dan tindakan pun murni. Tidak ada dualisme di dalam hati umat Tuhan. Hal ini sangat sulit saya jumpai di zaman postmodern ini. Biarlah kita dipakai Tuhan menjadi berkat bagi sesama kita melalui kemurnian hati kita.

Respons manusia duniawi terhadap kelahiran Kristus:

Pertama, memanfaatkan situasi demi keuntungan sendiri. Raja Herodes ketika mendengar berita kelahiran Kristus langsung memanggil para imam kepala dan ahli Taurat serta para orang majus untuk bertanya tentang tanda kelahiran Kristus. Ia berkata bahwa ia ingin menyembah Kristus sama seperti para orang majus setelah mengetahui tanda bintang itu. Benarkah motivasinya tulus? TIDAK. Alkitab mencatat bahwa Tuhan mengetahui motivasi busuknya itu, maka Ia menyuruh para orang majus tidak kembali kepada Herodes (Mat. 2:12). Reaksi Herodes tidak ada bedanya dengan reaksi beberapa orang dunia (bahkan tidak terkecuali Kristen di dalamnya). Momen Natal bukan saatnya merenungkan, bersukacita, menyembah-Nya, dan memberi persembahan kepada-Nya, malahan momen Natal dipakai untuk mengeduk keuntungan pribadi. Hal ini ditandai dengan maraknya sale di momen Natal. Momen Natal biasanya dipakai oleh banyak toko di seluruh dunia untuk menggelar diskon sebesar-besarnya atau sale. Dari tindakan ini, banyak toko di mal meraup keuntungan besar. Seolah-olah orang non-Kristen melihat Natal identik dengan sale dan untung besar.

Kedua, meminimalkan berita kelahiran Kristus. Karena marah dengan para orang majus yang tidak kembali ke Herodes, maka Herodes memerintahkan untuk membunuh semua anak yang berusia di bawah 2 tahun di seluruh Betlehem dan sekitarnya (Mat. 2:16). Tindakannya ini adalah tindakan yang dilatarbelakangi oleh motivasi agar tidak ada yang bisa menggeser otoritasnya sebagai raja. Ambisi pribadi mengakibatkan seseorang melakukan segala cara. Tindakan ini juga terjadi di dalam zaman kita. Dilatarbelakangi oleh presuposisi bahwa semua agama itu sama dan membawa damai, maka orang-orang non-Kristen (atau orang-orang “Kristen”) yang sebenarnya tidak mengerti makna Natal sesungguhnya (hanya mengerti Natal secara sebagian atau mendengar dari orang Kristen yang tidak mengerti inti Natal sesungguhnya) biasanya meminimalkan pemberitaan inti Natal. Kita bisa melihat minimnya pemberitaan inti Natal ini di stasiun televisi. Bukan sesuatu yang baru, jika di TV, kita melihat beberapa stasiun TV menampilkan ucapan selamat Natal yang berintikan damai bagi sesama. Hal ini tentu tidak salah, namun bukan inti Natal sesungguhnya. Jika Natal berintikan damai bagi sesama, apa bedanya Kekristenan dengan agama lain? Mungkin hal inilah (semua agama itu sama) yang hendak disodorkan oleh pemilik stasiun TV baik yang Kristen maupun non-Kristen. Benarkah ajaran damai bagi sesama itu? Para malaikat berkata memuji Tuhan di dalam Lukas 2:14, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Di ayat ini, ada dua konsep yang hendak ditekankan oleh para malaikat berkenaan dengan kelahiran Kristus. Kelahiran Kristus membawa kemuliaan bagi Allah dan sekaligus damai sejahtera bagi manusia pilihan-Nya (umat-Nya). Dengan kata lain, Natal berkaitan erat dengan kemuliaan Allah dan damai sejahtera bagi umat-Nya. Alkitab tidak mencatat bahwa Natal itu membawa damai bagi sesama, namun Alkitab mencatat bahwa Natal memberi damai sejahtera bagi manusia pilihan (umat)-Nya di samping kemuliaan Allah.

Setelah kita menyimak dua respons terhadap kelahiran Kristus, apa yang menjadi respons kita terhadap kelahiran Kristus? Tuhan menginginkan kita meneladani sosok Maria, para gembala, dan para orang majus ketika meresponi kelahiran Kristus, yaitu: bersukacita, merenungkan, menyembah-Nya, dan memberi persembahan kepada-Nya. Itulah respons yang benar dari umat-Nya kepada Pribadi yang telah mencipta dan menebus mereka. Biarlah Roh Kudus mencerahkan hati dan pikiran kita di dalam menyambut Natal dan inti Natal yaitu Kristus.

Amin.

Soli Deo Gloria.

[1] Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry Injil Matius 1-14 (Surabaya: Momentum, 2007), hlm. 24.

[3] Ibid., hlm. 26.

[4] Ibid., hlm. 26-27.

[5] Ibid., hlm. 28.

[6] Ibid., hlm. 25.

[7] Ibid., hlm. 25-26.

[8] Will Metzger, Beritakan Kebenaran: Injil yang Seutuhnya bagi Pribadi yang Seutuhnya oleh Pribadi-pribadi yang Seutuhnya (Surabaya: Momentum, 2005), hlm. XIV.


Gadis Korek Api

Sumber : Come and Follow Jesus
KOLOSE 3:12
"Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan dan kesabaran."

Di malam natal, orang-orang berjalan dengan wajah yang gembira memenuhi jalan di kota. Di jalan itu ada seorang gadis kecil mengenakan pakaian compang-camping sedang menjual korek api. "Mau beli korek api?" "Ibu, belilah korek api ini." "Aku tidak butuh korek api, sebab di rumah ada banyak."

Tidak ada seorang pun yang membeli korek api dari gadis itu. Tetapi, kalau ia pulang tanpa membawa uang hasil penjualan korek api, akan dipukuli oleh ayahnya.

Ketika akan menyeberangi jalan. Grek! Grek! Tiba-tiba sebuah kereta kuda berlari dengan kencangnya. "Hyaaa! Awaaaaas!"

Gadis itu melompat karena terkejut. Pada saat itu sepatu yang dipakainya terlepas dan terlempar entah ke mana. Sedangkan sepatu sebelahnya jatuh di seberang jalan.

Ketika gadis itu bermaksud pergi untuk memungutnya, seorang anak laki-laki memungut sepatu itu lalu melarikan diri. "Wah, aku menemukan barang yang bagus."

Akhirnya gadis itu bertelanjang kaki. Di sekitarnya, korek api jatuh berserakan. Sudah tidak bisa dijual lagi. Kalau pulang ke rumah begini saja, ia tidak dapat membayangkan bagaimana hukuman yang akan diterima dari ayahnya. Apa boleh buat, gadis itu membawa korek api yang tersisa, lalu berjalan dengan sangat lelahnya. Terlihatlah sinar yang terang dari jendela sebuah rumah. Ketika gadis itu pergi mendekatinya, terdengar suara tawa gembira dari dalam rumah.

Di rumah, yang dihangatkan oleh api perapian, dan penghuninya terlihat sedang menikmati hidangan natal yang lezat. Gadis itu meneteskan air mata. "Ketika ibu masih hidup, di rumahku juga merayakan natal seperti ini." Dari jendela terlihat pohon natal berkelipkelip dan anak-anak yang gembira menerima banyak hadiah. Akhirnya cahaya di sekitar jendela hilang, dan di sekelilingnya menjadi sunyi.

Salju yang dingin terus turun. Sambil menggigil kedinginan, gadis itu duduk tertimpa curahan salju. Perut terasa lapar dan sudah tidak bisa bergerak. Gadis yang kedinginan itu, menghembus-hembuskan nafasnya ke tangan. Tetapi, sedikit pun tak menghangatkannya. "Kalau aku menyalakan korek api ini, mungkin akan sedikit terasa hangat." Kemudian gadis itu menyalakan sebatang korek api dengan menggoreskannya di dinding.

Crrrs Lalu dari dalam nyala api muncul sebuah penghangat. "Oh, hangatnya." Gadis itu mengangkat tangannya ke arah tungku pemanas. Pada saat api itu padam tungku pemanaspun menghilang. Gadis itu menyalakan batang korek api yang kedua. Kali ini dari dalam nyala api muncul aneka macam hidangan.

Di depan matanya, berdiri sebuah meja yang penuh dengan makanan hangat. "Wow! Kelihatannya enak." Kemudian seekor angsa panggang melayang menghampirinya. Tetapi, ketika ia berusaha menjangkau, apinya padam dan hidangan itu menghilang. Gadis itu segera mengambil korek apinya, lalu menyalakannya lagi. Crrrs!

Tiba-tiba gadis itu sudah berada di bawah sebuah pohon natal yang besar. "Wow! Lebih indah daripada pohon natal yang terlihat dari jendela tadi." Pada pohon natal itu terdapat banyak lilin yang bersinar. "Wah! Indah sekali!" Gadis itu tanpa sadar menjulurkan tangannya lalu korek api bergoyang tertiup angin. Tetapi, cahaya lilin itu naik ke langit dan semakin redup. Lalu berubah menjadi bintang yang sangat banyak.

Salah satu bintang itu dengan cepat menjadi bintang beralih. "Wah, malam ini ada seseorang yang mati dan pergi ke tempat Tuhan,ya... Waktu Nenek masih hidup, aku diberitahu olehnya."

Sambil menatap ke arah langit, gadis itu teringat kepada Neneknya yang baik hati. Kemudian gadis itu menyalakan sebatang lilin lagi. Lalu di dalam cahaya api muncul wujud Nenek yang dirindukannya. Sambil tersenyum, Nenek menjulurkan tangannya ke arah gadis itu.

"Nenek!" Serasa mimpi gadis itu melompat ke dalam pelukan Nenek. "Oh, Nenek, sudah lama aku ingin bertemu' " Gadis itu menceritakan peristiwa yang dialaminya, di dalam pelukan Nenek yang disayanginya. "Kenapa Nenek pergi meninggalkanku seorang diri? Jangan pergi lagi. Bawalah aku pergi ke tempat Nenek." Pada saat itu korek api yang dibakar anak itu padam. "Ah, kalau apinya mati, Nenek pun akan pergi juga. Seperti tungku pemanas dan makanan tadi..."

Gadis itu segera mengumpulkan korek api yang tersisa, lalu menggosokkan semuanya. Gulungan korek api itu terbakar, dan menyinari sekitarnya seperti siang hari. Nenek memeluk gadis itu dengan erat. Dengan diselimuti cahaya, nenek dan gadis itu pergi naik ke langit dengan perlahan-lahan. "Nenek, kita mau pergi ke mana?" "Ke tempat Tuhan berada."

Keduanya semakin lama semakin tinggi ke arah langit. Nenek berkata dengan lembut kepada gadis itu, "Kalau sampai di surga, Ibumu yang menunggu dan menyiapkan makanan yang enak untuk kita." Gadis itu tertawa senang.

Pagi harinya. Orang-orang yang lewat di jalan menemukan gadis penjual korek api tertelungkup di dalam salju. "Gawat! Gadis kecil ini jatuh pingsan di tempat seperti ini." "Cepat panggil dokter!"

Orang-orang yang berkumpul di sekitarnya semuanya menyesalkan kematian gadis itu. Ibu yang menolak membeli korek api pada malam kemarin menangis dengan keras dan berkata, "Kasihan kamu, Nak. Kalau tidak ada tempat untuk pulang, sebaiknya kumasukkan ke dalam rumah." Orang-orang kota mengadakan upacara pemakaman gadis itu di gereja, dan berdoa kepada Tuhan agar mereka berbuat ramah meskipun pada orang miskin.

MATIUS 5:7
"Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."
--------------------

Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya.

Sumber : Come and Follow Jesus
Peristiwa natal selalu memiliki nuansa istimewa dalam hidup kebanyakan kita sebagai orang Kristen. Ada saat istimewa, ada makanan istimewa, ada perhatian istimewa, ada hadiah istimewa. Natal telah menjadi suatu peristiwa dimana kita semua merasakan keistimewaannya.

Bulan Desember telah tiba dan semua kita pasti bersukacita. Tidak terasa kita memasuki hari Natal ditahun 2009. Hari Natal adalah hari yang sangat dinantikan oleh setiap kita, dimana kita memperingati hari kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Mesias yang sejak lama telah dinanti-natikan dimana dunia sangat membutuhkan-Nya. Mari kita renungkan bahwa saat Tuhan Yesus lahir, Nama-nya berkuasa bahkan disebut orang sebagai Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, dan Raja damai.

Orang menyebutNya sebagai Penasehat ajaib karena Tuhan Yesus adalah Sang Penasehat hidup kita. Setiap nasehat dan tuntunan-nya akan membawa kebaikan bagi hidup kita. Tidak seorangpun didunia ini seperti Tuhan Yesus, Dia adalah Penasehat ajaib. Nama Yesus adalah Allah yang perkasa, tidak ada kuasa yang dapat menandingi kuasa-Nya dan kuasa-Nya tidak terbatas. Allah akan memerintah dunia ini dengan segala keperkasaan-Nya. Segala yang ada dilangit bahkan yang ada dibumi dan dibawah bumi ada dibawah kekuasaan-Nya , dan Ia tidak pernah berubah. Tuhan Yesus adalah Bapa yang kekal, Ia sangat mengasihi kita. Tuhan Yesus disebut Raja damai, Mesias yang dinanti-nantikan. Tuhan Yesus lahir membawa pendamaian antara Allah dan manusia, juga damai bagi setiap kita. Ingat ! bahwa kelahiran Kristus bukan hanya pada bulan Desember saat kita merayakan Natal, tetapi setiap saat kita dapat mengundang Yesus Kristus hadir didalam hati kita, supaya kita dapat merasakan damai sejahtera-Nya.

Peristiwa Natal sesungguhnya istimewa, tetapi bukan sekedar kita berkumpul bersama keluarga atau berpesta pora. Keistimewaan Natal yang sesungguhnya adalah pada kesadaran diri kita bahwa Yesus Kristus hadir didunia ini untuk melakukan banyak perkara yang kita butuhkan. Ia adalah sumber jawaban dari segala perkara yang kita butuhkan. Ia adalah hukum yang menjadi dasar bagi kita untuk menjalani kehidupan ini sesuai dengan kehendak Allah.

Yesus Kristus hadir untuk memberikan penghiburan yang tak terbatas. Ia hadir tidak untuk memutuskan buluh yang terkulai, tidak juga untuk memadamkan sumbu yang telah pudar. Ia hadir untuk menegakkan kembali segala sesuatu yang telah layu dan memjiarkan kembali cahaya yang pudar. Ia adalah Allah sumber kemenangan.

Sepanjang tahun 2009 kita mengalami krisis damai sejahtera. Nyatanya ada yang mengalami sejahtera tanpa damai, ada pula yang mengalami damai tanpa sejahtera. Pertentangan, pertikaian, bencana alam, semuanya membuat kita jadi pesimis. Belum lagi kita berbicara tentang kekerasan yang terjadi dalam berbagai bentuk, diberbagai wilayah di tanah air, termasuk kekerasan horizontal yang terkadang menggunakan agama untuk melegitimasi diri. Maka terjadilah ironi. Orang yang mengejar damai sejahtera makin kehilangan damai sejahtera. Damai sejahtera dikejar dengan mengorbankan sesama, dan juga mengorbankan alam lingkungan yang kemudian menghasilkan reaksi balik. Ketika sedama protes, terjadi konflik horizontal. Ketika alam lingkungan protes, terjadi bencana alam. Sekarang protes alam yang berupa bencana itu makin mengglobal dan mengancam seluruh kehidupan pada planet bumi sendiri.

Natal memberikan bagi kita pengharapan untuk menyikapi seluruh kemelut yang terjadi. Sebab Natal adalah pengumuman tentang campur tangan Tuhan yang menghadirkan damai sejahtera di bumi. Kita yang haus memberi diri sebagai alat Tuhah untuk menghadirkan damai sejahtera itu, dengan mulai dari diri kita sendiri, sehingga pada gilirannya kita menjadi berkat bagi sesama kita.

Mari jadikan Natal sebagai kenyataan bahwa Roh Kudus memberikan damai sejahtera dan sukacita. Sebagai kesempatan untuk berbagi damai sejahtera dan sukacita dengan sesama, tanpa memandang batas manusiawi seperti budaya, ras, bahkan agama. Sebab Natal adalah pernyataan dari ALLAH sendiri, bahwa IA membuka tangan untuk menyambut semua orang yang datang kepada-NYA, siapapun dan dalam keadaan bagaimanapun, sebab sesungguhnya Tuhan itu baik bagi semua. mari kita Persiapkan Hati & Pikiran Untuk Sambut Hari Kelahiran Yesus Kristus Dengan Sukacita & Ucapan Syukur.

Jesus Love U All
--------------------

Arti Natal

Sumber : Come and Follow Jesus
Suatu ketika, ada seorang pria yang menganggap Natal sebagai sebuah takhayul belaka. Dia bukanlah orang yang kikir. Dia adalah pria yang baik hati dan tulus, setia kepada keluarganya dan bersih kelakuannya terhadap orang lain.

Tetapi ia tidak percaya pada kelahiran Kristus yang diceritakan setiap gereja di hari Natal. Dia sunguh-sungguh tidak percaya.

"Saya benar-benar minta maaf jika saya membuat kamu sedih," kata pria itu kepada istrinya yang rajin pergi ke gereja. "Tapi saya tidak dapat mengerti mengapa Tuhan mau menjadi manusia. Itu adalah hal yang tidak masuk akal bagi saya "

Pada malam Natal, istri dan anak-anaknya pergi menghadiri kebaktian tengah malam di gereja. Pria itu menolak untuk menemani mereka.

"Saya tidak mau menjadi munafik," jawabnya.

"Saya lebih baik tinggal di rumah. Saya akan menunggumu sampai pulang."

Tak lama setelah keluarganya berangkat, salju mulai turun. Ia melihat keluar jendela dan melihat butiran-butiran salju itu berjatuhan.

Lalu ia kembali ke kursinya di samping perapian dan mulai membaca surat kabar. Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan oleh suara ketukan. Bunyi itu terulang tiga kali.

Ia berpikir seseorang pasti sedang melemparkan bola salju ke arah jendela rumahnya. Ketika ia pergi ke pintu masuk untuk mengeceknya, ia menemukan sekumpulan burung terbaring tak berdaya di salju yang dingin. Mereka telah terjebak dalam badai salju dan mereka menabrak kaca jendela ketika hendak mencari tempat berteduh.

Saya tidak dapat membiarkan makhluk kecil itu kedinginan di sini, pikir pria itu. Tapi bagaimana saya bisa menolong mereka? Kemudian ia teringat akan kandang tempat kuda poni anak-anaknya. Kandang itu pasti dapat memberikan tempat berlindung yang hangat. Dengan segera pria itu mengambil jaketnya dan pergi ke kandang kuda tersebut. Ia membuka pintunya lebar-lebar dan menyalakan lampunya. Tapi burung-burung itu tidak masuk ke dalam.

Makanan pasti dapat menuntun mereka masuk, pikirnya. Jadi ia berlari kembali ke rumahnya untuk mengambil remah-remah roti dan menebarkannya ke salju untuk membuat jejak ke arah kandang. Tapi ia sungguh terkejut. Burung-burung itu tidak menghiraukan remah roti tadi dan terus melompat-lompat kedinginan di atas salju.

Pria itu mencoba menggiring mereka seperti anjing menggiring domba, tapi justru burung-burung itu berpencaran kesana-kemari, malah menjauhi kandang yang hangat itu.

"Mereka menganggap saya sebagai makhluk yang aneh dan menakutkan," kata pria itu pada dirinya sendiri, "dan saya tidak dapat memikirkan cara lain untuk memberitahu bahwa mereka dapat mempercayai saya. Kalau saja saya dapat menjadi seekor burung selama beberapa menit, mungkin saya dapat membawa mereka pada tempat yang aman."

Pada saat itu juga, lonceng gereja berbunyi.

Pria itu berdiri tertegun selama beberapa waktu, mendengarkan bunyi lonceng itu menyambut

Natal yang indah. Kemudian dia terjatuh pada lututnya dan berkata,

"Sekarang saya mengerti," bisiknya dengan terisak.

"Sekarang saya mengerti mengapa KAU mau menjadi manusia."

Saudaraku, dengan jalan menjadi manusia-lah, Tuhan Yesus rela melalui jalan penderitaan hingga ke Kalvari lalu memberikan nyawa-Nya untuk menebus dosa semua manusia, anak-anak yang dikasihi-Nya, kita yang seharusnya mati didalam pelanggaran kitakini dapat hidup didalam Kasih Karunia-Nya yang ajaib.

mari sambut Kasih Kristus yang sudah teramat besar untuk kita...mari menjadi pelaku Firman dan bersinar di tengah-tengah dunia

YOHANES 3:16
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
-----------------------------------------------------------------------------------------
English Version

One time, there was a man who thinks of Christmas as a superstition. He was not a miser. He is a man who is kind and sincere, loyal to his family and clean behavior toward others.

But he did not believe in the birth of Christ as told every church on Christmas day. He really did not believe it.

"I'm really sorry if I make you sad," the man said to his wife who diligently go to church. "But I can not understand why God would become human. That is something that does not make sense to me"

On Christmas Eve, his wife and his children went to the midnight service at church. The man refused to accompany them.

"I do not want to be hypocritical," he said.

"I'd rather stay at home. I'll wait until the home."

Shortly after the family left, the snow began to fall. He looked out the window and saw the snowflakes were falling.

Then she returned to her chair by the fireplace and began reading the newspaper. A few minutes later, he was startled by a knock. The sound was repeated three times.

He thought someone must have been throwing snowballs at house windows. When he went to the entrance to check, he found a collection of birds lay helpless on the cold snow. They have been trapped in a blizzard and they hit the glass window when to seek shelter.

I can not let the little creature was cold in here, he thought. But how can I help them? Then he remembered the barn where the ponies children. The cage must be able to provide a warm shelter. Immediately he took his jacket and went to the stables. He opened the door wide and turned on the lights. But the birds did not go into.

Food must be able to lead them in, he thought. So he ran back to his house to pick up crumbs and spread it into the snow to make tracks toward barn. But he was really surprised. The birds ignored the bread crumbs had and continue jumping over the cold snow.

He was trying to herd them like sheep herding dogs, but that the birds were scattered here and there, even away from the warm cage.

"They regard me as strange creatures and scary," he said to himself, "and I can not think of another way to tell that they can trust me. If only I could become a bird for a few minutes, maybe I can bring them in a safe place. "

At the same time, the church bells rang.

He stood stunned for a while, listening to the sound of bells welcomed

A beautiful Christmas. Then he fell on his knees and said,

"Now I understand," she whispered with a sob.

"Now I understand why YOU want to be human."

My brother, by becoming man is, the Lord Jesus through the suffering willingly to Calvary and gave His life to atone for the sins of all mankind, the children whom he loved, we are supposed to be dead in our transgressions are now able to live in Grace His magical.

let's welcome the love of Christ which was very big for us ... let's become perpetrators Word and shine in the midst of the world

JOHN 3:16
"For God so loved the world, that He gave His Son only begotten Son, that whosoever believeth in him should not perish but have eternal life."
--------------------

SURAT PILATUS KEPADA KAISAR TIBERIUS

Ternyata selama masa pemerintahannya sebagai Gubernur Yudea, Pontius Pilatus pernah menulis sebuah surat kepada Kaisar Tiberius di Roma melaporkan mengenai aktivitas dari pelayanan Yesus. Surat ini ditulisnya pada tahun 32 AD. Berikut adalah isi suratnya : Kepada Yang Mulia Kaisar Tiberius ... Seorang anak muda telah muncul di Galilea dan atas nama Elohim yang mengutusnya, Dia telah berkhotbah dalam sebuah hukum yang baru, dengan perilaku yang rendah hati. Pada mulanya saya mengira tujuan-Nya adalah untuk menimbulkan gerakan revolusi rakyat untuk melawan pemerintahan Roma. Dugaan saya keliru, Yesus Orang Nazaret itu ternyata bergaul lebih akrab dengan orang Romawi daripada dengan orang Yahudi. Suatu hari saya memperhatikan, ada seorang anak muda di antara sekelompok orang, sedang bersandar pada sebatang pohon dan berbicara dengan tenang kepada kumpulan orang banyak yang mengelilingi-Nya. Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa itulah Yesus. Terdapat perbedaan yang jelas antara Dia dan orang-orang yang mengelilingi-Nya. Dari rambut dan janggutnya yang pirang, Ia kelihatan seperti "Tuhan" (Lord). Ia berumur sekitar 30 tahun, dan saya belum pernah melihat orang dengan wajah sedemikian simpatik dan menyenangkan seperti Dia. Apa yang membuat Ia kelihatan begitu berbeda dengan orang-orang yang sedang mendengarkan-Nya adalah pada wajah-Nya yang ceria. Karena saya tidak ingin mengganggu-Nya, saya meneruskan perjalanan saya, tetapi saya menyuruh sekretaris saya untuk bergabung dengan mereka dan turut mendengarkan pengajaran-Nya. Kemudian sekretaris saya melaporkan bahwa belum pernah ia membaca karya-karya ahli filsafat manapun yang dapat disejajarkan dengan ajaran Orang itu, dan bahwa Orang itu (Yesus) sama sekali tidak membawa orang ke jalan yang sesat, dan tidak pula menjadi penghasut. Oleh karena itulah kami memutuskan untuk membiarkan-Nya. Ia bebas untuk melakukan kegiatan-Nya berbicara dan mengumpulkan orang. Kebebasan yang tidak terbatas ini menggusarkan orang-orang Yahudi dan menimbulkan kemarahan mereka. Ia tidak menyusahkan orang miskin, tetapi merangsang kemarahan orang-orang kaya dan para tokoh masyarakat. Kemudian saya menulis surat kepada Yesus, meminta Ia untuk diwawancarai dalam suatu pertemuan. Ia datang. Pada saat Orang Nazaret itu tiba, saya sedang melakukan jalan pagi. Dan ketika saya memperhatikan-Nya, saya begitu tertegun. Kedua kaki saya serasa dibelenggu oleh rantai besi yang terikat pada lantai batu pualam. Seluruh tubuh saya gemetar bagaikan seorang yang bersalah berat. Namun Ia tenang saja. Tanpa beranjak, saya begitu terpukau dengan orang yang luarbiasa ini beberapa saat. Tidak ada yang tidak menyenangkan pada penampilan atau perilaku-Nya. Selama kehadiran-Nya saya menaruh hormat dan respek yang mendalam pada diri-Nya. Saya katakan kepada-Nya bahwa pada diri dan kepribadian-Nya terdapat sesuatu yang memancar dan menunjukkan kesederhanaan yang memukau, yang menempatkan Ia di atas para ahli filsafat dan cendekiawan masa kini. Ia meninggalkan kesan yang mendalam pada kami semua karena sikap-Nya yang simpatik, sederhana, rendah hati, dan penuh kasih. Saya telah meluangkan banyak waktu untuk mengamati aktivitas pelayanan menyangkut Yesus dari Nazaret ini. Pendapat saya adalah : Seseorang yang mampu mengubah air menjadi anggur, menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan menenangkan gelombang laut, tidak bersalah sebagai pelaku perbuatan kriminal sebagaimana dituduhkan oleh orang banyak. Kami harus mengakui bahwa sesungguhnya Ia adalah Putra Elohim. Pelayan anda yang setia, Pontius Pilatus. Surat di atas tersimpan di Perpustakaan Kepausan di Vatikan, dan salinannya mungkin dapat diperoleh di Perpustakaan Kongres Amerika. Dari surat di atas, tahulah kita mengapa Pilatus "tidak berani" menjatuhkan vonis hukuman mati atas Yesus (Matius 27:24, Yohanes 18 : 31-40 dan 19 : 4,6 - 16)

PEREMPUAN ITU KU PANGGIL MAMA

Perempuan itu ku panggil Mama Yang setiap malam selalu terjaga saat hati sibuah hatinya sedang gelisah... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu sibuk di subuh hari untuk menyiapkan sarapan dan keperluan sibuah hatinya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengajariku untuk menjadi bijaksana,... Yang selalu mengajariku untuk selalu dekat dengan Sang Khalik... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu turut merasakan kesusahanku,.. Yang selalu barusaha memenuhi kebutuhanku... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengkhawatirkan keadaanku saat ku jauh,.. Yang selalu menanyaiku dengan penuh kasih saat ku murung... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat penyakit itu bersarang ditubuhnya dan kubisikan: mama izinkan aku untuk merawatmu dan menjagaimu... Perempuan itu ku panggil Mama Yang yang terbaring lamah di pembaringan... Perempuan itu ku panggil Mama Yang dengan lemah berusaha duduk di pembaringan dan mengatakan pesan terakhirnya kepadaku: "RIS MARI BERBAGI DENGAN MAMA DALAM HIDUPMU"... Perempuan itu ku panggil Mama Yang di saat-saat terakhir hidupnya masih memintaku untuk bernyanyi memuju Sang Khalik serta bertelut dan berdoa untuknya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang malam itu tarikan napasnya semakin berat.... Perempuan itu ku panggil mama Yang saat itu kubertelut di kakinya sambil memanjatkan doa: TUHAN KUMOHON KEBESARAN KASIHMU DAN MUJIZATMU UNTUK KESEMBUHAN DAN MEMBERI PANJANG UMUR BAGI MAMAKU TERCINTA... Perempuan itu ku panggil Mama Yang disaat-saat terakhir hidupnya ku bersujud di kakinya sambil menangis dan memeohon ampun atas semua dosa dan kesalahan yang pernah kubuat selama hidupku bersamanya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang mengatakan kepadaku: RIS MAMA CAPEK DAN MAMA INGIN ISTIRAHAT... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kubisikan: MAMA, KALAU MAMA CAPEK BERISTIRAHATLAH MAMA......... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat detik - detik terakhir tarikan napasnya, aku masih tetap besujud di kakinya sambil meneteskan air mataku ke kakinya sambil berkata: MAMAKU, TOLONG RASAKAN BETAPA AKU SANGAT MENYAYANGI MAMA LEWAT HANGATNYA AIR MATAKU YANG MENETES DI KAKI MAMA INI... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kasih sayangku kepadanya dikalahkan oleh kasih sayang Sang khalik kepada mamaku, sehingga saat itu juga mamaku menghembuskan napasnya yang terakhir untuk pergi menghadap Sang Khalik, untuk pergi meninggalkan kami selamanya dan untuk mengakhiri segala penderitaan hidupnya di dunia ini... Perempuan itu ku panggil Mama yang disaat tubuhnya terbujur kaku dan dingin, kucium mamaku sambil berbisik: MAMAKU TERSAYANG, KASIH SAYANG MAMA KEPADAKU AKAN TETAP MENJADI BINTANG DI DALAM HATIKU YANG AKAN TETAP BERSINAR DAN SINAR KASIH SAYANG ITU AKAN TETAP KUPANCARKAN KEPADA SEMUA ADIK - ADIKU, SAUDARA - SAUDARAKU, DAN SEMUA ORANG YANG BERADA DI SEKITARKU AGAR MEREKA TAHU BAHWA MAMAKU ADALAH FIGUR YANG TERBAIK DAN YANG TELAH MENDIDIKKU MENJADI MANUSIA YANG BIJAKSANA... Perempuan itu ku panggil Mama yang selalu menyebut namaku di dalam setiap doanya Perempuan itu kupanggil Mama Yang kini menetap disurga bersama Sang Khalik yang mengasihinya... TERIMA KASIH MAMAKU TERCINTA, ATAS SEMUA KEHIDUPAN YANG INDAH, YANG TELAH KAU HADIRKAN SELAMA ENGKAU BERSAMAKU DI DUNIA INI........ LIWAT HEMBUSAN NAPASKU SERTA DOAKU, KU TITIPKAN CIUM YANG PALING MANIS UNTUK MAMA DI SURGA SANA....... (Untuk mengenang mamaku yang meninggal tanggal 5 Mei 2009 di Ambon) Anakmu Richard Sahetapy yang Kau panggil RIS

SENG ADA MAMA LAI

SU SENG ADA MAMA LAI PAR BIKING COLO - COLO SU SENG ADA MAMA LAI PAR TUANG PAPEDA DI SEMPE SU SENG ADA MAMA LAI PAR ATOR MAKAN DI MEJA MAKAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR CUCI BETA PUNG PAKIAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR DENGAR BETA PUNG SUSAH SU SENG ADA MAMA LAI PAR JAGA BETA WAKTU SAKIT MAMAE.... PAR APA LAI BETA PULANG KA RUMAH TUA KALO MAMA SU SENG ADA PAR LIA BETA PAR APALAI BETA DUDU DI MEJA MAKAN KALO MAMA PUNG TAMPA GARAM SU SENG ADA PAR SAPA LAI BETA MAU MANYANYI KALO MAMA SU SENG ADA PAR DENGAR... SIOOO MAMA E.... MAMA SU JAUH DARI BETA DENG BASUDARA MAMA SU TENANG DI TETEMANIS PUNG PANGKO TAPI MAMA PUNG PASANG DENG MAMA PUNG DOA TETAP JADI BINTANG YANG BERSINAR DI BETA PUNG HATI SELAMA HIDOP DI DUNIA. JUST FOR MY LOVE MAMA

Glitter Text
Make your own Glitter Graphics

Yesus Manis