Setiap manusia pasti tidak lepas dari berbagai macam kesalahan.
Semua manusia pernah melakukan kesalahan
Entah salah ucap, salah pengertian, salah sangka, salah memperlakukan orang lain, salah bertindak dan banyak kesalahan lain.
Tidak jarang kesalahan itu membuat rasa sakit hati pada pihak yang padanya kita lakukan kesalahan.
Jika kesalahan itu sesekali, mungkin akan mudah memaafkannya.
Tapi jika kesalahan itu berulang-ulang, masih sanggupkah kita memaafkan orang lain yang melakukan kesalahan pada kita?
Jika kesalahan itu fatal masih sanggupkah kita membuka pintu maaf bagi orang yang melakukan kesalahan pada kita?
Tidak mudah menjawab pertanyaan itu.
Ketika aku melakukan kesalahan kepada orang yang aku kasihi dan orang-orang lain, ada kalanya aku malu untuk meminta maaf. Ada kalanya aku tak sanggup untuk mengucapkan “maaf”, dan ada kalanya aku mencari kata-kata apa diatas kata “maaf” yang bisa memperbaiki hubunganku dengan orang yang aku sakiti atau lukai akibat kesalahanku.
Tapi tentu saja ada kalanya, aku tak berberat hati untuk meminta maaf.
Sebaliknya, ketika aku yang disakiti. Ada kalanya aku begitu mudah memaafkan.
Namun, ada kalanya juga aku sulit memaafkan, takut jika kesalahan yang sama di ulang lagi.
Tidak mudah memang memaafkan orang yang menyakiti kita.
Tapi jika KASIH melingkupi hati, memaafkan dan meminta maaf tidak akan begitu sulit.
Itulah teladan Yesus.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Hanya karena kasih DIA memaafkan.
Hanya karena kasih DIA mau datang kedunia.
Hanya karna kasih, dia tak pernah bosan mendengar permintaan maaf anakNYA.
Walaupun sakit hatiNYA luar biasa, namun kasihNYA yang besar mengalahkan itu semua.
Jika bukan karna kasih, untuk apa DIA rela di salib?
Tapi kenapa kita terkadang begitu sulit meminta maaf dan/atau memaafkan??
Mungkin jawabannya: Karena memikul salib memang tidak mudah. Dan janji di balik salib itu begitu indah.
Dimana tidak ada lagi rasa sakit, tidak ada lagi pertikaian, tidak ada lagi kesalahan.
Semuanya indah dan baik disana.
Di kehidupan kekal yang kita nantikan bersama.
Tuhan, ajar kami untuk memaafkan dan ajar kami untuk meminta maaf dengan tulus. Seperti teladan yang KAU berikan lewat PutraMu YESUS.
Amin.
JESUS LOVE U ALL
--------------------
Semua manusia pernah melakukan kesalahan
Entah salah ucap, salah pengertian, salah sangka, salah memperlakukan orang lain, salah bertindak dan banyak kesalahan lain.
Tidak jarang kesalahan itu membuat rasa sakit hati pada pihak yang padanya kita lakukan kesalahan.
Jika kesalahan itu sesekali, mungkin akan mudah memaafkannya.
Tapi jika kesalahan itu berulang-ulang, masih sanggupkah kita memaafkan orang lain yang melakukan kesalahan pada kita?
Jika kesalahan itu fatal masih sanggupkah kita membuka pintu maaf bagi orang yang melakukan kesalahan pada kita?
Tidak mudah menjawab pertanyaan itu.
Ketika aku melakukan kesalahan kepada orang yang aku kasihi dan orang-orang lain, ada kalanya aku malu untuk meminta maaf. Ada kalanya aku tak sanggup untuk mengucapkan “maaf”, dan ada kalanya aku mencari kata-kata apa diatas kata “maaf” yang bisa memperbaiki hubunganku dengan orang yang aku sakiti atau lukai akibat kesalahanku.
Tapi tentu saja ada kalanya, aku tak berberat hati untuk meminta maaf.
Sebaliknya, ketika aku yang disakiti. Ada kalanya aku begitu mudah memaafkan.
Namun, ada kalanya juga aku sulit memaafkan, takut jika kesalahan yang sama di ulang lagi.
Tidak mudah memang memaafkan orang yang menyakiti kita.
Tapi jika KASIH melingkupi hati, memaafkan dan meminta maaf tidak akan begitu sulit.
Itulah teladan Yesus.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Hanya karena kasih DIA memaafkan.
Hanya karena kasih DIA mau datang kedunia.
Hanya karna kasih, dia tak pernah bosan mendengar permintaan maaf anakNYA.
Walaupun sakit hatiNYA luar biasa, namun kasihNYA yang besar mengalahkan itu semua.
Jika bukan karna kasih, untuk apa DIA rela di salib?
Tapi kenapa kita terkadang begitu sulit meminta maaf dan/atau memaafkan??
Mungkin jawabannya: Karena memikul salib memang tidak mudah. Dan janji di balik salib itu begitu indah.
Dimana tidak ada lagi rasa sakit, tidak ada lagi pertikaian, tidak ada lagi kesalahan.
Semuanya indah dan baik disana.
Di kehidupan kekal yang kita nantikan bersama.
Tuhan, ajar kami untuk memaafkan dan ajar kami untuk meminta maaf dengan tulus. Seperti teladan yang KAU berikan lewat PutraMu YESUS.
Amin.
JESUS LOVE U ALL
--------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar