15 Januari 2011

BAPTISAN ANAK DAN SIDI

Sumber : Elia Stories
Itu kan Tidak Alkitabiah?



oleh: G. I. Purnama, S.Th.



Si Joni suatu kali mendengar seorang pengkhotbah berkata bahwa baptisan anak dan sidi tidak alkitabiah, sebab tidak ada contoh praktik baptisan anak dan sidi dalam Alkitab. Yang alkitabiah adalah penyerahan anak dan baptisan dewasa. Alasannya, seorang anak kecil (apalagi bayi) tidak mungkin beriman kepada Tuhan Yesus, sehingga tidak ada gunanya dibaptiskan. Tuhan Yesus pun waktu kecil tidak dibaptiskan, melainkan diserahkan kepada Tuhan di Bait Suci (Luk 2:22). Sesudah dewasa barulah Dia memberi diri dibaptis secara sadar (Mat 3:13-15).





Berbagai Salah Paham

Argumentrasi seperti di atas demikian menarik dan logis, sehingga banyak orang yang dibaptis anak meminta dibaptis ulang sesudah dewasa (biasanya baptisan ulang ini dilakukan di gereja atau persekutuan Karismatik). Hal semacam ini terjadi karena adanya kesalahpahaman terhadap konsep yang mendasari baptisan anak dan sidi.



Pertama, bila kita jujur terhadap Alkitab, sebenarnya ada ayat-ayat yang memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya praktik baptisan anak pada masa Perjanjian Baru. Lidia dibaptis dengan seisi rumahnya (Kis 16:15). Demikian pula kepala penjara Filipi dibaptis dengan keluarganya (Kis 16:33). Bila pembaptisan dilakukan terhadap seisi rumah atau sekeluarga, bukankah kemungkinan besar ada anak yang dibaptiskan? Memang, ayat-ayat tersebut tidak bisa disebut sebagai “bukti”, melainkan hanya merupakan kemungkinan.



Kedua, baptisan anak bukan berdasarkan iman anak, melainkan iman orangtua. Saat orangtua memberikan anak mereka untuk dibaptiskan, mereka berjanji kepada Tuhan untuk mendidik anak mereka dalam ajaran Tuhan, sehingga anak tersebut bisa mengakui sendiri imannya kepada Allah setelah dewasa. Pengakuan iman seorang dewasa yang telah menerima baptisan anak ini disebut sidi. Masalahnya, banyak orangtua yang memberikan anaknya untuk dibaptis, namun tidak melaksanakan tugas mendidik anak dalam ajaran Tuhan dengan baik, sehingga menjadi batu sandungan.



Ketiga, kita tidak menjumpai contoh praktik sidi dalam Alkitab, namun tidak berarti bahwa sidi tidak alkitabiah. Dasar Alkitab untuk sidi adalah perlunya mengakui iman di depan umum (Rm. 10:9, 10). Mereka yang dibaptis dewasa mengakui imannya saat dibaptiskan. Oleh karena itu, sidi tidak diperuntukkan bagi orang yang dibaptis dewasa.





Pentingnya Baptisan Anak

Mengapa gereja menyelenggarakan baptisan anak? Karena gereja memikirkan masa depan anak! Orangtua Kristen yang mengasihi anaknya tentu memikirkan nasib anak. Apakah anak mereka setelah dewasa akan menjadi orang beriman yang mewarisi janji keselamatan? Bagaimana nasib mereka bila mereka mati saat masih kecil? Orangtua yang mengasihi anak akan berharap agar anak mereka menikmati janji keselamatan yang ditawarkan dalam Kristus Yesus.



Untuk mengikutsertakan anak dalam janji keselamatan, pertama-tama kita perlu menyelidiki bagaimana Allah mengikatkan diri dalam ikatan perjanjian dengan umat-Nya pada masa Perjanjian Lama. Ikatan perjanjian itu ditandai oleh sunat (Kej 17). Sunat bukan hanya diberlakukan bagi orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak, saat mereka berumur delapan hari (ay 12).



Bila kita memperhatikan penilaian Rasul Paulus dalam Ibrani 11 tentang tokoh-tokoh Perjanjian Lama, jelas bahwa tokoh-tokoh tersebut berkenan kepada Allah karena iman. Tanpa iman, tidak mungkin seseorang bisa berkenan kepada Allah (Ibr 11:6). Dalam kitab Galatia, dijelaskan bahwa sunat tidak berarti tanpa iman (Gal 5:6). Sunat hanya tanda luar, tetapi imanlah yang membuat sunat itu berguna.



Bagaimana dengan sunat untuk anak? Mungkinkah anak umur delapan hari memiliki iman? Jelas tidak mungkin! Sunat untuk anak tidak didasarkan iman anak, melainkan iman orangtua. Demikian pula dengan baptisan anak: Seorang anak dibaptiskan bukan karena imannya sendiri, tetapi karena iman orangtua. Dalam iman, orangtua berjanji di hadapan Allah, bahwa mereka akan mendidik anaknya dalam ajaran Tuhan.



Pentingnya Sidi

Sidi penting karena baptisan anak bukanlah tiket ke surga. Orang yang dibaptiskan waktu masih kecil harus memiliki iman pribadi kepada Yesus Kristus sesudah dia menjadi dewasa, sebab dia belum mengakui imannya saat dibaptiskan. Karena pengakuan iman di depan umum merupakan tuntutan Kristus yang penting (Mat 10:32), orangtua harus membina anak tersebut agar pada saatnya berani memberikan pengakuan iman (sidi) secara terang-terangan di depan jemaat.



Pentingnya sidi ini menuntut agar orangtua bertanggung jawab mendidik anak. Bila anak yang dibaptiskan waktu kecil tidak mau mengikuti sidi, maka hampir bisa dipastikan bahwa penyebabnya adalah kegagalan orangtua mendidik anaknya dalam ajaran Tuhan. Orangtua Kristen yang bertanggung jawab tidak bisa menyerahkan pendidikan anak kepada tanggung jawab guru di sekolah atau guru di sekolah minggu saja, melainkan harus memberikan waktu dan perhatian untuk mendidik anaknya agar menjadi seorang yang beriman.



Kritik terhadap praktik baptisan anak umumnya disebabkan karena banyak anak yang dibaptiskan pada waktu masih kecil tidak mau mengakui imannya ketika dewasa. Kondisi semacam itu bukan disebabkan karena praktik baptisan anak itu salah, tetapi karena orangtua gagal mendidik anak!





Sumber: Buletin Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar (GKJMB) No. 7 - Tahun 4, November 1999

www.gky.or.id



Artikel Lain:

- Baptisan Roh Kudus

- Injil Bagi Semua Bangsa



Description: cid:image001.gif@01C7E2A7.B636D0D0 Ingin berlangganan gratis “Elia’s Stories” kirimkan email kosong ke elia-stories-subscribe@yahoogroups.com atau click Sign Up, selanjutnya, ‘reply’ balasan dari yahoogroups sebagai konfirmasi



Pengingkaran Hak Asasi Manusia

Hyun Joo yang berusia 10 tahun mempunyai getaran, iman di dalam Kristus. Adalah beresiko bagi para orang tua di Korea Utara menyingkapkan Injil kepada anak-anak mereka.



Bagaimanapun, orang tua Hyun Joo ingin ia tahu mengenai Yesus. Suatu hari mereka berdoa agar Allah akan memakai Hyun Joo untuk mengubah negara mereka.



Nopember tahun lalu, keluarga ini pergi ke sebuah rumah singgah di luar Korea Utara di mana mereka menghabiskan waktu dua minggu mempelajari Alkitab dan menerima pelatihan.



Suatu hari di bulan Maret, Hyun Joo sangat senang ketika ia baru pulang dari sekolah. Ia mengatakan kepada ibunya bahwa ia telah mendapatkan nilai yang bagus. Ketika ibunya menanyakan kepadanya bagaimana ia melakukannya, ia mengatakan kepada ibunya bahwa ia sedikit berdoa “di dalam hati.” Ibunya sangat kagum bahwa anak perempuannya dapat berdoa kepada Allah seperti itu. Ibunya membagikan cerita ini kepada saudarinya, Nyonya Kim, dan memintanya untuk berdoa bagi Hyun Joo.



Keesokan harinya, ketika Nyonya Kim pergi untuk mengunjungi Hee Sook (ibu dari Hyun Joo), rumah mereka kosong. Keluarga tersebut hilang ditelan bumi. Nyonya Kim mengetahui apa yang terjadi dari seorang teman.



Di sekolah, guru Hyun Joo telah bertanya kepada Hyun Joo bagaimana ia mendapatkan nilai bagus seperti itu. Hyun Joo menjawab, “oleh karena kemurahan Allah.” Guru tersebut menjadi sangat marah. Mengatakan sesuatu mengenai Tuhan selain pemimpin Korea Utara adalah suatu pelanggaran yang sangat serius. Sang guru menyeret gadis kecil ini keluar. Keluarga Hyun Joo juga menghilang di hari yang sama. Tidak ada yang mendengar kabar tentang mereka sejak saat itu. Mereka mungkin sudah dieksekusi atau dipenjara seumur hidup, hukuman bagi yang mengikuti Kristus di Korea Utara.



Korea Utara adalah salah satu rejim yang paling represif dan terisolasi di dunia, mengingkari setiap hak asasi manusia warga negaranya. Adalah kediktatoran satu orang ; semua agama dianggap tidak sah. Orang-orang Kristen harus menjalankan iman mereka secara tersembunyi dan terancam bahaya.



Son Jong Nam adalah contoh lain dari perlakuan keras negara ini. Son melarikan diri ke China pada tahun 1998 di mana ia menjadi Kristen di sana. Ia merasa terpanggil untuk menjadi seorang penginjil di Korea Utara. Sebelum ia dapat melakukan panggilannya, Son ditahan oleh polisi China pada tahun 2001 dan dipulangkan ke Korea Utara. Ia didakwa karena mengirimkan para misionari masuk ke Korea Utara, lalu ia dipenjarakan dan dianiaya dengan brutal selama tiga tahun. Ketika ia dibebaskan, kesehatannya begitu buruk, ia tidak mampu berjalan. Ia ditahan lagi pada Januari 2006, tuduhan menjadi seorang “pengkhianat negara” dan “menerima keKristenan.”



Selama lebih dari setahun, ia telah dikurung di dalam sebuah tempat yang gelap, penjara kematian bawah tanah di kota Pyongyang. Walaupun Son dijadwalkan untuk dihukum mati pada bulan Maret yang lalu, ia telah dipindahkan ke penjara Komando Keamanan Militer.



Di samping keadaan yang sulit dihadapi oleh orang-orang Kristen di Korea Utara, Tuhan sedang menambahkan jumlah mereka setiap hari.

Tidak ada komentar:

SURAT PILATUS KEPADA KAISAR TIBERIUS

Ternyata selama masa pemerintahannya sebagai Gubernur Yudea, Pontius Pilatus pernah menulis sebuah surat kepada Kaisar Tiberius di Roma melaporkan mengenai aktivitas dari pelayanan Yesus. Surat ini ditulisnya pada tahun 32 AD. Berikut adalah isi suratnya : Kepada Yang Mulia Kaisar Tiberius ... Seorang anak muda telah muncul di Galilea dan atas nama Elohim yang mengutusnya, Dia telah berkhotbah dalam sebuah hukum yang baru, dengan perilaku yang rendah hati. Pada mulanya saya mengira tujuan-Nya adalah untuk menimbulkan gerakan revolusi rakyat untuk melawan pemerintahan Roma. Dugaan saya keliru, Yesus Orang Nazaret itu ternyata bergaul lebih akrab dengan orang Romawi daripada dengan orang Yahudi. Suatu hari saya memperhatikan, ada seorang anak muda di antara sekelompok orang, sedang bersandar pada sebatang pohon dan berbicara dengan tenang kepada kumpulan orang banyak yang mengelilingi-Nya. Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa itulah Yesus. Terdapat perbedaan yang jelas antara Dia dan orang-orang yang mengelilingi-Nya. Dari rambut dan janggutnya yang pirang, Ia kelihatan seperti "Tuhan" (Lord). Ia berumur sekitar 30 tahun, dan saya belum pernah melihat orang dengan wajah sedemikian simpatik dan menyenangkan seperti Dia. Apa yang membuat Ia kelihatan begitu berbeda dengan orang-orang yang sedang mendengarkan-Nya adalah pada wajah-Nya yang ceria. Karena saya tidak ingin mengganggu-Nya, saya meneruskan perjalanan saya, tetapi saya menyuruh sekretaris saya untuk bergabung dengan mereka dan turut mendengarkan pengajaran-Nya. Kemudian sekretaris saya melaporkan bahwa belum pernah ia membaca karya-karya ahli filsafat manapun yang dapat disejajarkan dengan ajaran Orang itu, dan bahwa Orang itu (Yesus) sama sekali tidak membawa orang ke jalan yang sesat, dan tidak pula menjadi penghasut. Oleh karena itulah kami memutuskan untuk membiarkan-Nya. Ia bebas untuk melakukan kegiatan-Nya berbicara dan mengumpulkan orang. Kebebasan yang tidak terbatas ini menggusarkan orang-orang Yahudi dan menimbulkan kemarahan mereka. Ia tidak menyusahkan orang miskin, tetapi merangsang kemarahan orang-orang kaya dan para tokoh masyarakat. Kemudian saya menulis surat kepada Yesus, meminta Ia untuk diwawancarai dalam suatu pertemuan. Ia datang. Pada saat Orang Nazaret itu tiba, saya sedang melakukan jalan pagi. Dan ketika saya memperhatikan-Nya, saya begitu tertegun. Kedua kaki saya serasa dibelenggu oleh rantai besi yang terikat pada lantai batu pualam. Seluruh tubuh saya gemetar bagaikan seorang yang bersalah berat. Namun Ia tenang saja. Tanpa beranjak, saya begitu terpukau dengan orang yang luarbiasa ini beberapa saat. Tidak ada yang tidak menyenangkan pada penampilan atau perilaku-Nya. Selama kehadiran-Nya saya menaruh hormat dan respek yang mendalam pada diri-Nya. Saya katakan kepada-Nya bahwa pada diri dan kepribadian-Nya terdapat sesuatu yang memancar dan menunjukkan kesederhanaan yang memukau, yang menempatkan Ia di atas para ahli filsafat dan cendekiawan masa kini. Ia meninggalkan kesan yang mendalam pada kami semua karena sikap-Nya yang simpatik, sederhana, rendah hati, dan penuh kasih. Saya telah meluangkan banyak waktu untuk mengamati aktivitas pelayanan menyangkut Yesus dari Nazaret ini. Pendapat saya adalah : Seseorang yang mampu mengubah air menjadi anggur, menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan menenangkan gelombang laut, tidak bersalah sebagai pelaku perbuatan kriminal sebagaimana dituduhkan oleh orang banyak. Kami harus mengakui bahwa sesungguhnya Ia adalah Putra Elohim. Pelayan anda yang setia, Pontius Pilatus. Surat di atas tersimpan di Perpustakaan Kepausan di Vatikan, dan salinannya mungkin dapat diperoleh di Perpustakaan Kongres Amerika. Dari surat di atas, tahulah kita mengapa Pilatus "tidak berani" menjatuhkan vonis hukuman mati atas Yesus (Matius 27:24, Yohanes 18 : 31-40 dan 19 : 4,6 - 16)

PEREMPUAN ITU KU PANGGIL MAMA

Perempuan itu ku panggil Mama Yang setiap malam selalu terjaga saat hati sibuah hatinya sedang gelisah... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu sibuk di subuh hari untuk menyiapkan sarapan dan keperluan sibuah hatinya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengajariku untuk menjadi bijaksana,... Yang selalu mengajariku untuk selalu dekat dengan Sang Khalik... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu turut merasakan kesusahanku,.. Yang selalu barusaha memenuhi kebutuhanku... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengkhawatirkan keadaanku saat ku jauh,.. Yang selalu menanyaiku dengan penuh kasih saat ku murung... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat penyakit itu bersarang ditubuhnya dan kubisikan: mama izinkan aku untuk merawatmu dan menjagaimu... Perempuan itu ku panggil Mama Yang yang terbaring lamah di pembaringan... Perempuan itu ku panggil Mama Yang dengan lemah berusaha duduk di pembaringan dan mengatakan pesan terakhirnya kepadaku: "RIS MARI BERBAGI DENGAN MAMA DALAM HIDUPMU"... Perempuan itu ku panggil Mama Yang di saat-saat terakhir hidupnya masih memintaku untuk bernyanyi memuju Sang Khalik serta bertelut dan berdoa untuknya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang malam itu tarikan napasnya semakin berat.... Perempuan itu ku panggil mama Yang saat itu kubertelut di kakinya sambil memanjatkan doa: TUHAN KUMOHON KEBESARAN KASIHMU DAN MUJIZATMU UNTUK KESEMBUHAN DAN MEMBERI PANJANG UMUR BAGI MAMAKU TERCINTA... Perempuan itu ku panggil Mama Yang disaat-saat terakhir hidupnya ku bersujud di kakinya sambil menangis dan memeohon ampun atas semua dosa dan kesalahan yang pernah kubuat selama hidupku bersamanya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang mengatakan kepadaku: RIS MAMA CAPEK DAN MAMA INGIN ISTIRAHAT... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kubisikan: MAMA, KALAU MAMA CAPEK BERISTIRAHATLAH MAMA......... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat detik - detik terakhir tarikan napasnya, aku masih tetap besujud di kakinya sambil meneteskan air mataku ke kakinya sambil berkata: MAMAKU, TOLONG RASAKAN BETAPA AKU SANGAT MENYAYANGI MAMA LEWAT HANGATNYA AIR MATAKU YANG MENETES DI KAKI MAMA INI... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kasih sayangku kepadanya dikalahkan oleh kasih sayang Sang khalik kepada mamaku, sehingga saat itu juga mamaku menghembuskan napasnya yang terakhir untuk pergi menghadap Sang Khalik, untuk pergi meninggalkan kami selamanya dan untuk mengakhiri segala penderitaan hidupnya di dunia ini... Perempuan itu ku panggil Mama yang disaat tubuhnya terbujur kaku dan dingin, kucium mamaku sambil berbisik: MAMAKU TERSAYANG, KASIH SAYANG MAMA KEPADAKU AKAN TETAP MENJADI BINTANG DI DALAM HATIKU YANG AKAN TETAP BERSINAR DAN SINAR KASIH SAYANG ITU AKAN TETAP KUPANCARKAN KEPADA SEMUA ADIK - ADIKU, SAUDARA - SAUDARAKU, DAN SEMUA ORANG YANG BERADA DI SEKITARKU AGAR MEREKA TAHU BAHWA MAMAKU ADALAH FIGUR YANG TERBAIK DAN YANG TELAH MENDIDIKKU MENJADI MANUSIA YANG BIJAKSANA... Perempuan itu ku panggil Mama yang selalu menyebut namaku di dalam setiap doanya Perempuan itu kupanggil Mama Yang kini menetap disurga bersama Sang Khalik yang mengasihinya... TERIMA KASIH MAMAKU TERCINTA, ATAS SEMUA KEHIDUPAN YANG INDAH, YANG TELAH KAU HADIRKAN SELAMA ENGKAU BERSAMAKU DI DUNIA INI........ LIWAT HEMBUSAN NAPASKU SERTA DOAKU, KU TITIPKAN CIUM YANG PALING MANIS UNTUK MAMA DI SURGA SANA....... (Untuk mengenang mamaku yang meninggal tanggal 5 Mei 2009 di Ambon) Anakmu Richard Sahetapy yang Kau panggil RIS

SENG ADA MAMA LAI

SU SENG ADA MAMA LAI PAR BIKING COLO - COLO SU SENG ADA MAMA LAI PAR TUANG PAPEDA DI SEMPE SU SENG ADA MAMA LAI PAR ATOR MAKAN DI MEJA MAKAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR CUCI BETA PUNG PAKIAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR DENGAR BETA PUNG SUSAH SU SENG ADA MAMA LAI PAR JAGA BETA WAKTU SAKIT MAMAE.... PAR APA LAI BETA PULANG KA RUMAH TUA KALO MAMA SU SENG ADA PAR LIA BETA PAR APALAI BETA DUDU DI MEJA MAKAN KALO MAMA PUNG TAMPA GARAM SU SENG ADA PAR SAPA LAI BETA MAU MANYANYI KALO MAMA SU SENG ADA PAR DENGAR... SIOOO MAMA E.... MAMA SU JAUH DARI BETA DENG BASUDARA MAMA SU TENANG DI TETEMANIS PUNG PANGKO TAPI MAMA PUNG PASANG DENG MAMA PUNG DOA TETAP JADI BINTANG YANG BERSINAR DI BETA PUNG HATI SELAMA HIDOP DI DUNIA. JUST FOR MY LOVE MAMA

Glitter Text
Make your own Glitter Graphics

Yesus Manis