6 Juni 2012

PENGHAPUSAN SUKU DAN (THE MISSING TRIBE OF DAN)

Sumber :http://www.wacriswell-indo.org

Dr. W. A. Criswell
Wahyu 7:4-9
06-17-62
Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang bergabung dalam ibadah dari
Gereja First Baptist Dallas. Jika anda membawa Alkitab anda, mari kita semua melihat ke dalam Kitab
Wahyu. Kita telah berkhotbah dalam pasal tujuh selama beberapa minggu. Dan saya berpikir bahwa kita
akan tetap melakukan hal yang sama pada malam hari ini. Seperti yang jemaat ketahui yang datang dalam
ibadah pagi pada Hari Tuhan, di dalam seri khotbah kita melalui kitab-kitab dalam Alkitab, setelah
bertahun-tahun kita telah di dalam kitab yang terakhir, yaitu Kitab Wahyu. Dan sekarang, selama satu
setengah tahun lebih, kita telah berkhotbah melalui Kitab Wahyu ini, dan akhirnya sekarang kita telah
sampai ke pasal 7. Malam ini, kita akan membaca dari ayat delapan, dan jika anda tidak dapat
mengucapkan nama-nama suku itu, hal itu tidak begitu masalah. Kitab Wahyu pasal tujuh ayat delapan.
Dan khotbah kita pada malam ini akan berbicara tentang Suku Dan Yang Hilang. Sekarang kita akan
membaca teks kita secara bersama-sama.

Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi
dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau
di laut atau di pohon-pohon. Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat
matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara
nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami
memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Dan aku mendengar jumlah
mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari
semua suku keturunan Israel. Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari
suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu, dari suku Asyer dua belas ribu,
dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu, dari suku Simeon dua
belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu, dari suku
Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.
[Wahyu 7:1-8).

Dan di dalam gulungan yang disebutkan di sorga, semua suku itu disebutkan. Bahkan Efraim,
disebut dengan nama ayahnya Yusuf. Mereka semua disebutkan di sana, semuanya kecuali satu, yaitu
suku Dan. Dan di dalam gulungan sorga, nama Dan, keluarganya, sukunya, masyarakatnya telah hilang.
Mereka dihilangkan. Mereka tidak disebutkan. Lalu mengapa? Karena sesuatu yang tidak biasa telah
terjadi kepada suku Dan. Seandainya seperti Benyamin, yang kecil, dan selalu kecil serta pada suatu
waktu di dalam kisah kehidupannya, hampir dimusnahkan—seandainya Benyamin disingkirkan atau
terhilang, saya mungkin tidak akan curiga atau terkejut untuk menemukan namanya dihilangkan dari
daftar. Tetapi tidak dengan Dan, karena suku Dan di dalam Keluaran adalah urutan kedua sesudah
Yehuda. Ketika mereka masuk ke dalam tanah penaklukan untuk menaklukkan—untuk memiliki Tanah
Perjanjian, suku Dan memiliki enam puluh empat ribu orang yang dapat berperang, yang mampu untuk
menjadi pasukan. Mereka berbaris di samping Yehuda di dalam kekuatan dan kuasa untuk menaklukkan.
Dan adalah salah satu suku yang paling dihormati di antara suku-suku Israel. Di dalam formasi
perkemahan, Dan berada di bagian utara bersama dengan Asyer dan Naftali. Dan dia membawa panjinya,
membuat sebuah bendera yang berwarna merah dan putih, dan memiliki sebuah lencana di atas panjinya
—sebuah rajawali terbang. Dan di dalam nubuatan ayah mereka yaitu Yakub, tentang Dan dia berkata,
“Semoga Dan menjadi seperti ular di jalan—seperti ular beludak” (Kejadian 49:17). Dan sebagai sebuah
tanda yang menghancurkan ular, mereka memilih lambang mereka, lencana mereka, sebagai pelindung
barisan mereka—mereka memilih sebuah rajawali yang menghancurkan ular. Dari suku Dan muncul dua
orang manusia Allah yang terkemuka, salah satunya adalah orang yang paling kuat dari semua manusia
yang pernah hidup, namanya adalah Simson. Kemudian ketika Dan mendapat bagian untuk menaklukkan
Kanaan, dia diberikan sebuah bagian yang indah dan sangat baik sekali. Kepada Dan diberikan dataran
maritim yang disebut dengan Sharon, dan wilayah kaki bukit di pegunungan Palestina. Wilayahnya
memang tidak begitu besar akan tetapi sangat subur, dan merupakan daerah yang paling subur
dibandingkan dengan bagian yang lain. Dan karena merupakan daerah maritim mereka memiliki sebuah
pantai karang yang besar, yang berarti bahwa mereka dapat menjadi lintas perdagangan dengan dunia
yang ada di hadapan mereka dengan seluruh nelayan dan seluruh kekayaan laut.

Kemudian, di dalam pembagian itu, seluruh suku diberikan sebuah bagian dari tanah itu untuk
ditaklukkan. Yehuda harus menaklukkan bagian ini dan akan menjadi rumah mereka dan tanah pusaka
mereka. Efraim menaklukkan bagian ini—dan Gad, Naftali dan Asyer dan Simeon dan Ruben, juga
melakukan hal yang sama. Negeri itu dibagi-bagi dan setiap bagiannya harus ditaklukkan. Dan seperti
yang telah saya ssebutkan, dalam pembagian tanah itu Suku Dan diberikan daratan Sharon yang subur dan
bukit-bukit yang terletak dibelakangnya, sepanjang pegunungan Palestina. Satu-satunya yang menjadi
masalah adalah, orang-orang Filistin masih hidup di tanah itu dan orang Amori memiliki bukit-bukit itu.
Tetapi orang Amori dan orang Kanaan dan orang Yebus dan orang Het serta beberapa bangsa lainnya
masih memiliki seluruh negeri itu. Dan di dalam penaklukan Kanaan, tidak ada perbedaan bagi Dan, dia
harus melakukan hal yang sama seperti Yehuda atau Efraim dan seluruh suku-suku itu. Mereka harus
memilikinya dengan menaklukkannya.

Kemudian di sana ada sebuah semangat yang besar dari para prajurit Allah. Sebagai contoh, Kaleb
berkata, “Berikan kepadaku pegunungan, yang telah dijanjikan Tuhan, kota yang menjadi milik orang
Enak. Berikanlah kepadaku kota itu.” Ya, kata mereka, tetapi mereka berkata bahwa tempat itu
merupakan tempat yang paling sulit untuk direbut karena kota itu besar dan berkubu. Tetapi Kaleb
berkata, “Tuhan Allah telah bersamaku sejak masa mudaku dan masih tetap bersamaku hingga usia
delapan puluh tahun. Berikanlah Hebron kepadaku yang akan menjadi milik pusakaku.” Demikianlah
katanya. Dan Kaleb, di dalam kuasa dan didalam kepercayaan kepada Allah Yang Mahatinggi mengambil
milik pusakanya bagi dirinya dan bagi anak-anakNya (Yosua 14:6-15). Apakah ada sebuah semangat
seperti itu di suku Dan? Tidak. Tidak. Karena ketika Dan melihat milik pusakanya—Dan memiliki enam
puluh empat ribu orang yang berbaris, dan dapat berperang—mereka memiliki kemampuan. Dan di sana
ada orang-orang Filistin, dan suku Dan takut terhadap mereka. Dan di sana ada orang Amori, dan suku
Dan berlutut di depan mereka. Dan bukannya malah memiliki milik pusaka mereka, mereka berpaling dari
hal itu di dalam ketakutan yang jahat dan merasa ngeri dalam perbudakan yang memalukan. Jadi, Kitab
Hakim-Hakim pasal delapan belas dimulai dengan kalimat ini, “Pada zaman itu suku Dan sedang mencari
milik pusaka untuk menetap” (Hakim-hakim 18:1). Mereka menolak tantangan dari Allah dan pembagian
yang dilakukan Allah dan milik pusaka yang diberikan Allah dan tujuan elektif Allah bagi hidup mereka.
Dan mereka merasa lebih baik memilih untuk menemukan sebuah tempat yang tidak perlu mereka
perjuangkan, sebuah tempat yang dapat jatuh ke dalam tangan mereka tanpa usaha, tanpa pengorbanan,
tanpa berbaris dan tanpa penaklukan. Bukankah itu merupakan sebuah hal yang tidak biasa dan sangat
mengherankan?

Ketika pembagian itu dibuat, seandainya daratan Filistin telah diberikan kepada Dan dan
seandainya bukit itu telah diberikan kepada Dan, maka mereka akan menerima hadiah itu dengan serta
merta. Kita senang untuk memilikinya seandainya seseorang membelikannya kepada saya, jika seseorang
menghadiahkannya kepada saya, jika seseorang mengambilnya untuk saya. Kita akan sangat bahagia
untuk menerimanya, untuk memilikinya, untuk memperolehnya. Tetapi kita tidak akan berjuang untuk
mendapatnya. Dan kita tidak akan berusaha untuk mendapatkannya. Dan kita tidak akan bekerja untuk
hal itu. Jadi mereka berpaling dari milik pusaka mereka dan membiarkannya dalam tangan orang Filistin
dan di dalam tangan orang Amori.

Tetapi mereka harus berdiam di suatu tempat, jadi mereka melakukannya—hal yang paling
mengherankan dan luar biasa dan sangat memalukan dari yang dapat dibayangkan oleh pikiran. Mereka
memilih dari lima orang dari keluarga mereka, dari suku mereka dan berkata, “Kalian pergilah ke sebuah
tempat yang sangat mudah. Temukan sebuah tempat dimana kita dapat tinggal dan kita tidak perlu
berperang untuk merebutnya, jika kalian bisa.” Lalu kelima orang itu menjelajahi seluruh negeri itu dan
ketika mereka kembali mereka berkata, “Di atas hulu Sungai Yordan, ada sebuah bagian itu yang terpisah
dari Sidon. Dan orang-orang Sidon tinggal di sana, dan mereka adalah orang-orang yang suka damai. Dan
mereka memiliki tanah yang subur. Dan mereka tinggal di daratan yang menaranya adalah pegunungan
Libanon. Dan mereka adalah masyarakat yang penyendiri dan tidak terlindungi. Mari kita pergi ke sana
dan merebutnya. Dan pada malam hari, seperti para bajingan dan seperti srigala dan seperti anjing, mari
kita menghancurkan mereka. Kemudian kita akan memiliki kota-kota mereka dan tanah mereka setelah
kita membunuh orang-orangnya.” Hanya menyampaikan apa yang telah mereka rencanakan dan
membawa ketidaksucian dan penghukuman di dalam apa yang ingin mereka lakukan.

Allah tidak pernah menyampaikan sesuatu berkenaan dengan sebuah pembagian yang berada di sana.
Allah tidak pernahmenyampaikan sesuatu tentang orang-orang Sidon yang cinta damai yang berada di sana. Allah tidak
pernah menyebutkannya di dalam pembagian kepada suku-suku itu. Tetapi mereka mencari sebuah tempat
yang mudah, dan mereka menemukannya di dalam tempat yang sepi dan indah yang berada di hulu Sungai
Yordan, di bawah kaki Gunung Herman. Dan kemudian mereka pergi dengan orang-orang mereka dan
pada tengah malam, di dalam jebakan mereka memukul kota itu dengan ujung pedang dan membakarnya
dengan api. Dan mereka akhirnya tinggal di sana dan menamakan kota itu Dan, sesuai dengan nama
leluhhur mereka. Dari situlah anda mendapat kata dari Dan hingga Barsyeba—dari ujung utara hingga
ujung selatan. Itulah sebabnya mengapa mereka tinggal di bagian utara yang paling jauh di tanah Palestina.
Baiklah, hal lainnya yang telah dilakukan oleh suku Dan. Kita tidak memiliki waktu untuk
menyebutkan kisah tentang Mikha dan berhalanya. Tetapi ketika suku Dan membuat perjalanan mereka
dari milik pusaka yang telah diberikan Allah untuk mereka miliki, dan pergi untuk menduduki negeri yang
mereka peroleh dengan membunuh dan membumihanguskan dan mencurinya dengan sikap memalukan, di
dalam perjalanan mereka, mereka melewati seseorang yang memiliki sebuah berhala di rumahnya. Dan dia
telah menahbiskan seorang imam, dan dia telah menjadi seorang Ayah bagi imam itu, dan dia menyembah
berhala itu dan imam itu melayani dia atas nama berhala. Dan kemudian suku Dan mengambil berhala itu
dan mengambil imam itu dan membawanya ke kota mereka yaitu kota Dan, di sana mereka mendirikan
patung berhala. Dan di sana mereka menahbiskan imam itu untuk menjadi ayah bagi mereka. Dan mereka
mengambil patung yang telah dibuat Mikha itu. Pada masa itu, rumah Allah berada di Silo, dan selama
rumah Tuhan berada di Yerusalem, dimana Allah berkata: “NamaKu akan selalu berada di rumah doa itu.”
Dan seluruh Israel menyembah Allah di Silo dan Yerusalem. Akan tetapi suku Dan berada di sana,
bersujud di hadapan berhala mereka. Hal yang sangat sukar untuk dipahami. Kemudian penyembahan
berhala Dan itu semakin diteguhkan ketika Yerobeam II mengambil sepuluh suku utara itu jauh dari rumah
Daud, dan dia mendirikan berhala patung anak lembu emas di Betel. Dan dia membangun sebuah patung
anak lembu emas di Dan. Karena Dan adalah sebuah atmosfir dan sebuah suku dan sebuah masyarakat
dan sebuah keluarga dimana penyembahan berhala sudah dikenal dari sejak awal.

Dan selama umat Allah pergi ke Silo untuk memanggil nama Tuhan, orang-orang Dan ini bersujud
di patung buatan mereka. Dan selama seluruh suku itu menaikkan nyanyian pujian, nyanyian ajakan untuk
pergi ke rumah Tuhan di Yerusalem, seperti yang tertulis di Mazmur 122:1, “Aku bersukacita ketika
dikatakan orang kepadaku: Mari kita pergi ke rumah Tuhan.” Selama seluruh suku itu pergi ke Yerusalem
untuk memanggil nama Allah Yehova yang benar, orang-orang Dan bersujud di hadapan berhala mereka.
Ketika Ayub berkata, “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit dari atas debu.
Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa daging pun aku akan berusaha melihat Allah.” [Ayub
19:25, 26]. Ketika Ayub menyampaikan kata-kata itu, suku Dan bersujud dihadapan sebuah patung
berhala. Dan ketika Daud berkata, “Engkau telah berjanji kepada hambamu seorang anak yang akan
bertakhta sampai selama-lamanya” (1 Raja-raja 3:6). Dan “Engkau tidak akan membiarkan orang
kudusmu melihat kebinasaan” (Mazmur 16:10). Tetapi dari dalam kuburan dia akan berdiri untuk hidup
dan berkuasa sampai selama-lamanya. Ketika Daud menyampaikan kata-kata ini, suku Dan sedang
berlutut di depan sebuah patung berhala. Dan ketika Yesaya sedang menyampaikan nubutannya ini,
“Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring bersama di samping kambing.
Lembu dan beruang akan bersama-sama makan rumput dan anak-anaknya akan sama-sama berbaring,
sedang singa akan makan jerami seperti lembu…. Tidak akan ada kerusakan di seluruh gunung kudus
Allah, sebab bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan dan kemuliaan dari kehadiran Allah, seperti air
yang menutupi lautan” [Yesaya 11:6-9]. Ketika Yesaya sedang menubuatkan sebuah pengharapan yang
mulia tentang kedatangan raja yang besar, suku Dan sedang berlutut di depan sebuah patung berhala. Dan
ketika Mikha sedang berkata, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum
Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya
sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” [Mikha 5:2]. Dan ketika sang nabi sedang membuat
pengumumannya tentang kedatangan Tuhan, suku Dan sedang bersujud di hadapan sebuah patung
berhala. Dan ketika Maleakhi membuat pengumumannya yang besar, “Dengan mendadak Tuhan yang
kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia
datang, firman Tuhan semesta alam.” (Maleakhi 3:1). Dan “Bagimu akan terbit Surya kebenaran dengan
kesembuhan pada sayapnya” (Maleakhi 4:2). Suku Dan sedang menyembah di depan patung berhala
mereka.

Dan Tuhan melihat hal itu. Dan Tuhan berkata, “Cukup sudah. Cukup sudah.” Dan suku Dan
dikeluarkan dari daftar serta suku Dan dikeluarkan dari gulungan. Dan suku Dan dikeluarkan dari bilangan
suku itu karena dia telah memberikan dirinya kedalam ketidakpercayaan dan penolakan dan penghujatan
dan penyembahan berhala dan dosa dan keinginan serta ketidakpatuhan. Dan Allah berkata, “Cukup
sudah. Cukup sudah.” Saya ingin anda melihat hal ini. Keempat ratus empat puluh empat ribu orang ini
dimateraikan untuk pelayanan Kristus—dua belas ribu dari tiap-tiap suku. Tetapi di sana tidak ada
panggilan dan tidak ada tempat dan tidak ada pelayanan bagi suku Dan yang telah menolak panggilan dan
tujuan Allah. Dan mereka dikeluarkan. Dan hal itu benar tentang suku Dan dan terjadi juga di dalam
keluarga kita dan masyarakat kita serta individu-individu kita. Ketika kita berpaling dari panggilan dan
tujuan elektif Allah bagi hidup kita, masanya akan datang ketika Allah berkata, “Cukup sudah.” Dan Dia
membiarkan kita keluar dan Dia melewatkan kita. Salah satu hal yang paling menyedihkan dalam hidup,
orang-orang ini dimateraikan untuk melayani, tetapi bukan suku Dan. Suku Dan tidak termasuk di
dalamnya.

Kami telah berada dalam sebuah kebangunan rohani di kota kecil tempat saya dibesarkan. Dan di
sana ada seorang pengkhotbah yang baik dan berbakat yang sedang mengadakan kebaktian di bawah
sebuah tenda di tengah-tengah kota. Dan pada pagi itu, ketika Roh Allah bergerak di dalam ibadah itu, dia
memberikan sebuah undangan. Pengkhotbah itu memberikan undangan seperti ini: Seandainya ada yang
merasakan panggilan Allah untuk menjawab sebuah tujuan elektif dari sorga untuk hidupnya, maukah
anda maju ke depan dan mengulurkan tangan anda kepada pengkhotbah?” Untuk waktu yang sangat lama,
saya telah merasakan di dalam hati saya bahwa Allah telah memanggil saya untuk menjadi seorang
pengkhotbah dari Injil Anak Allah. Dan ketika pengkhotbah itu membuat undangan, bagi setiap orang
yang merasakan panggilan untuk memberikan dirinya sebagai pelayan Tuhan sepenuh waktu, untuk maju
ke depan, saya berjalan menelusuri lorong bangku dan maju ke depan untuk memberikan tangan saya
kepada pengkhotbah itu. Ketika saya melakukannya, di sana ada seseorang yang sudah tua. Saat itu saya
sudah agak dewasa, saya sering takjub betapa tuanya orang itu. Saya melihatnya seakan-akan dia telah
siap-siap untuk pergi ke kuburan. Tetapi ketika saya masih kecil, masih berusia sebelas tahun, saya
beranggapan bahwa seseorang yang berusia empat puluh tahun saja kelihatannya telah siap untuk pergi ke
kuburan menurut saya. Dan orang itu jauh lebih tua. Dia telah siap untuk meninggalkan hidup ini. Dia
telah hampir selesai. Saya tidak dapat mengingatnya keculai hal yang saya ketahui saat itu, dia
kelihatannya sudah sangat tua. Akan tetapi, dia memiliki seorang saudara yang merupakan seorang
penginjil, dan dia melangkah di depan saya. Dan kami berdua berjalan ke tengah lorong bangku itu untuk
maju menemui pengkhotbah itu, dia yang pertama dan saya yang kedua. Dan dia pergi menemui
saudaranya dan saudaranya itu datang dari mimbar. Dan kedua saudara itu meletakkan lengan mereka
disekitar mereka, dan mereka menangis dan bersukacita. Dan orang tua itu, yang sangat terlihat tua bagi
saya, dia adalah saudara dari penginjil itu. Saya berdiri di sana dan dapat mendengar apa yang mereka
sampaikan. Dan saudaranya itu berkata kepada penginjil itu; dia berkata, “Saudaraku, Allah telah
memanggilku untuk berkotbah sepanjang tahun, selama hidupku. Saya merasakan hal itu ketika aku masih
muda, ketika aku masih anak-anak. Aku bergumul terhadap hal itu dan berjuang untuk menentang hal itu.
Tetapi sekarang Saudaraku,” katanya, “setelah melewati tahun-tahun ini, aku menyerah terhadap
kehendak Allah dan aku memberikan hidupku kepada Yesus untuk menjadi seorang pengkhotbah dari
Injil Kristus.” Dan saudaranya itu bersukacita. Dan dia meletakkan tangannya di bahu saudaranya itu.
Saya mengenalnya, saya telah mengenalnya, semenjak saya masih kecil. Dia adalah seorang petani yang
tinggal beberapa mil di luar kota. Dan saya melihat dia. Dia telah terbakar di bawah matahari terik.
Dibawah angin yang keras dan badai, seluruh hidupnya telah berada di tanah yang tinggi dan kering itu.
Kemudian, ketika mereka sedang bersukacita, saya mengulurkan tangan saya kepada pengkhotbah itu dan
berkata, “Allah telah memanggil saya untuk berkhotbah dan saya telah memberikan hidup saya di
hadapan umum untuk tujuan yang kudus itu pada hari ini.” Dan dia menggenggam tangan saya dan
berkata, “Allah memberkatimu nak.” Dan saya duduk.

Kemudian ada pengumuman bahwa minggu sore berikutnya, saudara pengkhotbah yang setelah
bertahun-tahun merasakan panggilan Allah di dalam hidupnya, yang telah merasakan panggilan Allah
ketika dia masih anak-anak, dan yang telah berpaling dari panggilan itu dalam tahun-tahun hidupnya, dia
akan berkhotbah pada minggu sore itu. Dan seluruh dunia liar diundang untuk mendengar khotbahnya.
Lalu, kami semua berada di sana, seluruh masyarakat yang berada di kota itu datang untuk mendengar
khotbahnya, dan kami semua berada di sana untuk mendengar khotbah pertamanya. Dan saya berada di
sana di kursi paling depan. Dan ketika dia naik ke atas mimbar dan berdiri untuk berkhotbah, saya pikir
saya dapat mendengar tulangnya berderak ketika dia berdiri. Dia berusaha untuk menyampaikan sebuah
khotbah. Akan tetapi dia merasa sukar, bagaimana untuk membacanya. Dia tidak memiliki latar belakang.
Dia tidak memiliki pendidikan. Dia tidak memiliki persiapan. Selama tahun-tahun hidupnya dia berkata
tidak kepada Allah. Ketika dia masih anak-anak dia berkata tidak. Ketika dia menjadi seorang pemuda dia
berkata tidak. ketika dia dewasa dia berkata tidak. Dan ketika dia masih memiliki kekuatan dia berkata
tidak. Dan sekarang di usia tuanya dia memutuskan untuk berkata ya, aku akan memberikan hidupku
sebagai seorang pengkhotbah. Saya tidak pernah mendengar, bahkan ketika saya masih kecil, bahwa
seseorang yang tanpa pemahaman dan tanpa pendidikan dan tanpa persiapan dapat menyampaikan
khotbah dengan baik, bahkan ketika saya masih kecil saya memiliki pemikiran tentang hal itu, saya
berpikir ketika saya duduk di sana, di bangku bagian depan dan mendengarkan dia, saya berpikir, “Itu
akan menjadi sebuah penyesalan, tanpa nilai, khotbah yang baik tanpa isi, yang pernah saya dengar dalam
hidup saya!” Dan sejauh yang saya ketahui, itu adalah satu-satunya khotbah dan merupakan khotbah yang
terakhir yang pernah disampaikan oleh orang tua itu. Dia tidak pernah mencobanya kembali.
Ada sebuah hukum yang hebat di dalam kehidupan ini. Dan hal itu diilustrasikan di sini oleh suku
Dan. Ketika Allah telah memanggil anda dan mengutus anda dan berbicara kepada anda dan Allah
berkata, “Sekarang adalah masanya dan sekarang adalah harinya dan sekarang adalah waktunya,” dan
kita berkata, “Tidak, tidak, tidak,” kemudian suatu hari ketika Allah memanggil daftar para pahlawannya,
dan Allah memateraikan orang-orang yang merupakan pelayanNya, Allah akan melewatkan anda. Dan
Dia berbicara tentang Yehuda, dan Dia berbicara tentang Lewi, dan Dia berbicara tentang Simeon dan
Isakhar dan Asyer dan Naftali dan Manasye, tetapi Dia tidak berbicara tentang Dan. Dia melewatkannya.
Masa anugerahNya telah pergi.

Saya sebenarnya memiliki bagian kedua dari khotbah saya untuk disampaikan pada malam hari ini;
tetapi saya bahkan tidak memiliki waktu untuk menyebutkannya. Hal yang sama benar ketika gulungan itu
disebutkan di dalam kemuliaan dan kita berkata “Tidak” kepada Yesus dan “Tidak” kepada Allah—ketika
gulungan itu dibacakan nama kita tidak ada di sana. Kitab Kehidupan kosong bagi kita. Oh, seandainya
anda akan melayani Allah, lakukanlah sekarang. Jika Allah telah memanggil anda, lakukanlah sekarang.
Jika Allah telah berbicara ke dalam hati anda, datanglah sekarang. Jika Allah berkata, “Inilah kehendakKu
bagimu, lakukanlah sekarang.” Jika pada hari anda mau datang. Untuk percaya kepada Yesus. Untuk
memberikan hidup anda di dalam tujuan elektifNya dan pilihan bagi anda. Untuk bergabung dengan
jemaat ini. Mari datanglah. Sebuah keluarga, atau seorang muda atau sebuah pasangan atau siapa saja,
anda dipersilahkan datang. Ketika Allah menyampaikan firman, dan berbicara kepada anda serta
memanggil anda sekarang. Buatlah keputusan itu sekarang. Ketika kita berdiri dan menyanyikan lagu
undangan kita.

Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM

Tidak ada komentar:

SURAT PILATUS KEPADA KAISAR TIBERIUS

Ternyata selama masa pemerintahannya sebagai Gubernur Yudea, Pontius Pilatus pernah menulis sebuah surat kepada Kaisar Tiberius di Roma melaporkan mengenai aktivitas dari pelayanan Yesus. Surat ini ditulisnya pada tahun 32 AD. Berikut adalah isi suratnya : Kepada Yang Mulia Kaisar Tiberius ... Seorang anak muda telah muncul di Galilea dan atas nama Elohim yang mengutusnya, Dia telah berkhotbah dalam sebuah hukum yang baru, dengan perilaku yang rendah hati. Pada mulanya saya mengira tujuan-Nya adalah untuk menimbulkan gerakan revolusi rakyat untuk melawan pemerintahan Roma. Dugaan saya keliru, Yesus Orang Nazaret itu ternyata bergaul lebih akrab dengan orang Romawi daripada dengan orang Yahudi. Suatu hari saya memperhatikan, ada seorang anak muda di antara sekelompok orang, sedang bersandar pada sebatang pohon dan berbicara dengan tenang kepada kumpulan orang banyak yang mengelilingi-Nya. Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa itulah Yesus. Terdapat perbedaan yang jelas antara Dia dan orang-orang yang mengelilingi-Nya. Dari rambut dan janggutnya yang pirang, Ia kelihatan seperti "Tuhan" (Lord). Ia berumur sekitar 30 tahun, dan saya belum pernah melihat orang dengan wajah sedemikian simpatik dan menyenangkan seperti Dia. Apa yang membuat Ia kelihatan begitu berbeda dengan orang-orang yang sedang mendengarkan-Nya adalah pada wajah-Nya yang ceria. Karena saya tidak ingin mengganggu-Nya, saya meneruskan perjalanan saya, tetapi saya menyuruh sekretaris saya untuk bergabung dengan mereka dan turut mendengarkan pengajaran-Nya. Kemudian sekretaris saya melaporkan bahwa belum pernah ia membaca karya-karya ahli filsafat manapun yang dapat disejajarkan dengan ajaran Orang itu, dan bahwa Orang itu (Yesus) sama sekali tidak membawa orang ke jalan yang sesat, dan tidak pula menjadi penghasut. Oleh karena itulah kami memutuskan untuk membiarkan-Nya. Ia bebas untuk melakukan kegiatan-Nya berbicara dan mengumpulkan orang. Kebebasan yang tidak terbatas ini menggusarkan orang-orang Yahudi dan menimbulkan kemarahan mereka. Ia tidak menyusahkan orang miskin, tetapi merangsang kemarahan orang-orang kaya dan para tokoh masyarakat. Kemudian saya menulis surat kepada Yesus, meminta Ia untuk diwawancarai dalam suatu pertemuan. Ia datang. Pada saat Orang Nazaret itu tiba, saya sedang melakukan jalan pagi. Dan ketika saya memperhatikan-Nya, saya begitu tertegun. Kedua kaki saya serasa dibelenggu oleh rantai besi yang terikat pada lantai batu pualam. Seluruh tubuh saya gemetar bagaikan seorang yang bersalah berat. Namun Ia tenang saja. Tanpa beranjak, saya begitu terpukau dengan orang yang luarbiasa ini beberapa saat. Tidak ada yang tidak menyenangkan pada penampilan atau perilaku-Nya. Selama kehadiran-Nya saya menaruh hormat dan respek yang mendalam pada diri-Nya. Saya katakan kepada-Nya bahwa pada diri dan kepribadian-Nya terdapat sesuatu yang memancar dan menunjukkan kesederhanaan yang memukau, yang menempatkan Ia di atas para ahli filsafat dan cendekiawan masa kini. Ia meninggalkan kesan yang mendalam pada kami semua karena sikap-Nya yang simpatik, sederhana, rendah hati, dan penuh kasih. Saya telah meluangkan banyak waktu untuk mengamati aktivitas pelayanan menyangkut Yesus dari Nazaret ini. Pendapat saya adalah : Seseorang yang mampu mengubah air menjadi anggur, menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan menenangkan gelombang laut, tidak bersalah sebagai pelaku perbuatan kriminal sebagaimana dituduhkan oleh orang banyak. Kami harus mengakui bahwa sesungguhnya Ia adalah Putra Elohim. Pelayan anda yang setia, Pontius Pilatus. Surat di atas tersimpan di Perpustakaan Kepausan di Vatikan, dan salinannya mungkin dapat diperoleh di Perpustakaan Kongres Amerika. Dari surat di atas, tahulah kita mengapa Pilatus "tidak berani" menjatuhkan vonis hukuman mati atas Yesus (Matius 27:24, Yohanes 18 : 31-40 dan 19 : 4,6 - 16)

PEREMPUAN ITU KU PANGGIL MAMA

Perempuan itu ku panggil Mama Yang setiap malam selalu terjaga saat hati sibuah hatinya sedang gelisah... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu sibuk di subuh hari untuk menyiapkan sarapan dan keperluan sibuah hatinya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengajariku untuk menjadi bijaksana,... Yang selalu mengajariku untuk selalu dekat dengan Sang Khalik... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu turut merasakan kesusahanku,.. Yang selalu barusaha memenuhi kebutuhanku... Perempuan itu ku panggil Mama Yang selalu mengkhawatirkan keadaanku saat ku jauh,.. Yang selalu menanyaiku dengan penuh kasih saat ku murung... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat penyakit itu bersarang ditubuhnya dan kubisikan: mama izinkan aku untuk merawatmu dan menjagaimu... Perempuan itu ku panggil Mama Yang yang terbaring lamah di pembaringan... Perempuan itu ku panggil Mama Yang dengan lemah berusaha duduk di pembaringan dan mengatakan pesan terakhirnya kepadaku: "RIS MARI BERBAGI DENGAN MAMA DALAM HIDUPMU"... Perempuan itu ku panggil Mama Yang di saat-saat terakhir hidupnya masih memintaku untuk bernyanyi memuju Sang Khalik serta bertelut dan berdoa untuknya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang malam itu tarikan napasnya semakin berat.... Perempuan itu ku panggil mama Yang saat itu kubertelut di kakinya sambil memanjatkan doa: TUHAN KUMOHON KEBESARAN KASIHMU DAN MUJIZATMU UNTUK KESEMBUHAN DAN MEMBERI PANJANG UMUR BAGI MAMAKU TERCINTA... Perempuan itu ku panggil Mama Yang disaat-saat terakhir hidupnya ku bersujud di kakinya sambil menangis dan memeohon ampun atas semua dosa dan kesalahan yang pernah kubuat selama hidupku bersamanya... Perempuan itu ku panggil Mama Yang mengatakan kepadaku: RIS MAMA CAPEK DAN MAMA INGIN ISTIRAHAT... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kubisikan: MAMA, KALAU MAMA CAPEK BERISTIRAHATLAH MAMA......... Perempuan itu ku panggil Mama Yang saat detik - detik terakhir tarikan napasnya, aku masih tetap besujud di kakinya sambil meneteskan air mataku ke kakinya sambil berkata: MAMAKU, TOLONG RASAKAN BETAPA AKU SANGAT MENYAYANGI MAMA LEWAT HANGATNYA AIR MATAKU YANG MENETES DI KAKI MAMA INI... Perempuan itu ku panggil Mama Yang kasih sayangku kepadanya dikalahkan oleh kasih sayang Sang khalik kepada mamaku, sehingga saat itu juga mamaku menghembuskan napasnya yang terakhir untuk pergi menghadap Sang Khalik, untuk pergi meninggalkan kami selamanya dan untuk mengakhiri segala penderitaan hidupnya di dunia ini... Perempuan itu ku panggil Mama yang disaat tubuhnya terbujur kaku dan dingin, kucium mamaku sambil berbisik: MAMAKU TERSAYANG, KASIH SAYANG MAMA KEPADAKU AKAN TETAP MENJADI BINTANG DI DALAM HATIKU YANG AKAN TETAP BERSINAR DAN SINAR KASIH SAYANG ITU AKAN TETAP KUPANCARKAN KEPADA SEMUA ADIK - ADIKU, SAUDARA - SAUDARAKU, DAN SEMUA ORANG YANG BERADA DI SEKITARKU AGAR MEREKA TAHU BAHWA MAMAKU ADALAH FIGUR YANG TERBAIK DAN YANG TELAH MENDIDIKKU MENJADI MANUSIA YANG BIJAKSANA... Perempuan itu ku panggil Mama yang selalu menyebut namaku di dalam setiap doanya Perempuan itu kupanggil Mama Yang kini menetap disurga bersama Sang Khalik yang mengasihinya... TERIMA KASIH MAMAKU TERCINTA, ATAS SEMUA KEHIDUPAN YANG INDAH, YANG TELAH KAU HADIRKAN SELAMA ENGKAU BERSAMAKU DI DUNIA INI........ LIWAT HEMBUSAN NAPASKU SERTA DOAKU, KU TITIPKAN CIUM YANG PALING MANIS UNTUK MAMA DI SURGA SANA....... (Untuk mengenang mamaku yang meninggal tanggal 5 Mei 2009 di Ambon) Anakmu Richard Sahetapy yang Kau panggil RIS

SENG ADA MAMA LAI

SU SENG ADA MAMA LAI PAR BIKING COLO - COLO SU SENG ADA MAMA LAI PAR TUANG PAPEDA DI SEMPE SU SENG ADA MAMA LAI PAR ATOR MAKAN DI MEJA MAKAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR CUCI BETA PUNG PAKIAN SU SENG ADA MAMA LAI PAR DENGAR BETA PUNG SUSAH SU SENG ADA MAMA LAI PAR JAGA BETA WAKTU SAKIT MAMAE.... PAR APA LAI BETA PULANG KA RUMAH TUA KALO MAMA SU SENG ADA PAR LIA BETA PAR APALAI BETA DUDU DI MEJA MAKAN KALO MAMA PUNG TAMPA GARAM SU SENG ADA PAR SAPA LAI BETA MAU MANYANYI KALO MAMA SU SENG ADA PAR DENGAR... SIOOO MAMA E.... MAMA SU JAUH DARI BETA DENG BASUDARA MAMA SU TENANG DI TETEMANIS PUNG PANGKO TAPI MAMA PUNG PASANG DENG MAMA PUNG DOA TETAP JADI BINTANG YANG BERSINAR DI BETA PUNG HATI SELAMA HIDOP DI DUNIA. JUST FOR MY LOVE MAMA

Glitter Text
Make your own Glitter Graphics

Yesus Manis