15 Januari 2011

KESAKSIAN ZAKARYIA EZZAT

Sumber : Elia Stories
Namaku adalah Zakaryia Ezzat. Aku lahir di US (United States = Amerika Serikat = AS) dari ayah Muslim Sunni Mesir dan ibu Kristen Protestan Amerika keturunan Scottland (Inggris). Tak lama sebelum aku lahir, terjadi hal penting yang nantinya akan menentukan keadaan lingkunganku. Ibuku dipaksa oleh Mesjid Islam di Lansing, Michigan, untuk menandatangani kontrak yang berisi dia harus membesarkan aku dan saudara perempuan kembarku bernama Sarah sebagai Muslim, dan tidak secara Kristen. Sewaktu aku lahir, ayahku membisikanku Syahadat Islam “la Illaha ilAllâh wa Muhammad Rasul Allâh” sebagai tanda aku terlahir sebagai Muslim. Sejak saat itu, aku berdasarkan nama dan lingkunganku, aku wajib hidup sebagai Muslim.

Ketika aku berusia 2 tahun, keluargaku pindah ke Kairo, Mesir. Kami hidup di daerah terkenal Kairo bernama Seyata Zeynab. Di saat itulah hidupku semakin menyatu dengan Islam. Meskipun ibuku adalah Kristen taat, dia tidak pernah memaksakan kepercayaannya pada anak²nya. Ibuku tahu jika anak²nya tinggal terus di Mesir, maka kami pun tidak hanya jadi Muslim tapi juga tidak akan pernah mengenal lingkungan bebas kepercayaan. Di dunia Barat, kebebasan beragama dianggap lumrah, tapi tiada toleransi beragama di Mesir, kecuali jika kau adalah Muslim Sunni. Lebih dari itu, jika aku murtad dan lalu memeluk Kristen, maka aku akan dibunuh atau dipenjara. Hal ini karena di Mesir, Muslim dilarang beralih agama. Jika ayahmu Muslim, maka kau sudah jelas harus jadi Muslim dan hal ini tidak boleh diganggu-gugat. Hanya dengan pemaksaan seperti inilah maka Islam bisa terus eksis di lingkungan masyarakat. Jika terdapat kebebasan, maka tentunya banyak Muslim meninggalkan Islam, dan sirnalah Islam sebagai agama dominan.

Ibuku berhasil meninggalkan Mesir sewaktu aku berusia 4 tahun. Ayahku tidak bisa segera mengikuti kami karena Pemerintah Mesir tidak mengijinkan dia meninggalkan negeri itu. Akhirnya ayah berhasil dapat kerjaan di US sebagai professor dan karenanya bisa datang ke US dan bergabung bersama aku, ibuku, dan saudara perempuanku. Sejak saat itu, ayahku senantiasa membawaku dan saudara perempuanku ke mesjid setiap hari Jum’at. Bukan di Mesir, tapi di US-lah aku belajar tentang Islam. Agar mahir berbahasa Arab, ayahku meminta ustadz Ahmed Al-Jamal dari Pusat Islam di Mt. Pleasant, Michigan, untuk mengajarku. Suatu hari kami sedang membahas kata². Satu kata yang tercantum adalah “Israel” dan Ahmad lalu berteriak pada buku itu dan melihatku dan mengajarku kalimat pertama Arab yang berbunyi “Ana bakrah Yisrael” yang artinya adalah “Aku benci Israel.”

Setiap hari Jum’at di mesjid aku belajar tentang hal² dasar Islam. Aku pun segera tahu bahwa mesjid menyebarkan kebencian luar biasa terhadap Yahudi dan Amerika. Kaum Yahudi dipandang sebagai manusia paling rendah dan tidak dapat dipercaya sama sekali. Tatkala aku mendengar khotbah² penuh kebencian luar biasa, aku tidak menanggapinya secara serius atau malah mengabaikan begitu saja. Saat aku masih jadi mahasiswa tingkat satu, aku ingat satu khotbah yang disampaikan oleh seorang Palestina bernama Tariq di mesjid Mt. Pleasant, Michigan. Fokus khotbahnya adalah perbuatan² keji Yahudi dan penindasan terhadap masyarakat Arab. Di akhir khotbah dia berkata bahwa jika dia ada di Palestina saat ini, maka dia akan jadi pembom bunuh diri. Tariq bukanlah orang yang tak berpendidikan. Sebaliknya, dia adalah profesor fisika yang sangat cerdas di Central Michigan University. Orang berpendidikan ini baru saja mengakui di hadapan semua umat di mesjid bahwa dia akan melakukan tindakan teroris. Terorisme di Timur Tengah merupakan buah dari ajaran² fundamental Qur’an. Kesimpulanku ini kuyakini bukan karena aku jadi pejuang al-Qaeda, tapi dari mengunjungi sekitar 20 mesjid di berbagai daerah di US. Lagipula, setelah Tariq selesai berkhotbah, tiada satu pun umat Muslim yang menyangkal atau mempertanyakan pernyataannya. Ini menunjukkan bahwa umat Muslim di mesjid itu pun setuju atau mendukung niatnya.

Di semester pertama perguruan tinggi, kuliah tahun kedua, aku tinggal di asrama mahasiswa di kampus. Di saat itu aku berteman dengan orang Yemen bernama Khalid. Selain kami, tiada orang Arab dan Muslim di asrama, sehingga kami pun jadi akrab. Suatu hari kami makan bersama di kantin bersama para mahasiswa lainnya. Kami semua bicara tentang Arab, Yahudi, dan kedudukan negara Israel. Khalid bicara bahwa dia tidak benci Yahudi dan Yahudi punya kedudukan tinggi dalam Qur’an karena mereka adalah masyarakat ahli kitab. Tapi setelah para mahasiswa lain selesai makan dan meninggalkan meja, Khalid berbisik padaku, “Zakaryia, suatu hari nanti kita akan memerangi dan bunuh Yahudi, dan kita akan menang.” Sungguh menarik bahwasanya sikapnya jadi sangat berubah setelah para kafir meninggalkan meja.

Pada saat kuliah semester kedua, tahun ketiga, aku mengunjungi Mesir untuk mengikuti program intensi di Alexandria University. Aku mengunjungi keluargaku di Kairo. Aku banyak bercakap-cakap dengan saudara misanku yang bernama Khalid. Khalid banyak bicara tentang Islam dan agama. Suatu saat dalam percakapan aku berkata pada Khalid, “Tuhan mencintai semua orang, bukan?” Khalid berkata padaku, “Tidak. Tuhan tidak mencintai semua orang. Dia menginginkan orang jadi baik, tapi dia tidak cinta semua orang. Perkataanmu itu sangat berbau Kristen.”

Selama aku di Mesir, aku sering mengunjungi kawanku Ibrahim di toko tempat cuci baju dry-cleaner. Orang² di sana menganggapku sebagai Muslim sehingga mereka tidak merubah cara bicara seperti jika bicara dengan kafir Barat. Suatu hari seorang insinyur kaya datang ke dry cleaner itu dan dia memandangku dan bertanya siapa namaku. Aku lalu memberitahunya. Dia dia sebentar dan bertanya apakah aku Muslim, dan aku menganggukkan kepala. Dia lalu duduk bersamaku dan mulai berkhotbah tentang Islam padaku. Dia terutama membicarakan Hari Kiamat di literatur Islam. Katanya, Hari Kiamat Islam tidak akan datang sebelum terjadi perang besar antara umat Muslim vs. Yahudi (dan juga Kristen yang ogah memeluk Islam). Dia mengutip Hadis Sahih Bukhari, buku 52, nomer 176-177 yang menyatakan: “Rasul Allâh berkata, “Kau (Muslim) harus memerangi kaum Yahudi sampai mereka bersembunyi di belakang batu². Batu² akan mengkhianati mereka dan berkata, “Wahai Abdullah (budak Allâh), ada Yahudi nih bersembunyi di belakangku; bunuh dia.”

Pendek kata, dia menjelaskan padaku bahwa di Hari Kiamat, kami para Muslim akan membantai seluruh umat Yahudi di dunia. Dia lalu menjelaskan padaku bahwa damai di bumi hanya akan terjadi setelah Islam jadi agama dunia dan setiap kafir dibunuh atau ditundukkan oleh negara Islam. Pria Muslim ini bukanlah Muslim radikal, tapi dia adalah insinyur kaya-raya yang berpendidikan tinggi. Terlebih lagi, dia tidak asal bicara tanpa referensi; semua yang dikatakannya didukung Qur’an dan ahadis.

Sewaktu aku mulai membaca Qur’an dalam bahasa Arab, aku mulai lebih mengerti ajaran² Qur’an dan Islam secara umum. Titik balik pandanganku terjadi saat aku membaca Qur’an Sura 9 ayat 5 yang menyatakan: Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Saat itu aku sedang berada di kamar yang kusewa dengan seorang rekan. Aku melihat Alkitab di sisi tempat tidurnya. Aku bertanya padanya apakah aku boleh meminjamnya. Dia mempersilakan dan aku pun mulai membaca Alkitab. Aku melihat pesan kasih dan toleransi dari Alkitab dan pesan itu sangat berbekas dalam hatiku. Meskipun aku mendapat pengaruh Kristen dari ibuku, baru setelah membaca Alkitablah aku mengambil keputusan serius untuk mengijinkan Yesus Kristus masuk dalam hidupku. Ibuku sangat bahagia ketika aku jadi Kristen karena dia mengira aku masih Muslim. Akan tetapi, aku belum berani mengaku sebagai Kristen karena latar belakang Islamku yang kental dan hukuman mati bagi murtadin.

Sekembalinya ke US, aku tidak langsung menunjukkan diriku telah murtad dan memeluk Kristen. Aku tetap mengunjungi mesjid setiap hari Jum’at. Suatu hari aku berada di mesjid dan melihat seorang pria bule membawa kamera besar. Aku bertanya pada temanku Syarif siapakah orang itu. Syarif berkata padaku bahwa orang itu adalah wartawan dari Reno Gazette Journal dan dia sedang menyusun tulisan tentang Islam. Syarif lalu berbisik padaku, “Aku harus memperingatkan Imam untuk bersikap lain.” Jika Islam memang adalah agama damai, mengapa lalu Imam harus berpura-pura dan berubah sikap setiap kali kafir datang untuk menelaah?

Semua hal berubah setelah aku mengundang Walid Shoebat dan Kamal Salim untuk bicara di kampus. Kedua orang ini dianggap umat Muslim sebagai musuh terbesar Islam karena mereka adalah murtadin yang memeluk Kristen. Mengundang mereka untuk bicara di kampus tentunya mengundang pertanyaan apakah aku ini Muslim atau Kristen. Tak lama kemudian, semua Muslim di lingkunganku mengetahui bahwa aku telah murtad. Aku pun lalu mengalami berbagai penindasan dan tuduhan sebagai rasis, islamofobik, dll.

Description: Image
DVD kesaksian dari Kamal Salim, http://www.koomeministries.com/saleem.htm

Description: Image
Walid Shoebat, http://www.shoebat.com/

Yang terpenting yang harus kulakukan adalah mengasihi semua orang yang membenciku karena aku tidak bisa melawan benci dengan benci. Sebagai orang Kristen, aku harus mencintai semua orang, termasuk Yahudi di Israel dan Muslim di dunia Arab. Untuk melawan kebencian, kau harus mengungkapkan kebencian itu terlebih dahulu, dan dengan cara itu, banyak Muslim yang sedang dalam keadaan status quo (mempertanyakan keberadaan diri dan iman) akan menyadari apakah Islam yang sebenarnya dan lalu berbalik membantu pihak Barat. Apa yang mereka lihat sekarang adalah kelemahan pihak Barat dan mereka mengira mereka akan terancam jika bergabung dengan pihak Barat.

Zak Ezzat will be interviewed on The Tovia Singer Show this Tuesday Dec 23, 2008 at 4 pm EST http://www.israelnationalradio.com



Sumber: http://www.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=60601

Tidak ada komentar:

SURAT PILATUS KEPADA KAISAR TIBERIUS

Ternyata selama masa pemerintahannya sebagai Gubernur Yudea, Pontius Pilatus pernah menulis sebuah surat kepada Kaisar Tiberius di Roma melaporkan mengenai aktivitas dari pelayanan Yesus. Surat ini ditulisnya pada tahun 32 AD. Berikut adalah isi suratnya : Kepada Yang Mulia Kaisar Tiberius ... Seorang anak muda telah muncul di Galilea dan atas nama Elohim yang mengutusnya, Dia telah berkhotbah dalam sebuah hukum yang baru, dengan perilaku yang rendah hati. Pada mulanya saya mengira tujuan-Nya adalah untuk menimbulkan gerakan revolusi rakyat untuk melawan pemerintahan Roma. Dugaan saya keliru, Yesus Orang Nazaret itu ternyata bergaul lebih akrab dengan orang Romawi daripada dengan orang Yahudi. Suatu hari saya memperhatikan, ada seorang anak muda di antara sekelompok orang, sedang bersandar pada sebatang pohon dan berbicara dengan tenang kepada kumpulan orang banyak yang mengelilingi-Nya. Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa itulah Yesus. Terdapat perbedaan yang jelas antara Dia dan orang-orang yang mengelilingi-Nya. Dari rambut dan janggutnya yang pirang, Ia kelihatan seperti "Tuhan" (Lord). Ia berumur sekitar 30 tahun, dan saya belum pernah melihat orang dengan wajah sedemikian simpatik dan menyenangkan seperti Dia. Apa yang membuat Ia kelihatan begitu berbeda dengan orang-orang yang sedang mendengarkan-Nya adalah pada wajah-Nya yang ceria. Karena saya tidak ingin mengganggu-Nya, saya meneruskan perjalanan saya, tetapi saya menyuruh sekretaris saya untuk bergabung dengan mereka dan turut mendengarkan pengajaran-Nya. Kemudian sekretaris saya melaporkan bahwa belum pernah ia membaca karya-karya ahli filsafat manapun yang dapat disejajarkan dengan ajaran Orang itu, dan bahwa Orang itu (Yesus) sama sekali tidak membawa orang ke jalan yang sesat, dan tidak pula menjadi penghasut. Oleh karena itulah kami memutuskan untuk membiarkan-Nya. Ia bebas untuk melakukan kegiatan-Nya berbicara dan mengumpulkan orang. Kebebasan yang tidak terbatas ini menggusarkan orang-orang Yahudi dan menimbulkan kemarahan mereka. Ia tidak menyusahkan orang miskin, tetapi merangsang kemarahan orang-orang kaya dan para tokoh masyarakat. Kemudian saya menulis surat kepada Yesus, meminta Ia untuk diwawancarai dalam suatu pertemuan. Ia datang. Pada saat Orang Nazaret itu tiba, saya sedang melakukan jalan pagi. Dan ketika saya memperhatikan-Nya, saya begitu tertegun. Kedua kaki saya serasa dibelenggu oleh rantai besi yang terikat pada lantai batu pualam. Seluruh tubuh saya gemetar bagaikan seorang yang bersalah berat. Namun Ia tenang saja. Tanpa beranjak, saya begitu terpukau dengan orang yang luarbiasa ini beberapa saat. Tidak ada yang tidak menyenangkan pada penampilan atau perilaku-Nya. Selama kehadiran-Nya saya menaruh hormat dan respek yang mendalam pada diri-Nya. Saya katakan kepada-Nya bahwa pada diri dan kepribadian-Nya terdapat sesuatu yang memancar dan menunjukkan kesederhanaan yang memukau, yang menempatkan Ia di atas para ahli filsafat dan cendekiawan masa kini. Ia meninggalkan kesan yang mendalam pada kami semua karena sikap-Nya yang simpatik, sederhana, rendah hati, dan penuh kasih. Saya telah meluangkan banyak waktu untuk mengamati aktivitas pelayanan menyangkut Yesus dari Nazaret ini. Pendapat saya adalah : Seseorang yang mampu mengubah air menjadi anggur, menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan menenangkan gelombang laut, tidak bersalah sebagai pelaku perbuatan kriminal sebagaimana dituduhkan oleh orang banyak. Kami harus mengakui bahwa sesungguhnya Ia adalah Putra Elohim. Pelayan anda yang setia, Pontius Pilatus. Surat di atas tersimpan di Perpustakaan Kepausan di Vatikan, dan salinannya mungkin dapat diperoleh di Perpustakaan Kongres Amerika. Dari surat di atas, tahulah kita mengapa Pilatus "tidak berani" menjatuhkan vonis hukuman mati atas Yesus (Matius 27:24, Yohanes 18 : 31-40 dan 19 : 4,6 - 16)

PEREMPUAN ITU KU PANGGIL MAMA

Perempuan itu ku panggil Mama Yang setiap malam selalu terjaga saat hati sibuah hatinya sedang gelisah... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu sibuk di subuh hari untuk menyiapkan sarapan dan keperluan sibuah hatinya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengajariku untuk menjadi bijaksana,... Yang selalu mengajariku untuk selalu dekat dengan Sang Khalik... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu turut merasakan kesusahanku,.. Yang selalu barusaha memenuhi kebutuhanku... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengkhawatirkan keadaanku saat ku jauh,.. Yang selalu menanyaiku dengan penuh kasih saat ku murung... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat penyakit itu bersarang ditubuhnya dan kubisikan: mama izinkan aku untuk merawatmu dan menjagaimu... Perempuan itu ku panggil Mama Yang yang terbaring lamah di pembaringan... Perempuan itu ku panggil Mama Yang dengan lemah berusaha duduk di pembaringan dan mengatakan pesan terakhirnya kepadaku: "RIS MARI BERBAGI DENGAN MAMA DALAM HIDUPMU"... Perempuan itu ku panggil Mama Yang di saat-saat terakhir hidupnya masih memintaku untuk bernyanyi memuju Sang Khalik serta bertelut dan berdoa untuknya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang malam itu tarikan napasnya semakin berat.... Perempuan itu ku panggil mama Yang saat itu kubertelut di kakinya sambil memanjatkan doa: TUHAN KUMOHON KEBESARAN KASIHMU DAN MUJIZATMU UNTUK KESEMBUHAN DAN MEMBERI PANJANG UMUR BAGI MAMAKU TERCINTA... Perempuan itu ku panggil Mama Yang disaat-saat terakhir hidupnya ku bersujud di kakinya sambil menangis dan memeohon ampun atas semua dosa dan kesalahan yang pernah kubuat selama hidupku bersamanya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang mengatakan kepadaku: RIS MAMA CAPEK DAN MAMA INGIN ISTIRAHAT... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kubisikan: MAMA, KALAU MAMA CAPEK BERISTIRAHATLAH MAMA......... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat detik - detik terakhir tarikan napasnya, aku masih tetap besujud di kakinya sambil meneteskan air mataku ke kakinya sambil berkata: MAMAKU, TOLONG RASAKAN BETAPA AKU SANGAT MENYAYANGI MAMA LEWAT HANGATNYA AIR MATAKU YANG MENETES DI KAKI MAMA INI... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kasih sayangku kepadanya dikalahkan oleh kasih sayang Sang khalik kepada mamaku, sehingga saat itu juga mamaku menghembuskan napasnya yang terakhir untuk pergi menghadap Sang Khalik, untuk pergi meninggalkan kami selamanya dan untuk mengakhiri segala penderitaan hidupnya di dunia ini... Perempuan itu ku panggil Mama yang disaat tubuhnya terbujur kaku dan dingin, kucium mamaku sambil berbisik: MAMAKU TERSAYANG, KASIH SAYANG MAMA KEPADAKU AKAN TETAP MENJADI BINTANG DI DALAM HATIKU YANG AKAN TETAP BERSINAR DAN SINAR KASIH SAYANG ITU AKAN TETAP KUPANCARKAN KEPADA SEMUA ADIK - ADIKU, SAUDARA - SAUDARAKU, DAN SEMUA ORANG YANG BERADA DI SEKITARKU AGAR MEREKA TAHU BAHWA MAMAKU ADALAH FIGUR YANG TERBAIK DAN YANG TELAH MENDIDIKKU MENJADI MANUSIA YANG BIJAKSANA... Perempuan itu ku panggil Mama yang selalu menyebut namaku di dalam setiap doanya Perempuan itu kupanggil Mama Yang kini menetap disurga bersama Sang Khalik yang mengasihinya... TERIMA KASIH MAMAKU TERCINTA, ATAS SEMUA KEHIDUPAN YANG INDAH, YANG TELAH KAU HADIRKAN SELAMA ENGKAU BERSAMAKU DI DUNIA INI........ LIWAT HEMBUSAN NAPASKU SERTA DOAKU, KU TITIPKAN CIUM YANG PALING MANIS UNTUK MAMA DI SURGA SANA....... (Untuk mengenang mamaku yang meninggal tanggal 5 Mei 2009 di Ambon) Anakmu Richard Sahetapy yang Kau panggil RIS

SENG ADA MAMA LAI

SU SENG ADA MAMA LAI PAR BIKING COLO - COLO SU SENG ADA MAMA LAI PAR TUANG PAPEDA DI SEMPE SU SENG ADA MAMA LAI PAR ATOR MAKAN DI MEJA MAKAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR CUCI BETA PUNG PAKIAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR DENGAR BETA PUNG SUSAH SU SENG ADA MAMA LAI PAR JAGA BETA WAKTU SAKIT MAMAE.... PAR APA LAI BETA PULANG KA RUMAH TUA KALO MAMA SU SENG ADA PAR LIA BETA PAR APALAI BETA DUDU DI MEJA MAKAN KALO MAMA PUNG TAMPA GARAM SU SENG ADA PAR SAPA LAI BETA MAU MANYANYI KALO MAMA SU SENG ADA PAR DENGAR... SIOOO MAMA E.... MAMA SU JAUH DARI BETA DENG BASUDARA MAMA SU TENANG DI TETEMANIS PUNG PANGKO TAPI MAMA PUNG PASANG DENG MAMA PUNG DOA TETAP JADI BINTANG YANG BERSINAR DI BETA PUNG HATI SELAMA HIDOP DI DUNIA. JUST FOR MY LOVE MAMA

Glitter Text
Make your own Glitter Graphics

Yesus Manis